Pesona Iran yang Mendunia (84)
Shahab al-Din Suhrawardi adalah seorang filsuf dan arif terkemuka, sekaligus pendiri mazhab iluminasi dalam filsafat Islam. Ia dilahirkan di Suhraward, sebuah desa yang terletak dekat Zanjan, Iran. Nama lengkapnya, Abu Al-Futuh Shahāb ad-Dīn Siddiqi Yahya ibn Habash ibn Amirak as-Suhrawardī.
Shahab al-Din Suhrawardi adalah pionir mazhab Isyraqi dan filsuf yang paling penting dari dua periode antara filsafat Masya’ dari Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd. Suhrawardi menjadi rantai perantara antara dua era keemasan pemikiran filsafat Islam. Selain itu, beliau juga bisa dikategorikan sebagai tokoh yang membuka jalan bagi munculnya mazhab Isfahan. Sebab bagaimanapun, para filsuf terkemuka setelahnya, terutama Mirdamad dan Mulla Sadra banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Suhrawardi.
Suhrawardi termasuk kategori pemikir besar, yang tidak hanya berhasil mengkombinasikan pemikiran orang lain, tapi juga menawarkan pemikiran orsinilnya. Ia tidak hanya melahirkan mazhab filsafat bernama Isyraq, dengan kekhasannya, termasuk gaya bahasanya yang menawan dan dalam. Tidak hanya itu, Suhrawardi melahirkan karyanya mengenai sufisme. Tampaknya, berbagai kategori dari karyanya ini menjadikan banyak pemikir dalam beberapa tahun terakhir terpesona oleh Suhrawardi.
Meskipun tidak bisa dipastikan mengenai siapa orang pertama yang melakukan studi tentang pemikiran Suhrawardi di Barat. Tapi, berbagai dokumen yang ada menunjukkan kiprah penelitian oleh para filsuf Jerman di awal abad ke-19. Kemudian, setelah meletus perang dunia kedua, para peneliti Perancis melanjutkan penelitian dan studi tentang pemikiran dan karya Suhrawardi secara terbatas, dan kemudian dilanjutkan orang para ilmuwan Inggris.
Tidak ketinggalan, para peneliti Spanyol dan Italia juga melakukan penelitian terhadap pemikiran Suhrawardi. Para pemikiran Iran seperti Seyed Hossein Nasr ikut memberikan kontribusi dalam mengenalkan Suhrawardi di dunia Barat dalam karyanya berbahasa Inggris dan Perancis yang memiliki pengaruh tidak kecil. penelitian tentang Suhrawardi di dunia Barat dan menyebar hingga Subkontinental India.
Sumber tertua mengenai Suhrawardi di dunia Barat dalam bentuk sejarah filsafat dunia dan ensiklopedia seperti ensiklopedia global filsafat. Dalam kategori karya-karya ini, filsafat Isyraq diposisikan sebagai pengkritik filsafat Masyai. Sahil Afnan dalam “Kamus Istilah Filsafat dalam bahasa Arab dan Farsi” menjelaskan sejumlah terminologi Isyraq.
Mircea Eliade, sejarawan agama terkemuka dan peneliti ensiklopedia agama di bagian ke-35 dalam magnum opusnya menyinggung mengenai sejarah keyakinan dan pemikiran agama. Pada bagian tersebut, Eliade menunjukkan urgensi pemikiran kalam dan tasawuf Suhrawardi. Menurutnya, di antara parak tokoh Muslim terkemuka seperti Farabi, Ibnu Sina dan Ghazali, Suhrawardi merupakan yang paling menonjol.
Di samping berbagai sumber yang tercerai-berai mengenai Suhrawardi dalam bahasa Jerman, sejumlah tokoh seperti Kramer dengan karyanya sejarah pemikiran pemerintahan dalam Islam, dan karya model ensiklopedia Carl Brockelmann mengenai Suhrawardi yang dikerjakan oleh Max Horten dalam filsafat Suhrawardi.
Karya-karya ini menjelaskan Hikmah Isyraq Suhrawardi dalam bahasa Jerman selain catatan biografi tentang Mulla Sadra. Buku Horten menjadi rujukan bagi para peneliti lain sesudahnya mengenai Suhrawardi. Di bagian lain karyanya yang berjudul teologi eksperimental dan meta eksperimental Islam menurut pandangan Razi, Horten menyusun kamus istilah filsafat berdasarkan karya sejumlah filsuf Muslim seperti Mula Sadra dan Razi. Karya tersebut meliputi istilah Isyraq Suhrawardi. Horten dalam karyanya ini menaruh perhatian khusus terhadap bahasa khas Suhrawardi yaitu bahasa Isyraq.
