Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (1)
Manusia membutuhkan berpikir tentang alam, pencipta dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas untuk hidup lebih baik.
Kehidupan itu indah, buka matamu
Kelilingi rahasia lorong dan taman,
Kehidupan adalah anugerah yang diberikan kepada kita. Kehidupan penuh dengan kebaikan dan kuburukan, pasang dan surut serta tanjakan dan turunan, terkadang sangat sulit dilalui dan terkadang begitu menarik hati, sehingga kita tidak menyadari ternyata waktu telah berlalu. Kelsulitan pada dasarnya pengalaman kehidupan setiap manusia. Ketika manusia menyadari bahwa kesulitan juga akan pergi dan kenikmatan hidup juga bakal meninggalkan kita, kita tidak akan kehilangan kontrol ketima menhadapi kesulitan, tidak tenggelam dalam kenikmatan. Dengan demikian, bangun yang terbaik untuk diri kita dan memanfaatkan sebaik mungkin dari anugerah kehidupan ini.
Kita memiliki kekuatan yang mampu mengubah keputusasaan menjadi harapan, kekalahan menjadi kemenangan dan air mata dengan senyuman dengan bantuan kehendak, usaha dan mengambil pelajaran dari pengalaman. Kita harus memiliki kemampuan untuk membuat hidup kita lebih baik, sehingga kita dapat menikmati saat-saat kehidupan kita dipenuhi kegairahan dan kebahagiaan.
Kita selalu berusaha untuk mencapai kebahagiaan, sebagai satu prinsip dan aturan yang harus diraih. Padahal tidak ada jenis obat yang semacam ini di luar kita. Karena cara pandang setiap manusia, kecenderungan dan keinginannya berbeda dengan orang lain, maka tidak satu aturan yang bisa diberikan kepada semua orang, tetapi perbedaan setiap individu inilah yang memaksa manusia untuk mencari solusi bagi bagaimana hidup lebih baik.
Untuk hidup lebih baik ada sejumlah kaidah dan aturan umum yang banyak dijelaskan lewat lisan para tokoh agama, ilmuan dan psikolog. Memperhatikan ucapan mereka akan mempermudah manusia melewati jalan yang diinginkannya. Mereka meyakini bahwa untuk hidup lebih baik maka yang harus terjadi pada tahap awal di "benak" kita. Para psikolog meyakini bahwa benak manusia memiliki kekuatan luar biasa. Karenanya mereka mengatakan, "Pikiranmu sangat menentukan dan menjadi kontrol atas segala peristiwa yang akan terjadi bagimu."
Manusia memiliki kemampuan untuk memperbaiki model benaknya. Setelah melakukan percobaan dan kesalahan yang dilakukan manusia dalam kehidupannya, ia akan sampai pada satu titik bahwa dirinya mampu menganalisa jalannya. Sebagai contoh, manusia dapat memahami bahwa bila ia mengambil keputusan tertentu dalam beberapa tahun lalu, sekarang ia pasti memiliki kehidupan yang lebih baik, tetapi dengan mengambil keputusan yang salah, ia menghadapi berbagai masalah yang melilitnya.
Sebagaimana manusia tidak berpikir dan menganalisa pekerjaan-pekerjaannya. Mereka sepertinya berkeyakinan bahwa "apa yang bakal terjadi pasti terjadi". Mereka tidak mencari hidup yang lebih baik dan membiarkan dirinya seperti dedaunan yang ditiup angin. Membiarkan akal dan tidak memikirkan apa yang terjadi akan membuat manusia menghadapi banyak masalah. Nabi Muhammad Saw dan para nabi as selalu berusaha mendidik dan melatih kekuatan akal dan pikiran masyarakat. Nabi Muhammad Saw berusaha membimbing umat Islam untuk berpikir, menganalisa dan memperhatikan segala urusan, sehingga mereka dapat membuat hidupnya lebih baik.
Berpikir dapat mendidik dan menyempurnakan jiwa manusia. Lewat berpikir, kesalahan dapat diminimalisir sekecil mungkin dan menunjukkan kekuatan jiwa manusia. Berpikir akan membuka jalan lurus menuju hakikat alam. Dalam berpikir ada energi yang akan menarik seseorang yang sedang berpikir untuk berhubungan dengan masalah yang dipikirkan lalu menjalin hubungan di antara keduanya. Ketika seseorang terbiasa memikirkan hal-hal yang baik, pribadi itu akan tertarik menuju kebaikan dan perilakunya menjadi indah dan layak. Ini adalah hakikat yang telah dijelaskan dalam banyak riwayat dan ucapan Ahlul Bait as.
