Pesona Iran yang Mendunia (104)
salah seorang penyair terkemuka Iran abad kesebelas Masehi di era Ghaznavid dan Seljuk adalah Masud Sa'd Salman.
Amir Sa'id al-Dawlah Abu al-Najim Mas'ud Sa'ad Salman Hamedani yang diikenal dengan sebuatn masud Sa'ad Salman dilahirkan di Lahore Pakistan antara 425 dan 438 H (1046-1046 M).
Ayah dan kakeknya termasuk jajaran tokoh masyarakat dan ilmuwan di masanya. Di Lahore dan Ghazni, Selain menuntut ilmu dan seni, Masud juga belajar seni bela diri, berkuda dan memanah. Perkenalannya dengan sastra membuatnya tertarik pada puisi hingga menjadi ahli di zamannya. Sejak usia muda ia telah menjadi pejabat istana.
Dia pergi ke India atas perintah Raja Ibrahim Ghaznavid, putra Raja Nadim, Saifuddin Mahmud. Ia menempati jabatan penting di samping pangeran Saif al-Dawlah Mahmoud. Namun, periode ini berlangsung lama. Ia dipenjara bersama Pangeran Saif al-Dawlah dan kerabatnya, atas perintah langsung raja Ibrahim, karena dihasut oleh orang yang membencinya. Maud Sa'd Salman menghabiskan hampir dua puluh tahun di penjara.
Puisi-puisi Masud semuanya mengungkapkan kesulitan dalam penjara dan jauh dari dari istri dan anak-anaknya. Setelah dibebaskan, Massoud Sa'ad tidak lagi berusaha mendapatkan jabatan penting dan pekerjaan pemerintah. Tetapi ia tidak pensiun dari posisinya sebagai pejabat istana, I memanfaatkan sisa hidupnya untuk urusan budaya, seperti pengelolaan perpustakaan besar Masud Ghaznavid. Masud Sa'ad Salman meninggal dunia di Ghazni pada tahun 515 atau 516 H (1121 atau 1122 M).
Masud Sa'ad Salman adalah salah satu sastrawan terkemuka Persia. Dia dikenal sebagai penyair yang memiliki kekuatan ekspresinya dengan kata-kata indah dan kombinasi yang tepat.
Tingkat kedalaman imajinasinya menunjukkan kemampuan mengartikulasikan subjek dengan berbagai interpretasi, secara reflektif yang menarik perhatian banyak. Demikian juga, komposisi, metafora dan deskripsinya yang segar dan eksotis, dan penggunaan lebih sedikit kata asing dalam puisinya menjadikan puisinya begitu menawan.
Masud Sa'ad menggambarkan pengalaman pahit kehidupan di penjara dalam bentuk puisi dari keluhan, penyesalan masa lalu, kesedihan dan kesusahan yang bernuasa nostalgia.
Nostalgia adalah menempuh pengembaraan masa kini yang dikombinasikan dengan penyesalan dan kesedihan di masa lalu. Jadi memiliki tautan yang dalam antara kenangan dekat dan jauh. Nostalgia adalah semacam perasaan penyesalan yang luar biasa terhadap masa lalu dan saat ini yang dirasakan seseorang.
Puisi-puisi Masud Sa'ad ini mengekspresikan emosi manusia yang paling murni dan paling tulus dalam bentuknya yang paling nyata. Kekuatan puisinya berasal dari kedalaman eksistensi manusia yang menggambarkan diri penyair dan aspirasinya yang menembus dinding penjara.
Salah satu ciri menonjol dari puisi Masud Sa'ad adalah warna filosofis dan terkadang ilmiahnya, meskipun ia bukan orang pertama yang menggunakan cara ini sebelumnya. Tapi warna filosofis puisi Masud Sa'ad sangat kental dengan komposisi yang solid. Dr. Khosro Farshidovard mengatakan, "Relevansi komponen-komponen puisi Masud terkadang berbentuk sebuah hikayat atau biografi dirinya." Itulah sebabnya beberapa kritikus sastra menyebutnya sebagai puisi naratif.
Karakteristik lain dari puisi Masud Sa'ad menjelaskan fenomena seosial dan kritiknya terhadap kondisi sosial ketika itu. Dari karyanya, kita memahami banyak temperamen para penguasa dan kerusakan moral yang terjadi dalam masyarakat.
Dia bahkan telah melangkah lebih jauh dalam beberapa puisinya dengan berbicara dengan sangat jelas tentang kondisi zamannya. Dalam beberapa puisinya, Masud secara eksplisit menyatakan bahwa Aturan Islam tidak dipatuhi, korupsi sangat luas dan tidak ada yang menyuarakan keadilan. Ia juga mengatakan, banyak yang shalat, tetapi tidak memiliki kekuatan untuk melakukan protes terhadap tindakan yang bertentangan dengan Islam.(PH)