Mar 05, 2016 15:19 Asia/Jakarta

Hari ini, Kamis tanggal 3 Maret 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 23 Jumadil Awal 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 13 Isfand 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.

Syah Abbas Safawi Wafat

399 tahun yang lalu, tanggal 23 Jumadil Awal 1038 Hs, Raja Abbas Safawi meninggal dunia dalam usia 59 tahun dan dimakamkan di kota Qom.

Syah Abbas Safawi merupakan raja paling terkenal dari Dinasti Safawi. Hal itu dikarenakan di periodenya, Syah Abbas Safawi memberikan perhatian lebih kepada ilmuwan, ulam dan seniman.

Banyak mega proyek yang dibangun di masanya seperti Masjid Emam dan bundaran Naghshe Jahan, membuat terowongan di Kouhrang Isfahan untuk mengalirkan air dari sungai Karoun ke Zayandeh, mendirikan pusat perdagangan sutra, membangun jalan bagi karavan yang berdagang sutra dari lewat Isfahan dan menciptakan mata uang baru yang dipergunakan di seluruh negeri.

Sekalipun demikian, Raja Abbas Safawi dikenal sebagai penguasa yang bengis dan telah banyak membunuh rakyatnya sendiri.

Perjanjian Paris Antara Iran-Inggris, Afghanistan Terpisah dari Iran

159 tahun yang lalu, tanggal 13 Isfand 1235 Hs, Iran dan Inggris menandatangani perjanjian Paris yang isinya Afghanistan terpisah dari Iran.

Setelah pasukan Naseeruddin Shah Qajar menguasai kota Herat, pemerintah Inggris yang tampaknya tidak setuju dengan masalah ini, mengumumkan perang terhadap Iran dan berhasil menguasai pulau Khark dan Bushehr. Perang antara Iran dan Inggris akhirnya dimenangkan Inggris dan pasukan Iran menelan kekalahan.

Pasca kekalahan ini, Iran terpaksa berunding dengan Inggris untuk berdamai dan pada tanggal 13 Isfand 1235 Hs (4 Maret 1857) ditandatangani perjanjian Paris di Perancis antara Iran dan Inggris. Berdasarkan perjanjian ini, pemerintah Iran berjanji untuk meninggalkan seluruh daerah Afghanistan dan tidak akan mengklaim soal pemerintahan di Herat dan seluruh Afghanistan. Sementara pihak Inggris bersedia untuk menarik seluruh pasukannya dari Iran dan membebaskan seluruh tawanan perang Iran.

Perjanjian ini membuat Iran sudah tidak punya kekuatan untuk mengintervensi Afghanistan, sekaligus memperbesar pengaruh Inggris di kerajaan Iran. Dengan demikian, Herat secara keseluruhan terpisah dari Iran dan Afghanistan menjadi negara sendiri.

Perjanjian Paris merupakan kerugian terbesar yang diderita Iran baik dari aspek independensi politik dan ekonomi dan teritorial Iran menjadi semakin sempit dari sebelumnya.

Perjanjian San Stefano Ditandatangani

 

138 tahun yang lalu, tanggal 3 Maret tahun 1878, ditandatanganilah perjanjian San Stefano antara imperium Utsmani dan Rusia.

Perjanjian ini sekaligus mengakhiri perang terakhir antara Rusia dan Turki yang berlangsung sejak tahun 1877. Perang itu terjadi ketika Rusia dan sekutunya Serbia berniat untuk menolong Bosnia, Herzegovina, dan Bulgaria dalam usaha mereka memerdekakan diri dari kekuasaan Turki.

 

Tentara Rusia menyerang Turki melalui Bulgaria dan berhasil masuk hingga ke kota Adrianople pada bulan January 1878. Akhirnya, pada bulan Maret 1878, Tuki dan Russia menandatangani perjanjian San Stefano yang berisi pembebasan Romania, Serbia, and Montenegro serta memberikan otonomi kepada Bosnia and Herzegovina. Selain itu, Bulgaria diserahkan di bawah pengawasan Rusia.

Ayatullah Mirza Mohammad Feiz Qommi Wafat

65 tahun yang lalu, tanggal 13 Isfand 1329 Hs, Ayatullah Mirza Mohammad Feiz Qommi meninggal dunia dalam usia 75 tahun saat melaksanakan shalat dan dimakamkan di komplek Makam Suci Sayidah Fathimah Maksumah as di Qom.

Mirza Mohammad Feiz Qommi merupakan cucu dari Mulla Mohsen Feiz Kashani dan lahir pada 1254 Hs di kota Qom. Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat pengantar hingga menengah di Qom, beliau pergi ke Tehran untuk menyempurnakan pendidikannya. Selama di Tehran beliau belajar kepada guru-guru besar seperti Ayatullah Mirza Hassan Ashtiyani, Mirza Mahmoud Qommi dan Sheikh Ali Rashti.

Merasa perlu menambah keilmuwannya, Ayatullah Mirza Mohammad Feiz pergi ke Najaf al-Asyraf pada usia 24 tahun dan belajar kepada Sayid Mohammad Kazem Yazdi Thabathabai, Akhond Mulla Kazem Khorasani dan Sheikh Isfahani. Setelah mendapat ijazah ijtihad dari ulama Najaf, beliau pergi ke Samarra untuk lebih mendalami pemikiran Ayatullah Mirza Mohammad Taqi Shirazi. Tidak berapa lama belajar, beliau menjadi murid terbaik, sehingga dalam beberapa pendapat dimana gurunya berhati-hati meminta para mukallidnya merujuk kepada Ayatullah Feiz Qommi.

Setelah itu Ayatullah Feiz Qommi kembali ke kota Qom dan merenovasi madrasah Feizieh. Beliau juga berperan besar mengajak Ayatullah Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi untuk membangun Hauzah Ilmiah Qom. Selama hidupnya beliau meninggalkan banyak karya tulis seperti al-Feidh, Manasik Haj, catatan pinggri al-Urwah al-Wutsqa, catatan pinggir Wasilah an-Najahy dan lain-lain.