Okt 01, 2020 17:25 Asia/Jakarta

Debat antara calon presiden petahana Amerika Serikat Donald Trump dan penantangnya dari partai Demokrat, Joe Biden berlangsung Selasa malam, 29 September 2020, waktu setempat. Debat ini berlangsung panas dan penuh dengan interupsi.

Trump dan Biden saling serang dalam debat yang berlangsung selama 90 menit di Cleveland, Ohio, AS. Debat ini diwarnai saling berbalas bicara dan ejekan.

Trump tak henti-hentinya menyela menyela hampir setiap jawaban Biden, mulai mengenai Mahkamah Agung hingga rencana perawatan kesehatan para kandidat, dan bantahan Biden kepada Trump.

Karena terus menerus diinterupsi oleh Trump, pada menit 18 debat, Biden menoleh kearahnya dan meminta dia tutup mulut. "Will you shut up, man?," kata Biden.

Namun Trump mengabaikannya dan terus berbicara. "Tetaplah mengoceh, bung," lanjut Biden.

"Orang-orang mengerti, Joe. Selama 47 tahun, Anda tidak melakukan apa-apa," kata Trump mengomentari masa Biden menjabat sebagai wakil Presiden di masa pemerintahan Barack Obama.

Dalam sejumlah kesempatan, debat tersebut juga diwarnai dengan saling serang pribadi. Trump menyebut Joe tidak cerdas, saat Biden mengkritisi kebijakan Trump terkait pandemi Virus Corona.

"Tidak ada yang cerdas soal kamu, Joe," ujar Trump. Sementara itu, Biden menyebut Trump sebagai badut dan "presiden terburuk yang dipunyai Amerika."

Sejumlah interupsi juga muncul dengan Trump melakukan lebih banyak dibandingkan Biden yang membuat moderator debat berulang kali memperingatkan Trump.

Aksi interupsi Trump membuat Biden sempat kehilangan sejumlah gagasan di awal-awal pembicaraannya, namun semakin mampu beradaptasi dengan berjalannya waktu.

Sejumlah isu muncul dalam perdebatan panas yang dihadiri dengan undangan terbatas, di antaranya masalah COVID-19, rasisme, lingkungan, dan ekonomi.

Menurut sejumlah media global, debat pada Rabu, 30 September 2020 merupakan debat terpanas dan terkacau. Komisi Debat Presiden AS menyebut konstruksi debat tambahan perlu digunakan dalam format debat mendatang, termasuk kemungkinan pengaturan mikrofon.

"Komisi Debat Presiden (CPD) mensponsori debat yang disiarkan di televisi untuk kepentingan para pemilih Amerika. Perdebatan tadi malam memperjelas bahwa struktur tambahan harus ditambahkan ke format debat yang tersisa untuk memastikan diskusi isu-isu yang lebih tertib," ungkap komisi dalam salah satu pernyataannya seperti dilansir mantrasukabumi.com dari RRI pada Kamis (1/10/2020).

"CPD akan mempertimbangkan dengan hati-hati perubahan yang akan diadopsi dan akan segera mengumumkan tindakan tersebut. Komisi berterima kasih kepada Chris Wallace atas profesionalisme dan keterampilan yang dia bawa ke debat semalam dan bermaksud untuk memastikan bahwa perangkat tambahan untuk menjaga ketertiban selama debat yang tersisa," imbuh pernyataan itu.

Dari diskusi terkait hal itu, disinggung kemungkinan moderator dapat mematikan salah satu mikrofon kandidat saat rivalnya tengah berbicara, seperti diungkap Fox8, pada Kamis, 1 Oktober 2020 .(RA)