Lintasan Sejarah 19 April 2017
Hari ini, Rabu tanggal 19 April 2017 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 21 Rajab 1438 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 30 Farvardin 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Ibn Abi Al-Hadid meninggal dunia
782 tahun yang lalu, tanggal 21 Rajab 656 HQ, Ibn Abi Al-Hadid, seorang pemikir dan penulis muslim terkemuka meninggal dunia pada usia 70 tahun.
Pada saat Moghul menyerang Baghdad, ia ditawan, namun oleh beberapa pembesar saat itu ia diselamatkan dari maut.
Karya terkenal Ibn Abi Al-Hadid yaitu, "Syarah Nahjul Balaghah" yang merupakan penjelasan dari kumpulan perkataan Imam Ali as. Dalam buku tersebut, Ibn Abi Al-Hadid mengungkapkan keagungan Nahjul Balaghah dari sisi sastra, sejarah dan kalam. Karya lainnya antar lain "al-Abqari al-Hasan dan "as-Sab' al-Uluyat."
Inggris Mundur dari Iskandariah
210 tahun yang lalu, tanggal 19 April tahun 1807, menyusul kekalahan yang dialami tentara Inggris dalam melawan pasukan Mesir, tentara Inggris akhirnya terpaksa mundur dari pelabuhan Iskandariah.
Pemerintah Inggris yang saat itu berencana untuk memperluas kawasan penjajahannya, memutuskan untuk menaklukkan Mesir yang ketika itu merupakan bagian dari wilayah Imperium Ottoman. Dengan cara ini, Inggris berharap bisa menundukkan Imperium Ottoman.
Pada awal pertempuran, Iskandariah sempat diduduki oleh tentara Inggris, namun Muhammad Ali Pasha, pemimpin Mesir saat itu, dengan bantuan dari rakyat dan ulama yang mengeluarkan fatwa jihad, berusaha keras mempertahankan Mesir. Kaum muslim Mesir dengan gigih berjuang melawan tentara Inggris yang memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan modern sehingga akhirnya tentara Inggris mundur dan meninggalkan Mesir.
K.H. Abdul Wahid Hasyim, Pahlawan Nasional Wafat
64 tahun yang lalu, tanggal 19 April 1953, K.H. Abdul Wahid Hasyim, Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), wafat dan jenazahnya dimakamkan di Tebuireng, Jombang.
K.H. Abdul Wahid Hasyim adalah pahlawan nasional Indonesia dan mantan Menteri Negara Kabinet Presidensial.
Tahun 1939 Nahdlatul Ulama (NU) menjadi anggota MIAI (Majelis Islam A la Indonesia) sebuah badan federasi partai dan organisasi islam di zaman pendudukan Belanda. Pada tanggal 24 Oktober 1943, Wahid Hasyim diangkat menjadi Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menggantikan MIAI. Selaku pemimpin Masyumi, Wahid Hasyim merintis pembentukan Barisan Hizbullah yang membantu perjuangan umat Islam untuk mewujudkan kemerdekaan.
Selain aktif dalam gerakan politik, tahun 1944 ia mendirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta. Menjelang kemerdekaan tahun 1945 ia menjadi anggota BPUPKI dan PPKI.
Sayid Said Vatan Pour Gugur Syahid
30 tahun yang lalu, tanggal 30 Farvardin 1366 HS, Sayid Said Vatan Pour gugur syahid ketika ikut dalam operasi yang digelar Batalion Karbala-10 dalam Perang Pertahanan Suci.
Syahid Sayid Said Vatan Pour dilahirkan di kota Isfahan, Iran bagian tengah. Sejak masa kanak-kanak, ia senantiasa berusaha untuk tidak meninggalkan shalat meski belum mencapai usia baligh. Kedua orang tuanya sengaja tidak membangunkan Syahid Vatan Pour untuk shalat subuh, akan tetapi dia mengiba kepada mereka agar dibangunkan di subuh hari. Setelah melihat kesungguhan hatinya, akhirnya mereka membangunkan Syahid Vatan Pour selama beberapa hari untuk shalat subuh, setelah itu dia selalu menunaikan shalat subuh tanpa perlu dibangunkan lagi.
Sejak usia remaja, Syahid Vatan Pour aktif melakukan amr makruf dan nahi munkar dengan tutur kata yang lembut. Dalam hal ibadah, dia menjadi teladan bagi saudara dan tetangganya. Di bidang pendidikan, Syahid Vatan Pour selalu meraih rangking pertama semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga SMA.
Doktor Nuri Meninggal Dunia
24 tahun yang lalu, tanggal 30 Farvardin 1372 HS, Abbas Ali Khajah Nuri, seorang ilmuwan Iran di bidang statistik dan peletak dasar metode pengambilan sampel dalam ilmu statistik di Iran, meninggal dunia.
Abbas Ali Nuri pada tahun 1937 meraih gelar insinyur dan kemudian mengajar di berbagai universitas di Iran. Kemudian, ia berhasil meraih gelar doktor ilmu statistik dari sebuah universitas di Paris, Perancis.
Doktor Nuri kemudian aktif dalam mengadakan penelitian, pengajaran, dan konseling di bidang sttaistik dan pada tahun 1961, ia mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Statistik di Teheran. Doktor Nuri juga menulis berbagai buku di bidang statistik.