Lintasan Sejarah 11 Maret 2016
Hari ini, Jumat tanggal 11 Maret 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 1 Jumadil Tsani 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 21 Isfand 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Malta Ditaklukkan Pasukan Muslim
1112 tahun yang lalu, tanggal 11 Maret tahun 904, Malta jatuh ke tangan pasukan Arab muslim. Kepulauan Malta yang terdiri dari dua pulau ini, yaitu pulau Malta dan Gozo, terletak di tengah laut Mediterania.
Letaknya yang strategis, di antara Eropa dan Afrika, membuatnya menjadi rebutan negara-negara kuat, di antaranya bangsa Phoenix, Romawi, Byzantium, Arab, Normandia, Perancis, dan Inggris. Malta meraih kemerdekaannya dari Inggris tahun 1964.
Bangsa Arab merebut Malta dari kekuasaan Byzantium. Dominasi Arab di negara ini memberikan banyak pengaruh besar. Di antaranya, penerapan teknik irigasi baru di ladang pertanian dan penanaman tanaman baru, seperti buah sitrus dan kapas. Selain itu, bangsa Arab juga memperkenalkan sistem perlindungan tanah dari erosi dengan cara mendirikan dinding-dinding kecil. Pengaruh bangsa Arab juga terlihat dalam bahasa warga Malta yang banyak mengandung kata-kata dan dialek Arab.
Ibnu Askar Qadhi, Sejarawan Maroko Meninggal
451 tahun yang lalu, tanggal 1 Jumadil Tsani 986 Hq, Ibnu Askar Qadhi, sejarawan Maroko meninggal dunia.
Ibnu Askar setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya kemudian mempelajari pengobatan Ibnu Sina dan melanjutkan penelitian dan studinya di bidang ilmu-ilmu agama. Ibnu Askar meninggal sebuah risalah yang memuat laporan kondisi sebagian tokoh Maroko di abad ke-10 Hijrah dan karyanya ini terhintung sangat penting. Karyanya ini kemudian dipakai oleh para sejarawan Maroko dan menjadikannya referensi dalam menulis sejarah. Diwan as-Syurafa merupakan karya lain dari Ibnu Askar.
Ayatullah Zanjani Meninggal
77 tahun yang lalu, tanggal 1 Jumadil Tsani 1360 Hq, Ayatullah Zanjani, seorang ulama besar muslim, meninggal dunia pada usia 51 tahun.
Beliau dilahirkan di kota Zanjan dan sejak muda telah mulai menuntut ilmu-ilmu agama, serta ilmu sastra, filsafat, dan teologi. Ayatullah Zanjani kemudian melanjutkan pendidikannya ke hauzah ilmiah di kota Najaf, Irak hingga mencapai derajat mujtahid.
Seusai menempuh pendidikan di Najaf, Ayatullah Zanjani melakukan perjalanan ke Mekah, Palestina, Suriah, dan Mesir dengan tujuan untuk berdakwah dan melakukan penelitian. Karya-karya penulisan yang ditinggalkan Ayatullah Zanjani antara lain berjudul Tarikhul Qura" dan Adzimat Husain ibni Ali as.
Ayatullah Mohammad Saleh Hairi Mazandarani Wafat
45 tahun yang lalu, tanggal 21 Isfand 1349 Hs, Ayatullah Sheikh Mohammad Saleh Hairi Mazandarani meninggal dunia dalam usia 89 tahun di Semnan dan kemudian dimakamkan di komplek makam suci Imam Ridha as.
Ayatullah Sheikh Mohammad Saleh Hairi Mazandarani lahir pada 1260 Hs di kota suci Karbala. Pada awalnya beliau mempelajari sastra Arab dan kemudian kuliah filsafat dan logika kepada ayah dan saudaranya. Ketika usianya baru 15 tahun, beliau menulis Risalah Ghassalah dan serahkan kepada Akhond Khorasani. Begitu melihat risalah tersebut, Akhond Khorasani memahami kejeniusan remaja ini dan kemudian membawanya ke Najaf al-Asyraf.
Ayatullah Mazandarani juga belajar kepada guru-guru besar seperti Mirza Hossein Khalili, Mulla Esmail Boroujerdi, sehingga mencapai derajat keilmuwan yang tinggi. Kesungguhan dan kemampuan yang dimiliki membuat perhatian ulama di masanya tertuju kepadanya. Terlebih lagi beliau banyak menulis buku dan telah mencapai derajat ijtihad di usia 16 tahun. Dalam usia 26 tahun, Ayatullah Mazandarani pergi ke kota Babol, Iran dan berdakwah di sana. Perlahan-lahan beliau semakin dikenal dan menjadi rujukan dalam masalah keagamaan.
Di masa Reza Khan Pahlevi, Ayatullah Mazandarani menyampaikan pidato keras mengritiknya di masjid Jami’ Babol yang mengakibatkan rezim Pahlevi memenjarakannya di Tehran. Rezim Pahlevi memutuskan untuk menghukum mati Ayatullah Mazandarani, tapi tidak jadi akibat protes para marji dan masyarakat itu, sehingga beliau hanya diasingkan di kota Semnan. Beliau akhirnya tinggal di Semnan hingga akhir hayatnya. Semasa hidupnya, beliau banyak melahirkan karya ilmiah seperti Hikmat Bo Ali dalam 5 jilid, Sima-ye Iman, Diwan al-Adab dan Tarikh Maaref Emamiyeh.
Imam Khomeini Larang Rakyat Ikut Partai Rastakhiz
41 tahun yang lalu, tanggal 21 Isfand 1353 Hs, Imam Khomeini ra melarang rakyat Iran mengikuti partai Rastakhiz bentukan rezim Shah.
Shah Iran membentuk partai Shahanshahi Rastakhiz pada 11 Isfand 1353 Hs, dan mengajak rakyat agar menjadi anggota partai yang dibentuknya. Rezim Shah bahkan mengancam mereka yang tidak ingin menjadi anggota partai ini agar keluar dari Iran.
Imam Khomeini ra yang saat itu berada di Najaf, Irak mengeluarkan pesan yang isinya mengharamkan rakyat Iran untuk menjadi anggota partai Rastakhiz dan menyebut mereka yang menjadi anggota ini sebagai upaya untuk menghancurkan umat Islam.
Dalam pesannya, Imam Khomeini ra menulis, "Dengan mencermati bahwa partai Rastakhiz menolak Islam dan maslahat umat Islam di Iran, maka mengikuti partai ini haram agi seluruh bangsa dan sama dengan membantu untuk menghancurkan muslimin. Menolak partai ini merupakan contoh paling jelas nahi anil mungkar."