Lintasan Sejarah 17 April 2017
Hari ini, Senin tanggal 17 April 2017 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 19 Rajab 1438 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 28 Farvardin 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Perang Tabuk Antara Muslimin dan Romawi
1429 tahun yang lalu, tanggal 19 Rajab 9 HQ, terjadi perang Tabuk antara Muslimin dengan Romawi.
Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang terjadi di masa Rasulullah Saw. Penyebab terjadinya perang Tabuk bermula dari para pedagang Syam yang mengabarkan kepada Rasulullah Saw bahwa Romawi mempersiapkan pasukan untuk menyerang Madinah. Rasulullah langsung memerintahkan umat Islam baik yang tinggal jauh dari Madinah atau di dalam kota untuk bersiap-siap berperang.
Sekalipun jarak yang harus ditempuh jauh, udara yang begitu panas dan tepat di masa panen, kebanyakan umat Islam tetap mempersiapkan dirinya untuk berperang. Tapi ada sekelompok orang munafik di Madinah menyampaikan kepada Rasulullah Saw pelbagai alasan agar tidak ikut dalam perang ini. Tidak itu saja, mereka juga berusaha mencegah orang lain untuk ikut perang. Nabi Muhammad Saw tahu hakikat yang sebenarnya. Oleh karenanya, beliau memerintahkan Imam Ali as untuk tetap berada di Madinah dan beliau ikut dalam perang ini.
Akhirnya pasukan Muslimin yang berjumlah 30 ribu pada 19 Rajab 9 Hijriah tiba di medan perang, tapi mereka tidak menemukan tanda-tanda keberadaan pasukan Romawi. Dalam peristiwa ini, sekalipun tidak terjadi perang, yang terjadi adalah kehormatan Islam tetap terjaga dan umat Islam terbukti siap berkorban untuk menghadapi pasukan kufur. Perang Tabuk ini juga disebut perang Fadhihah yang berarti terungkap. Karena sebagian orang yang menunjukkan dirinya muslim ternyata mereka adalah orang munafik.
Abu Alwalid Sulaiman bin Khalf Maliki
964 tahun yang lalu, tanggal 19 Rajab 474 HQ, Abu Alwalid Sulaiman bin Khalf Maliki, seorang ahli fiqih Andalusia, meninggal dunia.
Selain menguasai bidang fiqih, Abu Alwalid adalah seorang penghafal dan penafsir Quran, sastrawan, dan penyair.
Abu Alwalid pada awalnya mengajar agama dan menyebarkan hadis Nabi Muhammad Saw di Andalusia, kemudian di Mekah dan di Baghdad. Karya-karya yang ditinggalkan oleh Abu Alwalid di antaranya buku berjudul "Tafsir Quran", "An-Nasikh wal Mansukh", dan "Al-Isyarah".
Suriah Merdeka
71 tahun yang lalu, tanggal 17 April tahun 1946, Suriah meraih kemerdekaannya.
Suriah di masa lalu, bersama bebbearapa wilayah di sekelilingnya, disebut dengan nama Syam dan berda di bawah kekuasaan Yunani, Mesir, dan Romawi. Sejak abad ke-7, Islam masuk Syam dan wilayah ini kemudian menjadi pusat pemerintahan Dinasti Umawiyah. Sejak abad ke-16, Suriah dikuasai oleh Imperium Ottoman. Setelah Perang Dunia Pertama dan keruntuhan Imperium Ottoman, Suriah dijadikan daerah koloni Perancis.
Sejak tahun 1941, pada era Perang Dunia Kedua, Suriah jatuh di bawah pendudukan Perancis dan Inggris. Perjuangan kemerdekaan Suriah mencapai hasilnya ketika pada tahun 1946, seluruh pasukan asing ditarik keluar dari wilayah Suriah.
Mohammad Amin Mukri, Penyair Kurdi Wafat
31 tahun yang lalu, tanggal 28 Farvardin 1365 HS, Mohammad Amin Mukri, penyair Kurdi meninggal dunia diusia 65 tahun.
Mohammad Amin Shaikholislami Mukri, lahir pada tahun 1300 HS di sebuah desa di Iran bagian Barat. Di masa pendidikannya, ia bertemu dengan penyair besar Kurdi, Abdurrahman Sharafkandi dan kemudian keduan menjadi akrab dan pertemanan ini berlanjut hingga akhir hayatnya.
Shaikholislami Mukri menjadi anggota dewan penulis harian Nishmatan pada usia 21 tahun. Surat kabar Nishmatan melakukan aktivitas bawah tanahnya melawan rezim Shah Pahlevi dan berusaha membongkar penyelewengan dan pengkhianatan rezim ini.
Penulis dan sastrawan Kurdi ini meninggal banyak karya seperti surat perpisahan dalam bentuk puisi dan prosa.
Abdul Aziz Rantisi gugur syahid
13 tahun yang lalu, tanggal 17 April 2004, helikopter Rezim Zionis menembaki kendaraan yang dipakai oleh Dr. Abdul Aziz Rantisi, pejuang terkenal Palestina dan pemimpin Hamas. Beliau gugur syahid dalam peristiwa ini.
Rantisi telah dipilih sebagai pemimpin Hamas kurang dari sebulan sebelum Syeikh Ahmad Yasin, mantan pemimpin Hamas diteror.
Rantisi dilahirkan pada tahun 1947 di kota Yafa Palestina. Kecerdaannya menyebabkan beliau berhasil menamatkan pelajaran dalam bidang kedokteran di Universitas Iskandariah pada tahun 1967. Doktor Rantisi sejak usia muda telah melakukan perjuangan melawan Zionis dan akibatnya dia berkali-kali dipenjara. Selepas pembentukkan gerakan Hamas, beliau bergabung dengan kelompok ini dan pada akhirnya menjadi pemimpinnya.
Pada hari ini tahun 2004 beliau gugur syahid setelah diteror oleh antek-antek Rezim Zionis.