Lintasan Sejarah 8 Februari 2018
Hari ini, Kamis tanggal 8 Februari 2018 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 21 Jumadil Awal 1439 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 19 Bahman 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Kelahiran Ibnu Jazar, Tabib dan Filsuf
1119 tahun yang lalu, tanggal 21 Jumadil Awal 320 H, Abu Ja'far Ahmad bin Ibrahim bin Ibnu Khalid, yang masyhur dengan sebutan Ibnu Jazar, seorang tabib, filsuf dan pakar geografi muslim terkenal, lahir di Shivan, sebelah timur laut Iran.
Ibnu Jazar adalah seorang tabib yang mulia dan baik hati. Ia adalah penulis buku Tibbul Fuqara'.
Selain itu, lebih dari 20 tajuk buku dinisbatkan kepadanya, seperti Raisalah Fi Abdalil-Adwaiyah dan Zabul-Musafir.
Jenderal Abdul Salam Arif naik kuasa
55 tahun yang lalu, tanggal 8 Februari 1963, Jenderal Abdul Salam Arif yang didukung para aktivis partai Baath Irak dalam merebut kekuasaan negara itu melalui sebuah kudeta berdarah.
Dengan bantuan tentera udara Irak, istana menteri pertahanan yang menjadi tempat tinggal Abdul Karim Qasim, presiden Irak ketika itu dibombardir dan Abdul Karim Qasim ditahan dan ditembak.
Abdul Salam Arif menobatkan dirinya sebagai presiden. Abdul Karim Qasim sebelum ini juga meraih kekuasaan lewat kudeta terhadap Malik Al Faizal yang merupakan raja terakhir Irak pada tahun 1958. Sejumlah anggota keluarga Raja dan pendukung mereka tewas dalam kudeta tersebut. Tiga tahun kemudian, Abdul Salam Arif tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat misterius pada tahun 1966 dan kekuasaan jatuh ke tangan saudaranya Abdul Rahman Arif.
Pawai Akbar Rakyat Mendukung Pemerintahan Sementara
39 tahun yang lalu, tanggal 19 Bahman 1357 HS, rakyat Iran melakukan pawai mendukung pemerintahan sementara.
Menyusul dimulainya kerja pemerintahan sementara, Imam Khomeini ra meminta warga menyatakan pendapatnya mengenai pemerintahan sementara dengan aksi pawai akbar yang dilakukan damai. Setelah permintaan ini, Jameeh Ruhaniyat Mobarez Tehran mengajak warga melakukan pawai akbar pada 19 Bahman 1357 HS. Dalam pengumuman yang dikeluarkan disebutkan bahwa setelah 70 tahun, ini untuk pertama kalinya bangsa Iran membentuk pemerintah dan benar-benar gembira dengannya.
Pada saat yang sama, Amerika masih tetap mendukung Bakhtiari dan mempersiapkan rencana kudeta di Iran. Guna mendukung rencana ini, para kaki tangan rezim Shah Pahlevi mengancam akan membakar dan membunuh rakyat. Tapi pawai akbar yang dilakukan rakyat berhasil menggagalkan anggapan rezim Pahlevi.
Pada waktu itu Imam Khomeini ra mengumumkan bahwa melanjutkan kebangkitan ini sebagai kewajiban ilahi. Pawai akbar jutaan rakyat mendukung pemerintahan sementara yang diangkat oleh Imam Khomeini ra tidak hanya dilakukan di Tehran, tapi juga di kota-kota lainnya. Di akhir pawai akbar ini dibacakan resolusi yang berisikan tujuh butir yang mendukung Perdana Menteri Bazargani.