Apr 16, 2023 18:53 Asia/Jakarta
  • Perbatasan Afghanistan dan Pakistan
    Perbatasan Afghanistan dan Pakistan

Pakistan sebagai sekutu dekat Amerika dan NATO selama empat dekade lalu, khususnya setelah intervensi militer Uni Soviet di Afghanistan (27/12/1979 hingga 15/2/1989) memainkan peran signifikan di berbagai peristiwa di Afghanistan.

Karena habitat sebagian masyarakat Pashtun yang memiliki kedekatan dengan Pashtun Afganistan, dan juga sebagai negara Islam dan Sunni, Pakistan mencoba mempengaruhi peristiwa Afganistan dengan menggunakan faktor agama dan memperkuat ekstremisme dengan menggunakan militer dan alat keamanan dan penyelundupan.

Setelah insiden 11 September dan tudingan terhadap Pakistan terkait partisipasi negar ini di insiden teroris dan potensi serangan kaolisi anti-terorisme ke Pakistan, Islamabad memutuskan untuk berpartisipasi dalam perang melawan terorisme yang dipimpin Amerika Serikat. Faktanya, Pakistan berpikir akan permainan win-win di hubungan Islamabad-Washington. Dan menurut beberapa kalangan di Islamabad, jika negara ini tidak merevisi pandangannya tentang Taliban, Islamabad mungkin akan menghadapi permainan zero-sum (Zero-sum game), yang hasilnya pasti akan merugikan Pakistan.

Jelas bagi pemerintah Amerika bahwa tanpa kerja sama dengan Pakistan, setiap operasi melawan teroris di Afghanistan hampir tidak akan efektif; Alasannya adalah bahwa sekolah-sekolah agama ekstremis di negara ini memainkan peran penting dalam menumbuhkan ide-ide ekstremis dan akar-akar Taliban. Dari sudut pandang think tank Amerika seperti think tank Brookings, wilayah kesukuan Pakistan dianggap sebagai tempat berlindung yang aman bagi teroris dan kekuatan ekstremis, mereka memiliki hubungan yang erat dan telah menjadi pusat pemdidikan dan pelatihan bagi teroris, dan terakhir, Pakistan memiliki hubungan dengan Taliban. Terlepas dari hubungan dan komplikasi seperti itu, Pakistan menjadi sangat penting dalam strategi Amerika untuk perang melawan terorisme.

Dengan keluarnya Amerika dan NATO dari Afghanistan, Pakistan akan tampil sebagai salah satu pendiri dan pendukung utama Taliban di kelompok negara-negara di kawasan itu, dengan cara yang ampuh dan sebagai aktor utama. Dengan kata lain, dengan penarikan Amerika Serikat dari Afghanistan, pendekatan Pakistan ke Afghanistan yang terkurung daratan dan sejauh mana pengaruh Islamabad terhadap Taliban, Pakistan disajikan sebagai saluran diplomatik terpenting antara rezim Taliban dan komunitas internasional.

Sebagai sekutu penting AS di kawasan itu, pemerintah Pakistan telah menjalin kerja sama penting dengan pemerintah Cina di bidang proyek Jalur Sutra baru "Satu Sabuk - Satu Jalan", dan dengan populasi 220 juta dan senjata nuklir, itu adalah salah satu pemain penting di Afghanistan. Mempertimbangkan konfrontasi dan perbedaan yang telah berlangsung lama antara Pakistan dan India, terutama mengenai Kashmir, dan dalam beberapa tahun terakhir, hubungan dekat negara ini dengan Cina di wilayah Jalur Sutra Baru, dan tantangan ekonomi dan geopolitik Cina dan Amerika Serikat, dan kepekaan dan perhatian ke Pakistan dari sisi ini oleh kedua pemerintah dan pemerintah India, peristiwa Afghanistan dan masa depannya merupakan langkah penting bagi pemerintah Pakistan dalam permainan yang rumit ini. Dalam hal ini, kelompok politik, militer dan keamanan Pakistan berusaha memanfaatkan secara maksimal perkembangan baru di Afghanistan dengan menggunakan hubungan dekat dengan kelompok Pashtun dan Taliban.

