May 01, 2023 18:49 Asia/Jakarta
  • Israel dan terorisme
    Israel dan terorisme

Istilah terorisme negara merupakan istilah yang kontroversial. Di dunia sekarang ini, tidak ada definisi yang tepat tentang terorisme di PBB yang disepakati oleh semua negara anggota.

Padahal, terorisme negara adalah istilah yang mengacu pada tindakan teror oleh pemerintah di negara lain. Pada tingkat yang lebih luas, terorisme negara direncanakan dan dilakukan melalui pelaksanaan atau partisipasi dalam operasi teroris atau mendukung operasi militer untuk melemahkan, memperlemah dan menumbangkan pemerintah target atau seluruh badan pemerintahan negara sasaran. Dari segi sejarah, akar istilah ini kembali ke dua negara Yunani dan Prancis, karena kedua pemerintah ini menggunakan kekerasan untuk menstabilkan fondasi pemerintahan dan pemerintahannya.

Sebelum Perang Dunia II, cara ini digunakan oleh rezim Nazi di Jerman dan pemerintahan Stalin di Uni Soviet. Namun setelah berdirinya rezim Zionis pada tahun 1948, metode ini menjadi lebih jelas dan istilah terorisme negara memasuki literatur politik dan internasional. Pada abad ke-20 dan ke-21, penggunaan istilah teror dan terorisme telah meningkat lebih dari abad-abad sebelumnya, dan penyebabnya adalah terjadinya bentrokan kekerasan antara berbagai kelompok di suatu negara atau melakukan operasi subversif di wilayah negara asing oleh seseorang atau kelompok atau negara asing.

Iran salah satu korban terorisme negara rezim Zionis

Menurut beberapa pengamat internasional, pemerintah tidak dapat melakukan tindakan teroris di dalam yurisdiksi domestiknya. Sementara beberapa peneliti mengatakan bahwa pemerintah tidak dapat atau tidak boleh dianggap sebagai teroris. Dalam sikap dan jawaban atas keraguan kedua kategori ini, pembahasannya patut untuk direnungkan.

Saat ini, pandangan umum dari banyak ahli teori terorisme tentang masalah ini adalah bahwa terorisme dapat dilekatkan pada pemerintah. Dalam jajak pendapat tentang apakah tindakan yang dilakukan secara langsung oleh mereka yang berkuasa dapat dilabeli sebagai teror atau terorisme, 86 persen peserta menjawab ya. Terorisme negara terbentuk ketika beberapa pemerintah mulai mengatur metode teroris ini untuk mencapai tujuan politiknya dan secara fisik menghilangkan kekuatan oposisi mereka melalui pembentukan dan penerapan jaringan intelijen-keamanan.

Menurut definisi Ruth Blakeley, profesor hubungan internasional di University of Kent, Inggris, terorisme negara mencakup empat elemen kunci. Berdasarkan unsur pertama, harus ada tindakan kesengajaan dan kekerasan terhadap orang-orang yang wajib dilindungi oleh pemerintah. Ciri unsur kedua adalah bahwa perbuatan yang dilakukan harus dilakukan oleh aparat pemerintah atau aparat yang terkait dengan pemerintah, yang meliputi milisi dan aparat keamanan swasta. Menurut definisi Blakley, ciri ketiga adalah bahwa tindakan atau ancaman kekerasan dilakukan untuk menimbulkan rasa takut yang ekstrim pada beberapa target yang mengenal korban. Fitur terakhir adalah penonton dipaksa untuk mengubah beberapa perilaku mereka.

