Lintasan Sejarah 16 November 2018
Hari ini, Jumat 16 November 2018 bertepatan dengan 8 Rabiul Awal 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 25 Aban 1397 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.
Imam Hasan Askari as Gugur Syahid
1180 tahun yang lalu, tanggal 8 Rabiul Awal 260 HQ, Imam Hasan Askari as, cucu Raulullah Saw generasi ke-9, gugur syahid di kota Samara, Irak.
Imam Hasan Askari lahir di Madinah pada tahun 232 Hijriah. Ayah beliau adalah Imam Hadi, imam ke-9 kaum muslimin. Setelah Imam Hadi gugur syahid, Hasan Askari as mengemban tugas untuk melanjutkan tampuk keimamahan kaum muslimin.
Periode kepemimpinan Imam Askari merupakan periode yang sangat berat karena kelahiran putra beliau, Imam Mahdi as. Saat itu, kekhalifahan Islam berada di tangan Dinasti Abbasiah yang menunggu dan mengawasi lahirnya calon imam ke-12 kaum muslimin ini untuk dibunuh. Berkat perlindungan Allah Swt, imam terakhir itu hingga kini tetap hidup dan selamat. Namun, Imam Hasan Askari sendiri akhirnya dibunuh dengan menggunakan racun oleh pemerintahan Abbasiah. Imam Hasan Askari dikenal berilmu tinggi dan banyak melakukan langkah berpengaruh dalam pengembangan keilmuan Islam.
Di antara hadis beliau berbunyi, "Ada dua fitrah manusia yang terbaik , yaitu iman kepada Tuhan dan berbuat kebaikan kepada saudara. Aku mewasiatkan kepada kalian agar kalian bertakwa dalam beragama, jujur dalam berbicara, dan menunaikan amanah."
Serangan Perancis Ke Vietnam
73 tahun yang lalu, tanggal 16 November 1945, agresi militer Prancis ke Vietnam mengawali peristiwa perang berdarah dan melelahkan rakyat negara ini demi merebut kemerdekaan.
Seiring satu abad penjajahan Prancis atas Vietnam dan juga di tengah berkecamuknya perang dunia kedua, Jepang berhasil mengambil kontrol atas wilayah Vietnam.
Namun pasca kekalahan Jepang dan hengkang dari Vietnam, Prancis kembali menjajah negara ini meskipun adanya kesepakatan atas kemerdekaan Vietnam. Dalam agresi kali ini, rakyat Vietnam di bawah kepemimpinan Ho Chi Minh bangkit melawan penjajahan Prancis.
Setelah rakyat Vietnam melakukan perlawanan sengit, akhirnya pada tahun 1954 tentara Prancis menuai kekalahan. Peristiwa ini mengakhiri pendudukan Prancis atas wilayah Vietnam.
Wafatnya Allamah Mohammad Taqi Jafari
20 tahun yang lalu, tanggal 25 Aban 1377 HS, Allamah Jafari meninggal dunia di sebuah rumah sakit London dan dimakamkan di Mashad sesuai dengan wasiatnya.
Allamah Mohammad Taqi Jafari lahir pada tahun 1304 HS di kota Tabriz, Iran. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia kemudian ke Tehran untuk melanjutkan sekolahnya. Setelah itu ia pergi ke Najaf dan tinggal di sana selama 17 tahun.
Selama belajar di Hauzah Ilmiah Najaf, Allamah Mohammad Taqi Jafari belajar kepada ahli-ahli fiqih dan filsafat terkenal seperti Sayid Abu al-Qasim Khui. Sayid Muhsin al-Hakim, Sayid Abd al-Hadi Shirazi, Sayid Mahmoud Shahroudi dan Sayid Jamal Golpaygani.
Setelah meraih derajat keilmuan dan spiritual yang tinggi, Allamah Jafari mulai mengajarkan ilmunya dan menulis buku. Pada tahun 1337 HS, Allamah Jafari kembali ke Iran. Selain mengajar di Hauzah Ilmiah Mashad dan Tehran, Allamah Jafari juga punya hubungan dengan universitas-universitas Iran. Beliau banyak diundang untuk menyampaikan orasi ilmiah dan menjelaskan masalah-masalah pelik keagamaan. Allamah Jafari juga berpartisipasi dalam kongres, seminar dan bahkan konferensi-konferensi internasional. Beliau menjalin hubungan luas dengan para ilmuan internasional baik lewat surat menyurat maupun wawancara.
Ciri khas penting Allamah Jafari adalah mampu menjembatani antara hauzah dan universitas dan juga antara ilmu klasik dan modern. Allamah Jafari sangat menyadari pentingnya kebutuhan pemikiran dan kebudayaan dunia modern. Dengan mencermati kebutuhan ini, beliau menulis karya-karyanya yang sangat bernilai.
Pengetahuannya yang luas akan fiqih, filsafat, seni dan estetika dalam Islam serta aktivitas keilmuannya selama setengah abad membuat beliau berhasil menulis lebih dari 100 jilid buku. Salah satu karya monumentalnya adalah syarah buku Nahjul Balaghah dalam 27 jilid, Kasyf al-Abyat Matsnawi Ma'nawi dalam 4 jilid, Tafsir va Naghd va Tahlil-e Matsnavi (interpretasi, kritik dan analisa Matsnawi) dalam 15 jilid dan masih banyak lagi karya-karya beliau.
Allamah Jafari juga berdiskusi dengan para ilmuan internasional seperti Sir Bernard Arthur Owen Williams, Bertrand Russell, Profesor Abdussalam, Roger Garaudy dan Profesor Rosenthal.
Allamah Mohammad Taqi Jafari punya perhatian khusus terhadap seni dan sastra dan menghapal lebih dari 100 ribu bait puisi berbahasa Persia maupun Arab. Buku, artikel dan orasi-orasi ilmiahnya di bidang estetika dan seni sampai sekarang menjadi referensi penting seni dalam pandangan filsafat Islam.