Pemulangan 24 Kerangka Jenazah Pejuang Aljazair dari Perancis
Aljazair memperingati ulang tahun kemerdekaan ke-58 dengan pemulangan kerangka jenazah 24 pejuang Aljazair dari Perancis.
Sisa-sisa dan kerangka jenazah ditempatkan dalam peti mati dan dibalut dengan bendera Aljazair. Setelah tiba di Aljazair, peti-peti itu dibawa keluar dari pesawat dan diangkat tinggi-tinggi oleh tentara diiringi alunan mars oleh pasukan band militer.
Kerangka kepala para tentara yang dipenggal selama penjajahan Perancis atas negara Afrika Utara itu telah disimpan di museum antropologi, The Musée de l'Homme di Paris selama lebih dari 170 tahun.
Kerangka-kerangka jenazah tengkorak itu diterbangkan dari Perancis ke bandara Algiers menggunakan pesawat angkut Hercules C-130, dan dikawal pada saat kedatangan oleh jet tempur Aljazair.
Tengkorak-tengkorak para pejuang itu pada akhirnya dikebumikan di pemakaman El Alia di ibukota, pada 5 Juli 2020 bersamaan peringatan Hari Kemerdekaan ke-58.
Selama perjuangan untuk kemerdekaan, lebih dari 1,5 juta warga Aljazair gugur dan ratusan ribu lainnya terluka, hilang atau diusir dari rumah mereka.
"Ini adalah simbol para pahlawan yang mengorbankan hidup mereka dan semua yang mereka miliki. Saya cemburu. Saya mencintai orang-orang ini, dan meskipun kesehatan saya buruk, saya datang untuk mengucapkan selamat tinggal pada sisa-sisa para Syuhada, dan saya katakan semoga Tuhan mengampuni mereka," kata Ali Zelmati, seorang penduduk Aljazair.
Sementara itu penduduk lain, Ali Belajlat mengatakan, "Ini adalah kehormatan besar bagi negara Aljazair. Ketika saya melihat mereka kemarin, saya sangat tersentuh sehingga saya meneteskan air mata. Kami sangat senang bahwa para martir kembali ke Aljazair, semoga Tuhan mengampuni mereka."
Tujuh dari kerangka jenazah adalah para tokoh perlawanan yang berasal dari Pertempuran Zaatcha yang terkenal pada tahun 1849 di mana lebih dari 1.000 orang dibantai.
Langkah repatriasi itu dilakukan setelah bertahun-tahun kampanye oleh sejarawan dan politisi Aljazair untuk mengembalikan jenazah para pejuang anti-kolonial.
Perancis sebelumnya telah dituduh "menunda-nunda" atas upaya repatriasi setelah membuat sejumlah janji untuk melakukannya selama beberapa tahun terakhir.
Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune dan seorang pejabat kehormatan militer memberikan sambutan resmi atas kembalinya para pahlawan perang itu pada tanggal 3 Juli 2020.
Tebboune membungkuk di depan setiap peti mati dan seorang ulama Muslim membacakan doa untuk jenazah para pejuang tersebut.
Sebelumnya Tebboune mengatakan, para pejuang itu telah kehilangan hak asasi mereka selama lebih dari 170 tahun untuk dikuburkan secara layak. (RA)