Lintasan Sejarah 15 Februari 2018
Hari ini, Kamis tanggal 15 Februari 2018 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 28 Jumadil Awal 1439 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 26 Bahman 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Ali bin Abbas Baghdadi Meninggal Dunia
1153 tahun yang lalu, tanggal 28 Jumadil Awal 283 HQ, Ali bin Abbas Baghdadi meninggal dunia.
Ali bin Abbas bin Juraih al-Baghdadi yang dikenal dengan Ibnu Rumi atau Ibnu Juraih adalah seorang tokoh puisi Arab di akhir abad ke-3 Hq. Ia membaca puisi dengan penuh kefasihan. Semasa mudanya ia belajar ilmu-ilmu klasik di masanya dan ia telah memiliki kemampuan membaca puisi sejak kecil.
Ibnu Rumi memiliki cara pandang yang kritis terhadap pelbagai masalah sosial. Cara pandang ini disampaikan dalam syair-syairnya. Oleh karenanya, puisi Ibnu Rumi menjadi salah satu sumber tentang realita masyarakat di masanya.
Ibnu Rumi hidup di masa Mu’tadhid Billah, Khalifah ke-16 dari Bani Abbasiah. Ia diracun oleh menteri Mu’tadhid Billah. Ia dibunuh oleh menteri khalifah dikarenakan khawatir akan lisan Ibnu Rumi yang mengungkap kebobrokannya.
Hamzah Haz, Mantan Wakil Presiden Lahir
78 tahun yang lalu, tanggal 15 Februari 1940, Dr. H. Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat.
Hamzah Haz adalah Wakil Presiden Republik Indonesia yang kesembilan yang menjabat sejak tahun 2001 bersamaan dengan naiknya Megawati Soekarnoputri ke kursi Presiden Republik Indonesia.
Dalam kepartaian, Hamzah Haz menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1998-2007. Pada Pemilu 2004, Hamzah Haz dicalonkan sebagai calon presiden oleh partainya, PPP, berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden, namun ia kalah dengan perolehan suara hanya 3%.
Wafatnya Sayid Ali Nasr, Bapak Teater Iran
56 tahun yang lalu, tanggal 26 Bahman 1340 HS (15 Februari 1962), Sayid Ali Nasr, bapak teater Iran meninggal dunia pada dalam usia 70 tahun dan dimakamkan di Tehran di komplek suci Imam Zadeh Abdullah.
Sayid Ali Nasr adalah anak Sayid Ahmad Nasr al-Atibba. Ia lahir di Tehran tahun 1270 HS. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menguasai bahasa Perancis, Sayid Ali Nasr mulai mengajar bahasa Perancis dan matematika. Beberapa waktu setelah itu, ia diterima sebagai karyawan pemerintah. Ia sempat menjabat menteri pos dan telegrap, duta besar Iran di Cina dan Indoa serta wakil tetap Iran di PBB.
Di era Revolusi Konstitusi, Sayid Ali Nasr mulai memasuki dunia teater dan dengan segera ia membentuk lembaga teater nasional. Tidak tanggung-tanggung, untuk mengasah kemampuan teaternya, Sayid Ali Nasr pergi ke Eropa dan setelah kembali ia mengajar sejarah seni.
Sayid Ali Nasr banyak meninggalkan karya ilmiah seperti Syarh al-Asya' dalam enam jilid, Sejarah Iran dan Dunia, Sejarah Umum dan Sejarah Ringkas Iran.