Lintasan Sejarah 27 Januari 2020
Hari ini, Senin, 27 Januari 2020 bertepatan dengan 1 Jummadil Tsani 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 7 Bahman 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ibnu Askar Qadhi, Sejarawan Maroko Meninggal
455 tahun yang lalu, tanggal 1 Jumadil Tsani 986 HQ, meninggal dunia di tanah kelahirannya, Maroko.
Ibnu Askar setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya kemudian mempelajari pengobatan Ibnu Sina dan melanjutkan penelitian dan studinya di bidang ilmu-ilmu agama. Ibnu Askar meninggal sebuah risalah yang memuat laporan kondisi sebagian tokoh Maroko di abad ke-10 Hijrah dan karyanya ini terhitung sangat penting.
Karyanya ini kemudia dipakai oleh para sejarawan Maroko dan menjadikannya referensi dalam menulis sejarah. Diwan as-Syurafa merupakan karya lain dari Ibnu Askar.
Ayatullah Sayid Mohammad Bagher Hojjati Barforoushi Wafat
87 tahun yang lalu, tanggal 7 Bahman 1311 HS, Ayatullah Hojjati meninggal dunia dalam usia 63 tahun.
Ayatullah Sayid Mohammad Bagher Barfroroushi yang lebih dikenal dengan Ayatullah Hojjati lahir di kota Babol, provinsi Mazandaran sekitar tahun 1248 Hs. Sebelum ia lahir, ayahnya terlebih dahulu meninggal dunia.
Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat dasar dan menengah, Ayatullah Hojjati pergi ke Najaf al-Asyraf untuk melanjutkan pendidikannya. Selama di sana, ia belajar kepada ulama besar seperti Akhond Molla Mohammad Kazem Khorasani, Allamah Sayid Mohammad Kazem Yazdi, dan Mulla Abdollah Mazandarani.
Ayatullah Hojjati kemudian kembali ke tanah kelahirannya dan menyibukkan dirinya dengan menulis, meneliti, mengajar dan membimbing masyarakat. Ia menjadi ulama besar Mazandaran di masanya dan aktif dalam urusan sosial dan politik.
Ia dikenal serius memerangi pemikiran sessat seperti ajaran Bahai, sehingga meninggalnya diisukan akibat suntikan seorang dokter Bahai.
Selama hidupnya, ia banyak menulis karya ilmiah seperti Taqrir pelajaran Ushul gurunya Akhond Khorasani dan Allamah Yazdi serta sebuah komentar terhadap buku Urwah al-Wutsqa.
Gencatan Senjata AS-Vietnam Ditandatangani
47 tahun yang lalu, tanggal 27 Januari 1973, setelah berlangsung perundingan selama empat tahun, perjanjian damai antara AS-Vietnam Utara ditandatangani di Paris.
Perang antara AS dan Vietnam Utara terjadi sejak Vietnam Selatan membentuk pemerintahan sendiri yang didukung oleh AS. Berdasarkan perjanjian yang dinamakan "Perjanjian Paris" itu, AS bersedia menarik pasukannya dari Vietnam Selatan. Tentara AS kemudian mulai ditarik pulang dan Vietnam Utara mengembalikan hampir 600 tawanan perang AS. Jumlah tentara AS yang tewas di perang Vietnam mencapai 60.000 orang dan puluhan ribu lainnya luka-luka.
Warga Vietnam, baik Vietnam Selatan maupun Utara, yang tewas mencapai jumlah dua juta orang. Antara tahun 1973-1975, perang antara kedua Vietnam masih terus berlangsung sampai akhirnya pada bulan April 1975, Saigon jatuh dan Vietnam Selatan menyerah. Kedua Vietnam kemudian kembali bersatu hingga saat ini dengan nama Republik Sosialis Vietnam.