Nov 07, 2020 21:50 Asia/Jakarta

Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengaitkan Islam dengan terorisme dan dukungannya kepada publikasi karikatur penghinaan terhadap Rasulullah SAW.

Kecaman itu disampaikan dalam pertemuan kabinetnya pada Rabu, 28 Oktober 2020. Dia menyebut dukungan Barat kepada publikasi karikatur penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai tidak etis dan bentuk penghinaan terhadap umat Islam.

Rouhani mengatakan, kebebasan harus dibarengi dengan penghormatan terhadap nilai-nilai dan pertimbangan etika.

"Orang-orang Barat harus memahami bahwa Nabi Besar Islam dicintai oleh semua Muslim dan pecinta kebebasan dunia," kata Rouhani.

Dia menegaskan, menghina Nabi Muhammad SAW adalah menghina semua Muslim. Menghina beliau, lanjutnya, adalah menghina semua nabi, nilai-nilai kemanusiaan, dan sama saja dengan merusak etika.

Beberapa waktu lalu, Majalah Satir Prancis Charlie Hebdo menerbitkan karikatur penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW, dan Presiden Emmanuel Macron mendukung aksi itu dengan dalih kebebasan berekspresi dan berpendapat. Dia juga mengaitkan terorisme dengan Islam setelah pembunuhan seorang guru di Prancis.

Pada 16 Oktober 2020, guru sejarah dan geografi di Bois-d'Aulne College di Conflans-Sainte-Honorine, Samuel Paty, dibunuh secara brutal oleh Abdullakh Anzorov asal Chechnya. Pelaku kemudian ditembak mati oleh polisi. Dalam salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi, Paty menunjukkan kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya.

Para pemimpin Muslim di seluruh Prancis mengutuk pembunuhan itu dan menekankan bahwa ekstremis menyalahgunakan agama untuk tujuan mereka sendiri.

Sebelum ini pula, komentar Presiden Prancis pada 2 Oktober 2020 yang mengatakan Islam berada dalam "krisis" telah memicu reaksi protes dari umat Islam di seluruh dunia. (RA)

Tags