Pasca pembentukan rezim Israel di wilayah pendudukan Palestina, rezim palsu ini telah menetapkan terorisme negara sebagai salah satu strateginya dalam menghadapi musuh-musuhnya. Dalam sebuah artikel pada 22 Juni 2022, Foreign Policy menyelidiki pendekatan rezim Zionis ini dalam membunuh ilmuwan dan pejabat muqawama. Danielle Pletka, anggota senior di think tank American Enterprise,di artikel ini menulis, "Pada tanggal 11 September 1962, ilmuwan rudal Jerman Heinz Krug menghilang dari kantornya di Munich dan tidak pernah terlihat lagi. Krug seperti beberapa veteran lain bekerja di program misil Jerman untuk pemerintahan mantan pemimpin Mesir Gamal Abdel Nasser, negara yang telah berperang dua kali dengan rezim Israel sebelum penculikan ini."

Aksi teror rezim Zionis

Pletka melanjutkan dengan menyatakan, "Teror telah lama menjadi alat vital dalam gudang senjata Israel. Sama seperti Israel yang muncul pada tahun 1948, negosiator PBB Count Folke Bernadotte dibunuh oleh anggota kelompok Lehi. Geng teroris ini termasuk Yitzhak Shamir, yang kemudian menjadi perdana menteri rezim Zionis. Shamir berpartisipasi dalam operasi "Damocles". Operasi "Damocles" adalah operasi rahasia organisasi Mossad rezim Israel yang menargetkan ilmuwan dan teknisi Jerman pada tahun 1962. Termasuk ilmuwan seperti Heinz Krug, yang dulunya mengikuti program rudal Jerman."

Danielle Pletka juga mengklarifikasi dalam artikel ini bahwa menarget pucuk pimpinan musuh bukan semata-mata taktis. Dari sudut pandang rezim Israel, ini adalah tindakan yang strategis dan logis. Bahkan, terorisme negara telah menjadi bagian dari pilar rezim apartheid zionis. Orang-orang Palestina telah terpapar terorisme negara dari rezim Zionis lebih dari yang lain. Pembunuhan Fathi Shaqaqi, pendiri Jihad Islam Palestina, pada bulan Oktober 1995 sangat merusak bagi organisasi ini, dan beberapa bulan setelah pembunuhan itu, pejabat Hamas Yahya Ayyash dibunuh dalam operasi rumit Israel lainnya.

Terorisme negara harus dikaji dari dua sisi, dalam dan internasional. Terorisme negara dalam negeri atua internal yang dilakukan langsung oleh aktor negara dianggap sebagai bentuk terorisme yang paling mematikan. Dengan demikian, pemerintah memimpin dan mengarahkan terorisme jenis ini melalui implementasi kebijakan pemerintah dan dengan tujuan untuk menciptakan teror di kalangan warga sehingga warga terpaksa tunduk dan patuh terhadap tuntutan pemerintah.

Terorisme negara internasional mengacu pada tindakan kekerasan dan intervensionis suatu negara di dalam wilayah negara lain. Dengan kata lain, dukungan langsung atau tidak langsung dari pemerintah kepada kelompok teroris adalah terorisme internasional. Baik dalam bentuk pembiayaan maupun penyediaan tempat tinggal, baik dalam bentuk pembinaan anggotanya. Dalam hal ini, dukungan AS terhadap kelompok teroris Daesh (ISIS) di Irak, Suriah, dan Afghanistan dapat dimasukkan ke dalam kategori ini.

Rezim Zionis Israel merupakan contoh nyata dari terorisme negara di dua kategori, dalam dan internasional. Rezim ilegal ini melakukan teroris terorganisir terhadap unsur dan kekuatan ani-penjajah, dan bahkan terhadap Yahudi yang menentang rezim ini di bumi Palestina pendudukan. Lebih jelasnya, Israel memanfaatkan teror sebagai sebuah metode penumpasan. Rezim ini dengan mengorganisir individu, mereka melatihnya untuk melancarkan aksi teror di negara-negara lain, dan mendukungnya dari sisi finansial dan diplomatik. Rezim Zionis mulai condong menggunakan metode ini karena lemah dan tidak mampu menghadapi secara langsung kubu yang menentanganya.

 

 

Tags