Peneliti Jerman lainnya, Otto Spies juga mencurahkan perhatian terhadap pemikiran Suhrawardi di awal abad-20. Hasil penelitiannya mengenai tiga risalah irfan Suhrawardi yaitu: Lughat-i Muran, Risalah Al-Thayr dan Safir-e Simorgh. Seorang peneliti Jerman lain, Helmut Reuters dalam dua papernya menjelaskan pembahasan peta pemikiran umum filsafat Suhrawardi. Simon Van den Berg menerjemahkan sebagian dari risalah Haykal al-Nur Suhrawardi disertai catatan pendek tentang risalah tersebut.
Karya tertua mengenai Suhrawardi dalam bahasa Perancis hasil kerja Kara D. di tahun 1902 dengan judul Filsafat Isyraq yang membahas struktur pemikiran Isyraqi Suhrawardi. Generasi selanjutnya muncul nama Henry Corbin yang menaruh perhatian besar terhadap filsafat dan irfan Islam, termasuk pemikiran Suhrawardi. Sebelum Corbin hanya sedikit pemikir Barat yang memiliki kematangan dalam menganalisis pemikiran filsafat Islam.
Karya Corbin tidak hanya menjadi rujukan di dunia Barat, tapi juga di Iran, tanah kelahiran Suhrawardi. Kontribusi penting Corbin terutama penerjemahan karya-karya penting Suhrawardi membuka mata dunia tentang pemikiran Suhrawardi. Tidak hanya terjemah, Corbin melakukan editing dan riset mengenai karya-karya Suhrawardi.
Karya monumental Henry Corbin mengenai Suhrawardi adalah filsafat Sheikh Isyraq dua jilid yang merupakan terjemahan dan editing. Karya tersebut muncul ketika pemikiran Suhrawardi tidak banyak dikenal di dunia, bahkan di Iran sendiri. Karya terjemahan Corbin meliputi terjemah Risalah al-Isyraq dan Avaz par Jibrail yang dikerjakan bekerja sama dengan Paul Kraus.
Selain itu, Corbin juga menulis buku tentang Islam Iran. Di jilid kedua buku tersebut membahas mengenai Suhrawardi dan kaitannya dengan Platonis dan Neoplatonis. Tidak hanya itu, Corbin juga mengulas biografi singkat dan pemikiran Suhrawardi dalam karya lainnya tentang sejarah filsafat Islam dan The Man of Light in Iranian Sufism.
Dalam buku “The Man of Light in Iranian Sufism”, Suhrawardi melakukan pengembangan mengenai area suci dari pemikiran Suhrawardi, mazhab wahdatul wujud Ibnu Arabi, dan wahdat Syuhud Semnani. Corbin menjelaskan makna isyraqi dan perjalanan spiritual dari Occidental Exile menuju Orient of Light.
Tulisan lain Corbin tentang Suhrawardi mengenai Irfan dan akhlak dalam pandangan Sheikh Isyraq. Ia juga menjelaskan urgensi filsafat Isyraq Suhrawardi dalam tulisan terpisah, termasuk bukunya, “Suhrawardi, pendiri mazhab Isyraq”.
Selain melahirkan berbagai karya tentang Suhrawardi, Henry Corbin mendidik para pemikir setelahnya, yang juga melahirkan karya tentang Suhrawardi, di antaranya Amir Nafki yang menulis buku “Metode Logika Menurut Suhrawardi”.
Karya lain tentang Suhrawadi ditampilkan George Anawaty yang menulis pengaruh Ibnu Sina terhadap pemikiran Suhrawardi, dan konsep wujud dalam kitab Al-Masyari’ wa al-Mutharahah”. Abdurahman Badawi dalam karyanya menjelaskan tentang irfan Islam dan eksistensialisme yang membandingkan struktur ontologis pemikiran Suhrawardi dan eksistensialisme.
Lewis G., salah seorang peneliti lainnya yang memainkan peran penting dalam mengenalkan Suhrawardi ke dunia Barat. Peneliti Perancis ini menulis berbagai karya mengenai Suhrawardi bagi masyarakat Eropa.Salah satu karyanya mengenai bentuk iluminasi pemikiran Suhrawardi yang menegaskan paradigma spiritualitas pemikiran Suhrawardi. Karya Lewis. G lainnya berjudul “Sheikh Isyraq Suhrawardi dan Budaya Muslim” yang membahas pemikiran Suhrawardi dibandingkan dengan pemikiran Farabi yang cenderung paripetetik.
Peneliti lainnya, Gomez Nogales menyumbangkan karya yang menelisik kontribusi penting pemikiran Suhrawardi dalam sejarah filsafat Islam. Struktur filsafat Suhrawardi disajikan dalam pembacaan Hassan Hanafi dalam bentuk pemikiran yang dikomparasikan dengan filsafat kontemporer.
Hanafi dalam salah satu makalahnya berjudul “Filsafat Isyraq dan Fenomenologi” melakukan perbandingan antara filsafat Isyraq Suhrawardi dan fenomenologi Husserl, dan menawarkan pemikiran “Diri iluminatif”.(PH)