Okt 12, 2019 17:50 Asia/Jakarta

Militer Turki meluncurkan serangan besar-besaran ke Suriah pada Rabu, 9 Oktober 2019 sebagai awal dimulainya operasi militer di perbatasan Turki-Suriah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara resmi telah mengumumkan dimulainya serangan. Jet tempur dan artileri membombardir sepanjang perbatasan hingga menimbulkan kepanikan ribuan warga sipil.

Kementerian Pertahanan Turki dalam pernyataanya  mengumumkan bahwa selain melancarkan serangan udara, militer juga meluncurkan serangan darat. Turki telah menyerang 181 target ke posisi Kurdi Suriah dan menyebabkan 16 orang tewas.

Serangan ini dimulai setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penarikan pasukannya dari perbatasan Suriah.

Agresi militer Turki ke Suriah juga memicu kecaman internasional dan mendorong dilakukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Kamis.

Liga Arab pada Rabu malam juga mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan pertemuan darurat di Kairo pada 12 Oktober untuk membahas situasi tersebut.

Republik Islam Iran mendesak Turki tidak melanjutkan serangan terhadap Suriah. Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif pada Selasa, 8 Oktober 2019 menghubungi mitranya di Turki Mevlut Cavusoglu untuk menyampaikan posisi oposisi Tehran terhadap rencana operasi Turki.

Zarif mendesak Turki menghormati integritas dan kedaulatan Suriah. (RA)