Dunia Maya, Peluang dan Ancaman (7)
Saat ini, penggunaan internet dan jejaring sosial pada usia dini telah menjadi hal yang lumrah, dan tampaknya tidak logis.
Ketika seorang anak berusia antara enam dan tujuh tahun sudah akrab dengan ruang tersebut, ia akan menemukan teman-teman virtual dan menempuh kehidupan yang berbeda di luar kehidupan nyata. Dia akan sangat rentan di hadapan ancaman sosial yang berbahaya. Dampak buruk yang disebabkan oleh keterasingan anak dari keluarga serta kurangnya komunikasi dengan orang tua, akan sangat berbahaya.
Manfaat perangkat komunikasi baru memang tidak dapat dipungkiri, akan tetapi disamping itu terdapat penyalahgunaan yang berdampak destruktif. Salah satu di antaranya dapat dilihat dalam kehidupan pernikahan. Terkadang pasangan menghadapi masalah besar. Dalam banyak kasus, penggunaan internet dan dunia maya secara berlebihan menimbulkan ketidakpercayaan dan kesalahpahaman serta dapat menyebabkan runtuhnya struktur keluarga.
Hal lain yang termasuk dalam efek penyalahgunaan ruang maya adalah tumbuhnya individualisme. Bahkan, kecenderungan besar terhadap dunia maya dikarenakan keinginan untuk melepaskan diri dari kesepian dan fakta yang ada di dunia nyata. Di ruang tersebut, semuanya tersedia dan ada peluang besar untuk bermanuver. Akan tetapi faktor kesepian itu membuat seseorang terjauhkan dari hubungan logis serta memposisikan dirinya terpisah dari keluarga dan masyarakat.
Alasan utama di balik perkembangan dunia maya dalam beberapa tahun terakhir adalah karena masyarakat merasa kesepian. Misalnya, apa alasan seorang pria memperkenalkan dirinya sebagai seorang wanita dan bergabung dengan kelompok wanita? Akar psikologis dari masalah ini harus ditelusuri. Kita harus sadar, ketika seseorang bergantung pada perangkat ini, dia menjaga jarak dengan teman-temannya. Kita perlu tahu bahwa setiap hari masyarakat akan semakin merasa kesepian di abad 21 ini.
Kehidupan sosial kita bukan lagi berstatus face-to-face dan jaringan seluler telah menjadi perantara hubungan kita dengan dunia. Orang tua juga terpengaruh akibat perubahan ini. Mereka memberikan ponsel kepada anak-anak, dengan maksud menenangkan mereka sehingga orang tua dapat melakukan pekerjaan mereka sendiri.
Kini, orang tua telah menjauh dari posisi dan tanggung jawab mereka. Kurangnya pendidikan yang proporsional menyebabkan orang tua semakin terjerumus di dunia maya. Yang pasti, mereka tidak dapat mendidik anak-anak yang sehat karena mereka telah menitipkan kesepian di masa kecil kepada anak-anak sejak usia dini. Padahal yang perlu ditanamkan adalah prinsip kekeluargaan dan kebersamaan. Dalam hal ini, solusinya tidak lain adalah pendidikan dan pembudayaan yang benar.
Keluarga harus membeli buku untuk anak-anak pada usia dini. Di samping itu, media pada umumnya harus menjelaskan kepada masyarakat soal dampak dan pengaruh konsumerisme berlebihan pada dunia maya. Karena jika kondisi saat ini terus berlanjut, dalam waktu dekat kita semua akan menyaksikan runtuhnya bangunan keluarga, perluasan penyakit psikologis, kesepian dan ketergantungan pada teknologi. Saat ini, di sejumlah negara, dikerahkan tim yang bertugas mengunjungi rumah-rumah warga untuk memberikan imbauan dalam hal ini serta mencoba menyadarkan masyarakat bahwa keluarga adalah pondasi masyarakat dan tanpanya kita tidak akan dapat hidup dengan baik.
Sekarang perilaku agresif telah dimulai sejak usia dini, dan ini berarti metode pendidikan dalam masyarakat sedang bermasalah. Anak tidak dapat melepaskan energinya, asupan nutrisi mereka tidak sesuai dan dia duduk lama menatap layar ponsel atau komputer. Sebenarnya, budaya yang tidak pantas telah terbentuk dalam semua aspek, sementara banyak negara Eropa telah menyaksikan kehancuran keluarga selama bertahun-tahun lalu, dan kini mereka menyadari telah menyimpang. Kini mereka sibuk untuk kembali dan sekarang, masyarakat kita yang sedang berada di posisi Eropa bertahun-tahun lalu.
Perluasan dan pengembangan beragam media telah membuka jalan bagi keluarga di abad 21 menuju berbagai peluang dan ancaman. Media ini, dan di puncaknya adalah dunia maya, jika diterapkan dengan benar, dapat menciptakan perubahan serius dalam berbagai aspek kehidupan anggota keluarga.
