Lintasan Sejarah 20 Juni 2020
Hari ini, Sabtu tanggal 20 Juni 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 28 Syawal 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 31 Khordad 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Sinai Ghaznawi Lahir
974 tahun yang lalu, tanggal 28 Syawal 467 HQ, Majdud bin Adam, yang terkenal dengan nama Sinai Ghaznawi, seorang penyair sufi terkenal Iran, terlahir ke dunia di kota Ghaznein, yang dulu merupakan bagian dari kawasan Iran dan kini menjadi bagian dari Afghanistan.
Awalnya, Ghaznawi menulis syair-syair yang memuji para sultan, namun akhirnya dia beralih kepada kehidupan sufi dan menyusun syair-syair yang mengkritik kezaliman penguasa. Di antara karya Ghaznawi yang terpenting adalah "Hadiqatul Haqiqah" atau "taman hakikat" yang berisi syair-syair dalam bentuk matsnawi dan mengandung nilai-nilai akhlak dan sufisme.
Letjend TNI Anumerta R. Suprapto Lahir
100 tahun yang lalu, tanggal 20 Juni 1920, Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah.
Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan salah satu korban dalam Gerakan 30 September. Pendidikan formalnya setelah tamat MULO (setingkat SLTP) adalah AMS (setingkat SMU) Bagian B di Yogyakarta yang diselesaikannya pada tahun 1941.
Di awal kemerdekaan, ia merupakan salah seorang yang turut serta berjuang dan berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Selepas itu, ia kemudian masuk menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto. Itulah awal dirinya secara resmi masuk sebagai tentara, sebab sebelumnya walaupun ia ikut dalam perjuangan melawan tentara Jepang seperti di Cilacap, namun perjuangan itu hanyalah sebagai perjuangan rakyat yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada umumnya.
Selama di Tentara Keamanan Rakyat, ia mencatatkan sejarah dengan ikut menjadi salah satu yang turut dalam pertempuran di Ambarawa melawan tentara Inggris. Ketika itu, pasukannya dipimpin langsung oleh Panglima Besar Sudirman. Ia juga salah satu yang pernah menjadi ajudan dari Panglima Besar tersebut. Beliau wafat di Lubangbuaya, Jakarta, 1 Oktober 1965.
Doktor Chamran Gugur Syahid
39 tahun yang lalu, tanggal 31 Khordad 1360 HS, Doktor Mostafa Chamran gugur syahid di daerah Dehlaviyeh.
Doktor Mustafa Chamran, seorang ilmuwan Iran, gugur syahid dalam perang Irak-Iran. Berbeda dengan para ilmuwan umumnya yang melalui umurnya dalam penelitian dan dunia akademis, Doktor Chamran memilih keluar dari laboratoriumnya dan terjun ke medan tempur untuk membela tanah airnya.
Doktor Chamran dilahirkan tahun 1932 di Teheran dan menuntut ilmu di bidang teknik elektro di Universitas Teheran. Ia kemudian meraih beasiswa untuk meneruskan pendidikan ke Universtitas Berkeley, AS dan bahkan sempat diangkat menjadi dosen di Universitas Berkeley.
Namun ia kemudian memilih pergi ke Lebanon untuk bergabung dengan pejuang Lebanon, Musa Sadr dan mendirikan "Gerakan Kaum Tertindas" yang bertujuan membela bangsa Lebanon dan para pengungsi Palestina di sana yang ditindas oleh rezim Zionis.
Ketika Revolusi Islam Iran mencapai kemenangan tahun 1979, Doktor Chamran kembali ke Iran dan diangkat sebagai Menteri Pertahanan Republik Islam Iran. Ketika Irak menginvasi Iran pada tahun 1980, Doktor Chamran bergabung dengan para pejuang Iran untuk melindungi Republik Islam sampai akhirnya gugur syahid.