"Militer Israel Tak Terkalahkan" Hanya Mitos
Pada 12 Juli 2006, rezim Zionis Israel melancarkan serangan ke Lebanon. Agresi yang bertujuan untuk menyerang Hizbullah ini berlangsung selama 34 hari.
Dalam agresi tersebut, militer rezim Zionis berusaha menimbulkan kerusakan parah terhadap infrastruktur Lebanon dengan menargetkan rumah-rumah sipil, stasiun TV dan bahkan rumah sakit.
Perlawanan kelompok Muqawama Hizbullah untuk membela Tanah Airnya telah mengejutkan militer Israel.
Hizbullah berhasi menghancurkan tank-tank tempur utama Israel seperti Merkava, dan kapal perang korvet kelas 5 Sa'ar.
Perlawanan gigih Hizbullah dan Lebanon telah mempersingkat agresi militer rezim Zionis hanya 34 hari, dan rezim ilegal ini mengakhiri pengepungan di Lebanon dan mundur tanpa hasil.
Kemenangan tersebut telah menghancurkan mitos bahwa "tentara Israel adalah tak terkalahkan".
Kemenangan Hizbullah Lebanon atas tentara rezim Zionis dalam perang 34 hari pada 2006 kembali membuktikan pentingnya kehadiran kubu perlawanan di samping rakyat dan militer Lebanon.
Kerja sama rakyat, kubu perlawanan, dan militer berhasil mempertahankan keutuhan wilayah teritorial dan kedaulatan nasional Lebanon dari rongrongan rezim Zionis.
Kesuksesan kubu perlawanan di kancah politik dan perang membuat mereka selalu menjadi sasaran konspirasi asing, tetapi konspirasi ini berhasil digagalkan berkat kewaspadaan rakyat, pemerintah, dan militer Lebanon.
Hizbullah memainkan perannya dalam koridor hukum dan sekarang memiliki kehadiran yang efektif di parlemen dan pemerintah Lebanon.
Kubu perlawanan di Lebanon dianggap sebagai sebuah gerakan politik yang berpengaruh. Di samping berkontribusi dalam menjaga stabilitas politik, mereka juga mempertahankan keutuhan wilayah dan kedaulatan nasional Lebanon.
Ketahanan Lebanon dari gangguan militer Israel dan teroris di wilayah Asia Barat, merupakan bukti akan keampuhan senjata Hizbullah yang membela kepentingan nasional bersama rakyat dan militer Lebanon.
Kemenangan kubu perlawanan Lebanon terhadap Israel dan para teroris dukungan rezim itu, juga dapat dianggap sebagai kemenangan dunia Arab, karena poros perlawanan di Asia Barat merupakan sebuah bendungan yang kokoh dalam menghadapi konspirasi Israel-Amerika yang menargetkan seluruh dunia Arab. (RA)