Imran Khan, perdana menteri Pakistan saat itu  pada September 2022 menyambut kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan di Afghanistan, dan mengatakan bahwa rakyat Afghanistan berhasil mematahkan belenggu perbudakan. Sejumlah menteri, veteran jenderal yang dekat dengan komando tinggi militer serta partai utama Islam di Pakistan dengan terang-terangan menyambut kemenangan Taliban di Afghanistan sebagai sebuah kemenangan bagi dunia Islam. Para pemimpin Pakistan meyakini bahwa pemerintahan Taliban akan meningkatkan pengaruh Islamabad di Afghanistan serta menghancurkan pengaruh India di Kabul yang menurut mereka semakin kuat di pemerintahan Hamid Karzai dan Ashraf Ghani serta merugikan Pakistan.

Pir Mohammad Mollazehi, pengamat Asia Barat dan Anak Benua India meyakini bahwa kemajuan kilat Tailban di tahun 2022 telah direncanakan oleh dinas keamanan Pakistan. Ada banyak kesamaan antara operasi Taliban dan kemajuan cepatnya di tahun 2022 dengan operasi serupa milisi ini di dekade 90-an. Saat itu, Pakistan terang-terangan membuat rencana bagi Taliban. Tak ada keraguan bahwa sejauh Taliban mendapatkan kekuasaan di Kabul, mereka akan melayani kepentingan Pakistan dan akan merugikan India. Karena India memiliki posisi yang baik di Afghanistan, New Delhi telah merealisasikan proyek, membangun jalan, bendungan, bangunan, dan infrastruktur untuk Afghanistan, dan jika kita mempertimbangkan hubungan India-Pakistan, dengan kehadiran Taliban yang berkuasa, India tidak dapat lagi mempertahankan posisi dan Pakistan akan memenangkan perang ini.

Dengan kata lain, dengan meningkatnya kekuatan Taliban di Afghanistan, posisi pemerintah Pakistan sebagai pendukung lama dan sekutu kelompok ini akan diperkuat terhadap India, termasuk dalam konteks perselisihan kedua negara atas Kashmir, dan upaya India untuk membangun hubungan strategis yang lebih baik dengan Afghanistan dan hubungan dengan Asia Tengah melalui jalur darat Afghanistan akan mengalami kerusakan serius.

Harus diperhatikan bahwa Pakistan adalah pendukung utama dan 100 persen Taliban, tapi juga tidak seratus persen berminat kembalinya Imarah Islami. Hal ini berkaitan dengan kondisi rumit politik dan sosial di Afghanistan dan Pakistan, khususnya di wilayah kedua pihak di perbatasan Durand. Ahli strategi Pakistan memahami bahwa setelah penarikan dan kekalahan Amerika di Afghanistan, jika Taliban mengambil alih seluruh Afghanistan, maka Taliban akan menjadi tak terbendung. Dari sudut pandang Islamabad, dalam situasi asumsi seperti itu, Taliban, sebagai kelompok bersenjata dan ekstremis Pashtun, tidak akan sepenuhnya mematuhi Pakistan, dan dengan tumbuhnya gagasan Pashtun, terutama dalam "Gerakan Pelestarian Pashtun" di sisi lain, dari Garis Durand, masalah Pashtunistan dan sengketa Garis Durand akan dihidupkan kembali.

Dari sudut pandang lain, juga dalam kasus kekalahan Taliban dan mendapatkan kekuatan Front Utara Afghanistan, masalah yang sama tentang konflik Garis Durand dan balas dendam atas intervensi Pakistan dan penciptaan krisis di Afghanistan akan diangkat lagi. Dengan perbedaan bahwa kelompok Taliban mendukung Pakistan melawan India. Sebaliknya, pemerintah Afghanistan dan Front Utara secara politis condong ke arah pemerintah India. Juga, pemerintah Taliban di Afghanistan dapat memperkuat kelompok-kelompok militan di dalam Pakistan.

Islamabad khususnya harus berhati-hati terhadap militan Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP), kelompok teroris dan terdiri dari kelompok sektarian yang berencana menggulingkan pemerintah Pakistan dari wilayahnya sepanjang garis perbatasan Afghanistan. TTP melancarkan berbagai operasi yang menarget kepentingan Cina di Pakistan. Dalam pandangan Islamabad, TTP memiliki hubungan ideologis dan operasional dengan Taliban Afghanistan, tapi tidak jelas apakah Taliban Afghanistan akan memberi janji yang dapat dipercaya untuk mengedalikan TTP, dan seberapa jauh milisi ini mampu melaksanakan janjinya ?

 

Tags