Lintasan Sejarah 9 Juli 2019
Hari ini, Selasa, 9 Juli 2019 bertepatan dengan 6 Zulkaidah 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 18 Tir 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.
Ibnu Hani Meninggal Dunia
707 tahun yang lalu, tanggal 6 Dzulqadah 733 HQ, Ibnu Hani, penyair, penulis, dan ahli philologis terkemuka dunia Islam meninggal dunia.
Ibnu Hani dilahirkan di selatan Andalusia (saat ini bernama Spanyol), setelah ia menyelesaikan pendidikan dasar, dan dalam usia yang masih remaja, ia melanjutkan studinya di perkuliahan para ulama dan pakar terkenal pada masa itu.
Dalam waktu singkat, Ibnu Hani telah menguasai berbagai displin ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang sastra. Setelah itu, ia mulai mengajar dan mengkader murid-muridnya. Ibnu Hani juga dikenal sebagai penyair, dan meninggalkan sejumlah karya dalam bidang ini.
Salah satu karya peninggalan Ibnu Hani adalah kitab "Syarhu Al-Tashil." Ia syahid dalam perang merebutkan kembali teluk Jabal Thariq.
Perang Arab-Zionis Kembali Meletus
71 tahun yang lalu, tanggal 9 Juli 1948, setelah satu bulan gencatan senjata, perang antara Arab dan Zionis kembali meletus.
Perang ini diawali dengan didirikannya negara Israel dan rezim Zionis pada bulan Mei tahun 1948 di atas tanah air milik bangsa Palestina. Atas perintah Dewan Keamanan PBB, diadakan gencatan senjata dan dalam waktu satu bulan, rezim Zionis berhasil mengumpulkan persenjataan yang banyak dari negara-negara Barat, terutama AS. Rezim Zionis kemudian memulai kembali perang dan setelah meraih kemenangan besar, rezim ini bersedia menghentikan perang.
Pada bulan Januari tahun 1949, perjanjian penghentian perang ditandatangani dan pada saat itu 78 peren tanah Palestina dikuasai oleh rezim Zionis dan 750.000 rakyat Palestina terusir dari tanah mereka dan menjadi pengungsi.
Sayid Kazem Akhavan Marashi Wafat
17 tahun yang lalu, tanggal 18 Tir 1381 HS, Ayatullah Sayid Kazem Akhavan Marashi meninggal dunia di usia 83 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Imam Ridha as di Mashad.
Ayatullah Sayid Kazem Akhavan Marashi lahir dari keluarga ulama pada 1298 HS di kota Najaf, Irak. Beliau telah kehilangan ayahnya sejak usia lima tahun. Tapi peristiwa ini tidak mengurangi sedikitpun semangatnya untuk menuntut ilmu-ilmu agama. Ketika berusia 13 tahun, beliau pergi ke Qom, Iran demi melanjutkan pelajaran hauzahnya. Setelah menyelesaikan pelajaran tingkat menengah hauzah, beliau kemudian mengikuti kuliah-kuliah Ayatullah Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i, Sayid Mohammad Taqi Khonsari, Imam Khomeini dan Ayatullah Boroujerdi.
Selama 17 tahun tinggal dan menuntut ilmu di Qom, pada usia 32 tahun beliau kembali ke kota Najaf. Sekembalinya di sana, Ayatullah Sayid Kazem Akhavan Marashi belajar kepada ayatullah Sayid Abdul Hadi Shirazi dan beliau sendiri mulai mengajar untuk tingkatan menengah.
Ayatullah Sayid Kazem Akhavan Marashi tinggal selama 22 tahun di Irak dan pada 1350 HS, beliau kembali ke Iran. Hanya dua tahun beliau tinggal di Qom dan setelah itu memilih tinggal di Mashad. Di sana beliau menyibukkan diri dengan menulis, mengajar, mengeluarkan fatwa dan menjadi imam shalat jamaah.
Ketika kebangkitan Islam di Iran mencapai puncaknya, ayatullah Sayid Kazem Akhavan memainkan peranan penting melawan rezim Pahlevi. Rumah beliau menjadi tempat perundingan dan pengambilan keputusan. Beliau mengambil langkah bersejarah ketika berhasil membobol blokade rumah sakit Imam Ridha as. Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, beliau beberapa kali ikut ke medan pertempuran selama perang 8 tahun dengan pasukan rezim Saddam.
Ayatullah Sayid Kazem Akhavan Marashi banyak meninggalkan karya tulis seperti Manasik Haji, Hasyiah Urwah al-Wutsqa dan Syarah al-Urwah al-Wutsqa.