Pesona Iran yang Mendunia (69)
-
Patung Nezami Ganjavi
Hakim Abu Muhammad Ilyas yang lebih dikenal dengan sebutan Nezami Ganjavi adalah penyair terkemuka Persia abad keenam Hijriah, atau abad kedua belas Masehi. Nezami dilahirkan di kota Ganja (baca: ganj), yang dahulu termasuk wilayah Iran, dan kini bagian dari wilayah Republik Azerbaijan. Ketika itu, Ganja yang terletak di dua tepian sungai Ganjapai di utara Iran, termasuk pusat perkembangan sastra Farsi.
Meskipun Nezami merupakan penyair terkemuka di zamannya, tapi ia tidak pernah menggunakan keahliannya itu untuk mengeruk keuntungan besar dengan memuji penguasa, sebagaimana dilakukan sebagian penyair istana. Selain lima magnum opusnya yang berbentuk matsnavi, Nezami juga memiliki karya berbentuk ghazal dan kasidah.
Seluruh karya Nezami, terutama Makhzan Al-Asrar, Eghbal Nameh dan pengantar seluruh matsnavi menunjukkan penguasaannya terhadap hikmah.
Kebanyakan para peneliti berkeyakinan bahwa karya Nezami tidak bisa dinilai hanya dari aspek seni puisinya saja. Sebab, dengan kemampuannya bercerita secara menawan, Nezami menjelaskan berbagai teori hikmah yang sulit dengan bahasa yang mudah dicerna dan menarik.
Sejatinya, dengan cara ini, Nezami menjelaskan pemikiran dan keyakinannya di kalangan masyarakat umum dan khusus. Karya Nezami terdiri dari Panj Ganj, divan qasidah dan ghazalnya dalam tiga bidang studi yaitu kalam, akhlak dan irfan.
Tidak diragukan lagi, lima ganj memiliki pengaruh yang luas ,dan menunjukkan karya yang sistematis dan matang. Karya lima ganj terkenal dengan sebutan "Panj Ganj" atau "Khamsah Nezami". Seluruh karyanya dalam bentuk cerita yang sistematis terdiri dari lima buku hikayat antara lain: Makhzan al-Asrar, Khosro van Shirin, Leili va Majnun, dan Haft Pekar, dan Iskandar Nameh, yang terdiri dua bagian, yaitu Iqbal Nameh dan Sharf Nameh.

Selain penyair dan ilmuwan yang sezaman dengan Nezami maupun setelahnya yang mengikuti corak matsnavi-nya, maupun meneliti karyanya, selama satu hingga dua abad terakhir, dilakukan penerjemahan dan penelitian mengenai seluruh maupun sebagian karyanya di Eropa dan negara dunia lain. Deretan nama filolog dan orientalis terkemuka dunia seperti William Jones dari Inggris hingga Italo Fizzi dari Italia memberikan perhatian yang besar terhadap karya Nezami Ganjavi.
Meskipun setiap matsnavi Nezami memiliki perbedaan dalam isinya, tapi rangkaian karyanya memiliki hubungan keterikatan antara masing-masing yang simetris. Setiap matsnavi memiliki muatan pujian terhadap Allah swt dan Rasulullah Saw, yang ditempatkan di awal. Kemudian, Nezami menjelaskan masalah utama dan tujuan dari penulisan karyanya dengan kandungan isi yang berbeda-beda.
Rangkaian Panj Ganj Nezami diawali dengan Makhzan Al-Asrar. Nezami mendendangkan syair dalam buku tersebut ketika usianya masih muda. Ketika itu, Nezami meyakini akal begitu penting perannya, bahkan baginya lebih tinggi dari cinta. Dalam buku tersebut, Nezami begitu meyakini akal sebagai jalan untuk mengenali Tuhan. Tapi kemudian, ia mengubah pandangannya dengan meyakini hanya cinta yang bisa menghantarkan manusia menuju Tuhan.
Sebagian kritikus sastra memberikan perhatian khusus mengenai karakteristik Makhzan al-Asrar yang dinilainya lebih unggul dibandingkan karya Sanai. Menurut mereka, dari sisi harmoni irama dan pengungkapannya lebih kuat dari Hadiqah Sanai.
