Jun 16, 2020 20:42 Asia/Jakarta

Warga kulit berwarna terutama orang kulit hitam di Amerika Serikat menjadi sasaran kekerasan dan bahkan pembunuhan oleh polisi negara ini. Peristiwa seperti ini selalu mewarnai sejarah Amerika.

George Floyd, 46 tahun adalah korban terbaru kekerasan polisi AS. Kekerasan dan pembunuhan terhadap warga kulit hitam ini telah memicu unjuk rasa luas di berbagai kota, bahkan merambah ke sejumlah negara Eropa.

George Floyd tewas usai lehernya ditekan oleh lutut Derek Chauvin, salah satu dari empat polisi Minneapolis, Minnesota yang menahannya pada Senin (25/5/2020). Tak lama setelah itu, Minneapolis dan St. Paul di Minnesota, dipenuhi oleh protes besar.

Demonstrasi anti-rasisme kemudian menyebar ke berbagai kota besar di Amerika Serikat. Unjuk rasa ini  dikenal dengan The Black Lives Matter Movement.

Black Lives Matter Movement kemudian mengiringi kematian George Floyd. Slogan ini tertulis di plakat-plakat dan spanduk para demonstran.

Black Lives Matter bermakna kehidupan orang kulit hitam itu penting. Gerakan dan slogan ini muncul bukan baru-baru ini, tetapi sebenarnya telah sejak beberapa tahun lalu.

Gerakan The Black Lives Matter atau disingkat sebagai BLM dimulai pada 2013 oleh Alicia Garza, Patrisse Cullors, dan Opal Tometi.

Pada masa itu, ada kasus bernuansa rasial yakni pembunuhan remaja kulit hitam AS bernama Trayvon Martin oleh George Zimmerman, pada 2012.

Setelah itu, terjadi kematian dua orang kulit hitam di AS: Michael Brown dan Eric Garner di tangan polisi, pada 2014.

Gerakan BLM menjadi yayasan di AS, Inggris, dan Kanada. Black Lives Matter bermakna komitmen perjuangan bersama untuk menciptakan dunia yang bebas dari sifat anti-kulit hitam. Black Lives Matter menyatakan ingin agar setiap orang kulit hitam punya kekuatan sosial, ekonomi, dan politik untuk maju.

Sebelum ini, beberapa warga kulit hitam tewas mengenaskan di tangan polisi Amerika. Di antaranya adalah Manuel Ellis yang tewas di tangan polisi pada tanggal 3 Maret. Pria ini dilaporkan sempat memohon dan mengatakan dia tidak bisa bernapas sebelum tewas di tangan polisi yang menangkapnya.

Pada tanggal 23 Februari, Ahmaud Arbery 26 tahun ditembak mati oleh Gregory McMichael, 64 tahun, dan Travis McMichael, 34 tahun, dua polisi dan detektif di kejaksaan di negara bagian Georgia, Amerika Serikat.

Pada tahun 2016, ratusan orang berkumpul di lokasi seorang pria berkulit hitam yang sudah tidak berdaya ditembak oleh polisi di Baton Rouge, Louisiana, Amerika Serikat. Korban bernama Alton Sterling tewas ditembak pada 5 Juli 2016 setelah dijatuhkan oleh dua orang polisi.

Walter Scott, seorang pria kulit hitam berumur 50, ditembak tiga kali di punggung selagi lari dari petugas polisi Michael Slagger di North Charleston, South Carolina pada 4 April 2015. Polisi menyetop mobil Scott karena lampu remnya tidak berfungsi.

Eric Garner tewas karena tak bisa bernapas di New York sesudah ia ditahan atas dugaan menjual rokok ketengan secara ilegal pada 17 Juli 2014.

Tamir Rice, bocah Afrika-Amerika berusia 12 tahun, ditembak polisi kulit putih hanya karena membawa senjata mainan.

Di Baltimore, Maryland, Freddie Gray, 25 tahun, ditahan karena membawa senjata setelah polisi menemukan pisau di sakunya pada 12 April 2015 dan akhirnya dia tewas di tangan polisi.

Michael Brown, remaja kulit hitam berusia 18 tahun ditembak mati sesudah pertengkaran dengan polisi kulit putih Darren Wilson pada 9 Agustus 2014. (RA)

Tags