Lintasan Sejarah 22 Desember 2020
Hari ini, Selasa 22 Desember 2020 bertepatan dengan 7 Jumadil Awal 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 2 Dey 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Hari Ibu
Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Dalam hadis masyhur disebutkan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu.
Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.
Sementara di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong, Hari Ibu atau Mother’s Day (dalam bahasa Inggris) dirayakan pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (dalam bahasa Inggris) diperingati setiap tanggal 8 Maret.
Ibn Ghalbun Meninggal Dunia
1053 tahun yang lalu, tanggal 7 Jumadil Awal 389 HQ Ibn Ghalbun, Qari dan muhadis terkenal meninggal dunia.
Ibn Ghalbun lahir pada tahun 309 Hijri di kota Halab Suriah tetapi memilih Mesir sebagai tempat tinggalnya. Dia memanfaatkan ilmu dari banyak ulama besar dan pakar hadis pada zamannya. Tak lama kemudian ia pun berhasil menjadi seorang guru besar hadis.
Pakar hadis muslim ini telah melahirkan pandangan tentang pembacaan Al Quran. Pelbagai pandangan itu kemudian dihimpun oleh muridnya, Makki bin Abi Thalib dalam bukunya yang berjudul Al-Kashaf.
Karya utama Ibnu Ghalbun ialah Al-Arsyad yang berisi tentang tujuh metode pembacaan Quran.
Pembentukan Dewan Tinggi Membahas Ultimatum Rusia
109 tahun yang lalu, tanggal 2 Dey 1290 HS, dibentuk Dewan Tinggi Iran membahas ultimatum Rusia.
Pasca ultimatum pemerintah Rusia yang menuntut dikeluarkannya penasehat ekonomi asing dari Iran dan penolakan parlemen, militer Rusia menyerang kota Azerbaijan dan melakukan pembantaian massal. Setelah itu Rusia mengancam akan menyerang Tehran, ibukota Iran.
Menyikapi kondisi ini pada 2 Dey 1290 HS dibentuklah Dewan Tinggi yang terdiri dari anggota parlemen, menteri, tokoh dan pejabat istana. Dewan ini kemudian membahas kondisi terbaru antara pemerintah Iran dan Rusia.
Dalam sidang yang dilakukan Dewan Tinggi, Wutsuq ad-Daulah, Menteri Luar Negeri mengritik sikap parlemen yang menolak ultimatum Rusia dan menuntut sikap yang lebih lunak menghadapi ancaman Rusia. Setelah pidato tersebut, diputuskan untuk membubarkan parlemen, tapi para anggota parlemen berusaha menentang sikap diktator Naser al-Molk, tapi tidak berhasil.
Sekalipun pemerintah Iran menerima ultimatum Rusia dan memberhentikan penasihat ekonomi Amerika dari Kementerian Keuangan Iran, tapi tetap saja Rusia tidak menghentikan serangannya. Setelah menduduki Tabriz pada 1 Dey, mereka menghukum mati Tsiqah al-Islam Tabrizi, ulama besar kota ini lalu menguasai pemerintahan Azerbaijan secara keseluruhan.