Makhzan Al-Asrar adalah kitab akhlak yang disampaikan dalam bentuk cerita dengan sentral cerita manusia. Matsnavi ini memiliki warna irfan yang disampaikan secara kompleks dan cenderung samar. Makhzan al-Asrar adalah manzumeh Nezami yang paling pendek berisi 2.400 bait syair.
Kitab Makhzan Al-Asrar yang diawali dengan pembukaan dan 24 bagian, yang masing-masing memiliki nama sendiri. Nezami memberikan pemaknaan akhlak dan irfan yang disampaikan dalam bentuk percakapan dengan diri manusia.
Salah satu ciri syair Nezami adalah kesederhanaan dan kemudahan bahasanya yang dipahami orang awam. Di akhir setiap bagian dikutip sebuah hikayat untuk memudahkan pemahaman terhadap pembahasan demi menerangkan maksud dari sebagian besar maupun keseluruhan masalah.
Hikayat-hikayat tersebut dengan beberapa kesamaan isi di dalamnya, relatif lebih mudah dipahami dibandingkan bagian lainnya. Kebanyakan berbentuk hikayat tamsil. Tujuan Nezami memasukkan hikayat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat awam.

Salah satu hikayat yang disampaikan Nezami dalam Makhzan Al-Asrar mengenai pentingnya itikad kuat untuk meninggalkan kemegahan dunia dan kesiapan untuk menyambut hari akhirat. Dalam pandangan Nezami, dunia bukan tempat berhenti final, tapi perjalanan yang harus dilewati. Sebab dunia adalah gurun luas yang terhampar dihadapi manusia. Manusia, suka atau tidak, harus melalui dan menjalaninya. Menurut Nezami hanya agama yang bisa menyelamatkan manusia di dunia ini.
Para peneliti karya Nezami menilai penyair terkemuka Iran ini sebagai figur bermoral yang memiliki perhatian serius terhadap masalah moralitas dan pendidikan umat manusia. Masalah ini sangat jelas jelas dalam karya Nezami, terutama dalam Makhzan al-Asrar.
Manusia dalam pandangan Nezami adalah makhluk yang memiliki potensi tanpa batas. Jika manusia berperilaku baik seperti malaikat dan memahami marifat ilahi, maka akan menjadi bagian penyebab keindahan alam dan kemuliaan makhluk di alam semesta.
Akal, etika dan estetika adalah tiga unsur yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Oleh karena itu, Nezami dalam karyanya, Makhzan Al-Asrar menjelaskan tentang keutamaan ilmu dan kedudukan manusia. Kemuliaan manusia menurut Nezami disebabkan karena kemampuan akal dan budi pekertinya.
Nezami juga menyakini jasmani dan rohani manusia terdiri dari gabungan unsur bumi dan langit. Dengan bahasa syair, Nezami menyibak dualisme fisik dan mental manusia. Ia menilai keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Nezami memandang manusia sebagai poros dari seluruh fenomena alam semesta. Sebab, seluruh yang terjadi di alam ini berhubungan dengan manusia. Menurut Nezami, diri manusia adalah cermin yang menampakkan jati dirinya seperti ketamakan, cinta dunia dan berbagai sifat lainnya yang muncul dalam bentuk sikap dan tindakan.
Mengenai karakteristik, Makhzan Al-Asrar, peneliti sastra Farsi terkemuka, Doktor Abdol Hossein Zerin Koub mengungkapkan, “Nezami dalam Makhzan Al-Asrar menyampaikan kata-kata getir, keras dan bentakan dalam bentuk kisah-kisah pendek yang berbobot di akhir pembahasan yang menarik…. Hikayat dan kisahnya lahir dari hati. Ia diperolehnya ketika menyendiri di malam hari selama beruzlah dan menjalani riyadhah di tahun-tahun masa mudanya,”
Nezami dalam karyanya Makhzan Al-Asrar banyak dipengaruhi oleh Sanai, terutama karyanya, Hadiqah al-Haqiqah. Nezami juga melanjutkan langkah Sanai dalam pengajaran akhlak dan pendidikan masyarakat. (PH)