Imam Shadiq as berkata, "Berpikir akan mengajak manusia pada kebaikan dan mengamalkannya." Siapa saja dengan berpikir dapat mengaktualisasikan kekuatan agung yang tersimpan dalam dirinya. Masalah ini membawa kabar gembira bagi manusia untuk dapat hidup lebih baik.
Ada masalah yang dihadapi ketika seseorang menapaki jalan berpikir yang dalam dan benar, dimana manusia sepanjang hari diserang oleh berbagai pikiran. Terkadang manusia tenggelam dalam pemikiran akibat peristiwa dan kenangan sebelumnya yang tidak disukai ini, dimana pikiran ini tidak menguntungkan kondisinya saat ini atau sebaliknya, melemahkan energinya dan merusak vitalitas kehidupan dan keceriaan manusia.
Memikirkan kenangan yang tidak menyenangkan sangat memakan energi manusia. Jadi sangat penting bagi manusia untuk mengendalikan pikiran. Koreksi dan pengelolaan gagasan telah lama menjadi keinginan umat manusia. Karena pikiran adalah aspek terpenting dari keberadaan manusia dan hak istimewa manusia atas makhluk lain, maka kita harus memanfaatkan kekuatan besar ini dan mempelajari cara berpikir yang benar.
Dalam banyak riwayat dari para Maksum as dan ayat-ayat al-Quran, cara berpikir terbaik adalah berpikir tentang menemukan fakta dan ada atau tidak seperti mengenal Allah, mengenal hakikat hidup dan mengenal manusia. Imam Shadiq as dalam hal ini berkata, "Manusia mengenal Tuhan-nya lewat akalnya dan mengetahui bahwa Dia adalah Pencipta." Sementara Imam Ali as mengatakan, "Mengenal Allah akan langgeng dengan bantuan akal."
Manusia membutuhkan berpikir tentang alam, pencipta dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas untuk hidup lebih baik. Mengenal dan mengandalkan Allah yang tidak ada bandingannya memberi manusia kedamaian. Dengan mengetahui bahwa Allah yang kekuasaan-Nya tak terbatas selalu melihat dan mengawasi Anda, dan jika Anda meminta kepada-Nya Dia pasti mengabulkan, maka banyak kegelisahan dan kekhawatiran sia-sia akan menjauh dari Anda. Mengenal Allah dapat memoles hati lebih mengkilap dan membuat akal lebih siap untuk menerima lebih banyak hakikat.
Dalam surat Ali Imran ayat 191, Allah Swt berfirman, "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
Al-Quran memperkenalkan orang-orang seperti ini sebagai orang yang bijak dan suka berpikir. Mereka yang berpikir adalah pribadi yang selalu mengingat Allah dalam segala kondisinya dan memikirkan akan penciptaan alam semesta. Ketika memikirkan akan penciptaan alam semesta, mereka memahami adanya pencipta yang sekaligus mengatur alam semesta dan karenanya mereka selalu berzikir dan mengingat-Nya.
Mereka yakin bahwa di luar dunia ini, ada kehidupan abadi yang telah dijanjikan Allah sebagai balasan atas apa yang dilakukan selama di dunia. Dalam pandangan al-Quran, orang-orang bijak dan yang berpikir menyadari bahwa tanpa akhirat dan alam di balik dunia ini, masalah penciptaan menjadi batal secara mendasar. Mereka meminta belas kasihan dan rahmat Allah. Pemikiran ini mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menghentikannya dari tindakan jelek. Demikianlah, berpikir akan membawa manusia untuk hidup lebih baik.
Berpikir tentang alam semesta, alam akhirat dan yakin bahwa Allah tidak pernah melakukan pekerjaan yang sia-sia serta tujuan penciptaan manusia adalah untuk mendidiknya menuju kebaikan dan transenden, dan memperkuat akhlaknya. Dalam hal ini, seseorang dapat memilih dan memilah antara moral yang jelek dan baik dan selalu mengambil langkah di jalan keutamaan dan dan kebaikan. Imam Shadiq as saat menjelaskan tentang aspek akal mengatakan, "Akal mampu mengenal perbuatan baik dari buruk."
Sekarang tiba waktunya untuk mempertimbangkan saat-saat dalam kehidupan Anda. Bagaimana Anda menghabiskan hidup anda?Apakah Anda telah berpikir sebelumnya atau hanya ingin mengalami dan melewatinya?
Cara terbaik adalah berpikir. Mulailah dengan berpikir untuk dapat melewati jalan tanpa akhir bersama-sama dengan aspek lain dari kehidupan yang lebih baik.
Hidup adalah pencarian
Hidup adalah kebisingan
Kehidupan adalah malam baru, hari baru dan pikiran baru...