Lintasan Sejarah 16 Maret 2020
Hari ini, Senin, 16 Maret 2020 bertepatan dengan 21 Rajab 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 26 Isfand 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ibn Abi Al-Hadid meninggal dunia
785 tahun yang lalu, tanggal 21 Rajab 656 HQ, Ibn Abi Al-Hadid, seorang pemikir dan penulis muslim terkemuka meninggal dunia pada usia 70 tahun.
Pada saat Moghul menyerang Baghdad, ia ditawan, namun oleh beberapa pembesar saat itu ia diselamatkan dari maut.
Karya terkenal Ibn Abi Al-Hadid yaitu, "Syarah Nahjul Balaghah" yang merupakan penjelasan dari kumpulan perkataan Imam Ali as. Dalam buku tersebut, Ibn Abi Al-Hadid mengungkapkan keagungan Nahjul Balaghah dari sisi sastra, sejarah dan kalam. Karya lainnya antar lain "al-Abqari al-Hasan dan "as-Sab' al-Uluyat."
Kunjungan Bersejarah Tito
67 tahun yang lalu, tanggal 16 Maret 1953 Marsekal Josef Tito melakukan kunjungan bersejarah ke Inggris dan menjadi kepala negara komunis pertama yang berkunjung ke negara itu. Tito tiba di Inggris dengan menggunakan kapal laut Galeb.
Pembicaraan kedua negara tersebut diduga terkait erat dengan situasi dan kondisi pascakematian Josef Stalin. Yugoslavia dikeluarkan dari kelompok Cominform negara-negara komunis pada 1948 karena gagal memenuhi kebijakan politik Soviet.
Sejak saat itu, Yugoslavia seakan mengandalkan bantuan dari negara-negara Barat untuk kebutuhan pangan tertentu dan persenjataan. Selain itu, mereka mendiskusikan cara-cara penyelesaian perselisihan masalah wilayah Trieste, yang setahun sebelumnya telah dilakukan pemisahan administrasi antara Yugoslavia dan PBB.
Sayid Ahmad Khomeini Wafat
25 tahun yang lalu, tanggal 26 Isfand 1373 Hs, Sayid Ahmad Khomeini, ulama mujahid meninggal dunia setelah menderita penyakit serius dan setelah dishalati oleh Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, beliau dikuburkan di sisi ayahnya.
Hujjatul Islam Sayid Ahmad Khomeini lahir pada 24 Isfand 1324 HS (15 Maret 1946) di tengah keluarga agamis dan ulama di kota Qom.
Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, saat ayahnya diasingkan ke Najaf, Irak, Sayid Ahmad Khomeini baru memulai pendidikan agamanya dan menyelesaikan dengan cepat pendidikannya.
Setelah kakaknya, Sayid Mostafa Khomeini syahid, Sayid Ahmad Khomeini memegang tanggung jawab utama yang menghubungkan Imam Khomeini ra dengan rakyat Iran hingga kemenangan Revolusi Islam. Pasca berdirinya pemerintahan Islam di Iran, hubungan ini tetap terjaga dan senantiasa ia berada bersama Imam Khomeini ra.
Selama di Paris, selain menghadapi kelompok politik menyimpang dari garis Imam Khomeini ra, Sayid Ahmad Khomeini menyusun urusan kantor Imam Khomeini dengan penuh ketelitian. Semua ini dapat dilakukan berkat pengalaman yang cukup selama bertahun-tahun berjuang di Iran.
Setelah tiba di Iran dan kemenangan Revolusi Islam, Sayid Ahmad Khomeini seperti sebelumnya memegang urusan kantor Imam Khomeini dan menjamin kondisi yang lebih luas dan leluasa bagi Imam Khomeini ra untuk berhubungan dengan masyarakat dan para pejabat negara. Beliau setiap harinya mengatur pertemuan yang dilakukan Imam Khomeini ra dengan pelbagai kalangan dan pribadi.
Sebagai kepala kantor Imam Khomeini ra, Sayid Ahmad Khomeini bertanggung jawab atas sejumlah pekerjaan penting dan dengan penuh keikhlasan beliau berhasil melakukan tanggung jawabnya. Ketika dimulainya perang delapan tahun dengan Irak akibat agresi rezim Saddam Husein, Sayid Ahmad Khomeini ra berusaha mendapat informasi detil mengenai perang, menyusun informasi dan menyampaikannya pada saat yang tepat kepada Imam Khomeini ra. Semua tanggung jawab ini dilakukannya dengan baik.
Setelah meninggalnya Imam Khomeini ra, Sayid Ahmad Khomeini menjadi anggota Dewan Ahli Kepemimpinan dan wakil Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, selain tetap bertugas sebagai pengelola Yayasan Penyusunan dan Dokumentasi Karya Imam Khomeini ra. Banyak buku dan tulisan-tulisan tangan Imam Khomeini ra yang berhasil dipublikasikan.
Hubungan Sayid Ahmad Khomeini dengan Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei sangat akrab dan selama hidupnya menjadi sahabat beliau.