Lintasan Sejarah 9 April 2020
Hari ini, Kamis, 9 April 2020 bertepatan dengan 15 Sya'ban 1441 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 21 Farvardin 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Imam Mahdi Lahir
1186 tahun yang lalu, tanggal 15 Sya'ban 255 HQ, Imam Mahdi, sang juru selamat di akhir zaman terlahir ke dunia di Kota Samarra, Irak.
Imam Mahdi adalah putera dari Imam Hasan al-Askari as, dan merupakan generasi keturunan Rasulullah Saw. Imam Mahdi memiliki nama dan panggilan yang sama dengan Rasulullah, yaitu Muhamad dan Abul Qasim.
Sampai berusia lima tahun, Imam Mahdi berada di samping ayahnya. Pada usia itulah ayahandanya, yaitu Imam Hasan al-Askari, mengapai kesyahidan, dan beliau menerima tampuk imamah atau kepimimpinan atas umat Islam. Dengan kehendak Ilahi, beliau kemudian menghilang untuk jangka waktu tertentu. Selama 69 tahun, Imam Mahdi memimpin umatnya melalui perantaraan para utusan khususnya yang berjumlah empat orang.
Di usianya yang ke 74 tahun, Imam Mahdi kemudian menghilang atau ghaib untuk jangka waktu yang sangat lama. Berdasarkan berbagai keterangan hadis yang kuat, beliau kelak akan muncul kembali di akhir zaman untuk memimpin dunia ini dengan penuh keadilan dan ketentraman. Saat itu, berbagai kezaliman, kefakiran, dan diskriminasi akan dilenyapkan dari muka bumi. Karena itulah, kemunculam kembali Imam Mahdi menjadi harapan terbesar para pencari keadilan, dan mereka selalu berupaya untuk menciptakan kondisi yang bisa mempercepat kemunculan beliau.
Dalam al-Quran surat al-Qashash ayat 5 disebutkan bahwa Allah Swt berkehendak untuk menjadikan orang-orang yang tertindas sebagai penguasa dan pewaris di muka bumi. Untuk itulah, di Iran, tanggal 15 Sya'ban ini dijadikan sebagai Hari Mustadh’afin (Orang-Orang Tertindas).
Sikap Imam Khomeini Soal Ulama dan Politik
55 tahun yang lalu, tanggal 21 Farvardin 1343 HS, Imam Khomeini ra mengeluarkan sikap soal ulama dan politik.
Pasca pidato tanggal 13 Khordad 1342 HS dan penahanan beliau oleh rezim Shah Pahlevi dan terjadinya peristiwa kebangkitan 15 Khordad, Imam Khomeini ra harus menjalani penahanan hampir 10 bulan dan setelah itu beliau dibebaskan, namun rumah beliau mendapat pengawasan ketat pemerintah. Tapi reaksi keras rakyat soal blokade rumah beliau memaksa rezim Shah mengendorkan pengawasan ketat itu dan pada 18 Farvardin 1343, Imam Khomeini ra dibebaskan.
Pasca pembebasan Imam Khomeini ra, rezim Shah berusaha menunjukkan bahwa Imam dan rezim Pahlevi telah menemukan kesepahaman. Sekaitan dengan hal ini, surat kabar Ettelaat menulis, "Betapa indahnya ketika masyarakat ulama dan rakyat bersama-sama melaksanakan program revolusi Shah dan rakyat."
Ketika berita ini sampai kepada Imam Khomeini ra, beliau mereaksinya dengan keras. Oleh karenanya, hanya dalam tiga hari setelah pembebasannya, pada 21 Farvardin 1343 Hs, Imam menyampaikan pidatonya:
"Pada harian Ettelaat ditulis judul besar mengenai "persatuan suci" yang menyebutkan ada kesepahaman dengan para ulama dan mereka menyepakati Revolusi Putih Shah dan bangsa. Mereka berbicara tentang revolusi yang mana? Bangsa yang mana? Apakah revolusi ini ada kaitannya dengan ulama dan rakyat? Mereka yang ada di universitas, sampaikan kepada siapa saja bahwa ulama menolak revolusi ini. Bila Mereka menggantung Khomeini, tetap saja tidak akan ada kesepakatan!"
Pidato ini menyebabkan rezim Shah kebingungan dan akhirnya mengirim seorang utusan kepada Imam untuk menyampaikan maaf secara langsung. Langkah selanjutnya rezim Shah memperingatkan Imam untuk tidak ikut campur dalam masalah politik. Mereka berusaha menunjukkan politik itu isinya tipu muslihat dan kebohongan. Tapi Imam Khomeini membongkar kedok tagut dan mengingatkan pentingnya campur tangan ulama dalam masalah politik dan menyebut politik adalah agama.
Baghdad Jatuh ke Tangan Sekutu
17 tahun yang lalu, tanggal 9 April tahun 2003, dalam aksi invasi AS dan sekutunya ke Irak, setelah bertahan sekitar 20 hari, Baghdad akhirnya jatuh ke tangan pasukan AS dan sekutunya.
Jatuhnya Baghdad hanya dalam waktu yang sangat singkat mengejutkan banyak pengamat, karena tadinya, pasukan sekutu diprediksikan akan dilawan secara mati-matian oleh pasukan Garda Republik Irak.
Setelah berhasil menguasai Irak, AS langsung mengklaim kawasan itu sebagai daerah pendudukan dan menempatkan ratusan ribu pasukannya di negeri 1001 malam itu.