Dunia maya telah menjadi perhatian terpenting dari sistem pendidikan di negara-negara berkembang selama beberapa tahun terakhir, terlepas dari peluang dan kesempatan pembangunan dan pengembangan manusia, terdapat pula banyak acaman dan bahaya. Para pakar menilai ketergantungan anak-anak terhadap dunia sebagai salah satu bahaya terpenting. Ketika anak-anak dan remaja terpapar pada kemungkinan dan teknologi, mereka harus terlebih dahulu dibekali dengan ilmu dan budaya untuk memanfaatkannya.
Tidak ada data statistik komprehensif dan dapat diandalkan tentang ketergantungan anak dan remaja pada dunia maya. Anak-anak mungkin tidak bergantung pada dunia maya, tetapi mereka bergantung pada tablet dan game komputer. Dalam hal ini, yang menjadi keprihatinan adalah interaksi mereka dengan sarana digital, bukan hanya dunia maya.
Anak-anak tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang dunia maya. Tidak penting bagi mereka apakah dunia maya adalah internet atau sesuatu yang lain, melainkan daya tarik dan kesibukan yang diciptakannya. Penggunaan tidak tepat alat-alat tersebut khususnya di kalangan anak-anak dan remaja, menyebabkan berbagai masalah seperti gangguan tidur, ketidakmampuan fisik, kecemasan dan kekhawatiran, agresif, ketidakmampuan berkomunikasi dengan masyarakat, pemborosan waktu, kegagalan belajar dan berkreasi.
Guna mereduksi dampak negatif dunia maya, semua anggota keluarga harus dibekali dengan pengetahuan soal dunia digital agar memungkinkan mereka mengidentifikasi dan memblokir setiap kemungkinan buruk, sehingga dapat memanfaatkan dunia maya sebaik-baiknya. Ketidakpahaman keluarga pada bahaya lingkungan baru di dunia maya ini dapat menyebabkan anak-anak juga tidak memiliki pedoman penggunaan tepat dunia maya.
Ketidakpahaman tersebut menimbulkan banyak masalah bagi mereka. Banyak pengguna internet yag tidak meyakini bahaya penyimpanan dan pemuatan informasi pribadi serta foto mereka di dunia maya. Sementara di satu sisi, para penyalahguna di dunia maya memanfaatkan peluang tersebut untuk melanggar kehormatan dan martabat masyarakat.
Jika tidak ada manajemen tepat pada anak dan mereka bergantung terlalu banyak pada media digital, maka di usia remaja kemungkinan mereka cenderung bergantung pada dunia maya. Mengingat sarananya telah tersedia sejak awal dan hanya kontennya saja yang berbeda.
Pencegahan selalu lebih baik dari pengobatan. Para orang tua pada tahap awal jangan sampai mengijinkan anak-anak mereka berinteraksi dengan dunia maya tanpa tanpa dibekali kesadaran dan wawasan. Jika anak-anak tidak merasa perlu pada dunia maya dan perangkat digital, maka sebaiknya tidak ditawarkan. Misalnya, tidak memberikan sarana digital kepada anak-anak sebagai kado ulang tahun.
Sekelompok anak dan remaja, karena ketergantungan mereka pada dunia maya dan sarana digital, mereka akan merasa gelisah dan agresif ketika mereka tidak dapat mengkasesnya. Langkah awalnya adalah dengan melibatkan mereka ke dalam kelompok-kelompok keluarga yang tidak berbahaya di mana orang tua juga telibat di dalamnya, serta tidak memuat konten yang berbahaya. Melalui cara ini ruangan berisiko dapat digeser dengan ruang yang memuat konten yang sehat.
Pada tahap berikutnya, upaya membantu menggeser dunia maya dengan dunia nyata. Misalnya, jika seorang anak duduk dengan telepon atau tablet selama tiga sampai empat jam sehari, maka sarana digital tersebut diganti dengan buku dan bacaan. Namun perlu diperhatikan bahwa minat generasi baru berbeda, dan mereka mengharapkan bentuk dan struktur yang berbedar dari buku di masa lalu. Audio dan buku digital bisa menjadi alternatif menarik untuk ruang ini, meskipun buku dan buku bacaan harus diubah sehingga memiliki daya tarik. Di Iran, muncul sejumlah tren seperti penelitian informatika oleh beberapa institusi yang menciptakan semacam jaringan sosial nyata yang cukup menarik bagi masyarakat.
Dalam beberapa kasus, ketergantungan pada dunia maya dan saraa digital pada anak-anak dan remaja menciptakan gangguan di mana, pada tahap ini, perspektif para ahli dan perspektif para ahli harus menjadi bahan pertimbangan. Keluarga harus berhati-hati agar hanya karena kasihan mereka mengambil langkah yang pada akhirnya mengganggu komunikasi mereka dengan anak-anak.