Jun 02, 2019 16:15 Asia/Jakarta
  • Kegiatan tadarus di Kompleks Makam Shah Cheragh, kota Shiraz.
    Kegiatan tadarus di Kompleks Makam Shah Cheragh, kota Shiraz.

Hari-hari indah dan penuh berkah bulan Ramadhan segera berakhir, tetapi nuansanya akan selalu dikenang dalam hidup ini. Mereka yang telah mencicipi lezatnya ibadah di bulan ini dan sukses menunaikan kewajibannya dengan baik, akan merasa gembira dan meraih kemenangan.

Dengan hadirnya bulan Ramadhan, kita mulai memahami bahwa manusia sangat membutuhkan momen-momen dan hari-hari seperti itu dalam hidupnya. Hari-hari yang dilalui dengan ketaatan kepada Allah Swt dan malam-malam yang dihidupkan dengan doa dan munajat.

Di bulan Ramadhan, sebagian besar orang berhasil memanen banyak berkah sebagai bekal untuk menjalani hari-hari berikutnya dan bahkan untuk meniti hidup mereka. Sebagian berhasil mendekatkan dirinya dengan al-Quran dan meraih makrifatnya, sebagian sukses membangun hubungan dekat dengan Tuhan di bulan ini dan menerangi hatinya dengan nilai-nilai agama.

Dengan berpuasa, orang-orang telah membersihkan dirinya dari dosa dan kondisi ini akan mendatangkan berkah dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Kesucian hati dan jiwa membuat manusia berpikir positif dan menjauhkan dirinya dari iri dengki, kekikiran, kesombongan, dan godaan hawa nafsu.

Ketika penyakit-penyakit hati telah hilang, masyarakat bisa menikmati lingkungan kehidupan yang tentram dan aman, orang-orang akan saling peduli dan saling mengasihi. Ini hanya sebagian dari berkah Ramadhan bagi orang-orang yang sukses menjalani ibadah puasa.

Taubat dan kembali ke jalan Allah Swt merupakan salah satu dari berkah di bulan Ramadhan. Salah satu bait doa Abu Hamzah Ats Tsumali berbunyi, "(Ya Ilahi) kumpulkanlah antara kami dan Al-Mustafa (Nabi Muhammad Saw) dan hantarkan kami ke derajat taubat."

Kita memohon agar dijauhkan dari perbuatan buruk, pikiran buruk, dan akhlak yang buruk. Dalam doa perpisahan dengan bulan Ramadhan, Imam Zainal Abidin as-Sajjad as berseru, "Engkau telah membuka pintu ini kepada kami agar kami melangkah menuju pengampunan-Mu dan menamainya (pintu) taubat." Pintu yang terbuka ini adalah pintu taubat yaitu jalan untuk menuju kepada pengampunan Tuhan.

Buka Bersama di Kota Aqqala, Iran.

Manusia terjebak dalam kesalahan dan dosa karena mengikuti naluri dan hawa nafsunya. Setiap dari dosa-dosa ini merupakan luka yang menggores hati dan jiwa kita. Sejujurnya jika pintu taubat tidak ada, bagaimana kita akan terbebas dari siksa?

Taubat dan pemberian ampunan oleh Allah Swt akan menumbuhkan harapan dalam diri manusia. Dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, kita bisa membebaskan diri dari kesengsaraan dan beban dosa.

Para pemuka agama sudah sering mengingatkan kita tentang pentingnya taubat. Ketika kita kembali ke dalam naungan rahmat Ilahi, Dia akan menerima taubat kita dan menghapus dosa-dosa kita. Bulan Ramadhan merupakan momentum terbaik untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang diridhai oleh Allah Swt.

Alkisah, suatu hari Nabi Musa as sedang bermunajat dengan Tuhannya di bukit Thursina. Dia berseru, "Wahai Tuhan Semesta Alam!" Tuhan pun menjawab, "Aku menerima seruanmu." Musa kembali berseru dengan sifat-Nya yang lain, "Wahai Tuhannya orang-orang yang taat." Terdengar kembali jawaban, "Labbaik….!"

