Serangan Balasan Yaman ke Saudi Mengejutkan Dunia
Agresi militer pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi ke Yaman telah berlangsung selama 54 bulan, namun rezim Al Saud gagal menaklukkan rakyat negara ini.
Sebaliknya, militer dan pasukan rakyat Yaman, Ansarullah berhasil meningkatkan kemampuannya di tengah-tengah blokade darat, laut dan udara, dan bahkan membalas kejahatan Arab Saudi selama beberapa tahun terakhir.
Juru bicara militer Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree mengkonfirmasi bahwa 10 pesawat tanpa awak Yaman telah menyerang dua kilang minyak Arab Saudi di bagian timur negara Arab ini.
Kilang minyak Buqayq (Abqaiq) dan Khurais di bagian timur Arab Saudi menjadi sasaran balasan Yaman pada Sabtu dini hari, 14 September 2019.
Menurut Yahya Saree, serangan drone itu sebagai balasan dan tanggapan atas serangan udara Arab Saudi dan kejahatan perang negara itu di Yaman, serta blokade darat, laut dan udara terhadap Yaman.
Jubir militer Yaman mengklaim bahwa operasi pesawat tak berawak, dengan "Balanced Deterrence-2" adalah salah satu serangan udara paling rumit yang pernah dilakukan oleh pasukan Yaman jauh di dalam wilayah Arab Saudi.
Yahya Saree memperingatkan Arab Saudi bahwa serangan udara Yaman akan diperluas dan banyak lagi target akan dihantam jika Riyadh masih melanjutkan agresi militer dan blokade total terhadap Yaman.
Arab Saudi dan UEA melancarkan invasi militer ke Yaman sejak Maret 2015 setelah mendapat lampu hijau dan dukungan dari Amerika Serikat.
Agresi militer tersebut telah merenggut nyawa belasan ribu warga Yaman dan menghancurkan infrastruktur vital negara ini.
Blokade darat, laut dan udara oleh pasukan agresor juga menambah penderitaan rakyat Yaman. (RA)