Musa as merasa sangat gembira karena memperoleh jawaban dari Tuhan dan kali ini kembali menyeru-Nya dengan sebutan yang lain, "Wahai Tuhannya orang-orang yang bermaksiat." Kali ini terdengar jawaban yang berbeda, "Labbaik… Labbaik… Labbaik…!"

Nabi Musa as terheran dan bertanya, "Duhai Tuhanku, mengapa jika aku menyeru-Mu dengan nama-Mu yang terindah, Engkau menjawabnya sekali saja. Namun ketika aku menyeru dengan 'Wahai Tuhannya orang-orang yang bermaksiat,' Engkau menjawabnya tiga kali?"

Lalu terdengar jawaban, "Wahai Musa! Sesungguhnya para 'arif mengandalkan ma’rifat mereka, para pelaku kebaikan mengandalkan kebaikan mereka, dan orang-orang yang taat mengandalkan ketaatan mereka, sementara orang-orang yang bermaksiat, tidak memiliki apa-apa selain Aku. Jika mereka berputus asa dari-Ku, lalu kepada siapa lagi mereka mencari perlindungan?"

Berkah lain Ramadhan adalah memperbesar harapan kita akan rahmat Allah. Ini adalah sebuah kondisi spiritual yang indah di mana harapan ini harus selalu hadir dalam kehidupan kita. Al-Quran di berbagai ayatnya mengajak manusia untuk selalu berharap pada rahmat dan kasih sayang Tuhan.

"… jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Surat Yusuf, ayat 87)

Tadarus di Masjid Jami' Sanandaj, Iran.

Sebagian orang bersikap putus asa setelah tenggelam dalam maksiat, dan kadang menjadi pembangkang dikarenakan lemahnya iman mereka. Padahal, jika manusia meyakini Tuhan sebagai Dzat yang maha kuasa, mereka tidak akan pernah berputus asa dari rahmat dan kasih sayang-Nya. Tuhan yang telah mengeluarkan Nabi Yunus as dari perut ikan di dasar laut, juga mampu untuk mengabulkan doa orang-orang yang beriman.

Perjalanan bulan Ramadhan yang begitu cepat juga mengingatkan kita pada satu hal bahwa usia, masa muda, kesempatan, dan kemampuan juga akan cepat berlalu seperti bulan Ramadhan.

Akhir dari Ramadhan harus menjadi sebuah perenungan bagi kita tentang dimana kita berada saat ini, apa yang sudah kita dapatkan, dan dengan bekal apa kita akan melanjutkan kehidupan yang berliku ini?  

Dengan berakhirnya Ramadhan tahun ini, semoga ayat-ayat al-Quran dan perintah-perintahnya bisa menjadi pedoman hidup kita dan sarana untuk melangkah di jalan yang benar. Ayat-ayat al-Quran akan menentramkan jiwa manusia dan menurut firman Allah Swt, "Katakanlah! Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman…"

Alangkah beruntungnya orang-orang yang telah menghiasi jiwanya dengan kesempurnaan insani dan akhlak yang mulia. Perlu dicatat bahwa amal terbaik adalah amal yang dilakukan tanpa riya' dan dengan niat yang tulus mencari keridhaan Allah.

Jelas bahwa bulan Ramadhan dan puasa memiliki banyak berkah secara materi dan maknawi bagi manusia. Berkah terbesar bulan ini adalah mengantarkan mereka pada derajat takwa dan meninggalkan dosa. Takwa yang bermakna menjauhi dosa, memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan membimbingnya ke jalan kebahagiaan.

Hal terpenting saat ini adalah mempertahankan sifat-sifat baik dan predikat takwa yang telah diraih selama Ramadhan. Ramadhan telah membekali kita dengan banyak kebaikan dan saatnya kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. (RM)

Tags