40 Negara Menangguhkan Penerbangan ke dan dari Inggris
Negara-negara dunia memberlakukan pembatasan baru pada perjalanan ke dan dari Inggris karena kekhawatiran atas penyebaran Virus Corona jenis baru yang bisa menular dengan cepat
Jenis baru Virus Corona yang muncul di Inggris disebut para ahli lebih menular, sehingga sekitar 40 negara mengambil tindakan untuk memblokir Inggris, menutup perbatasan, dan memutus rute perdagangan. Sekitar 40 negara ini juga membatasi kedatangan penumpang pesawat dari Inggris, yang membuat bandara di Inggris mengalami kekacauan.
Meski disebut lebih menular, namun para ahli belum mendapatkan bukti bahwa varian baru Virus Corona tersebut lebih parah. Menurut CBS News, Senin, 21 Desember 2020 seperti dilansir Kompas.com, ada seruan yang berkembang di Amerika Serikat untuk melarang semua penerbangan dari Inggris ke negara ini.
Beberapa negara yang melarang kedatangan penumpang pesawat dari Inggris seperti Prancis, Jerman, Italia, Irlandia, Kanada, Belanda, Belgia, Austria, Swedia, Finlandia, dan Swiss. Selain itu, ada Estonia, Latvia, Lituania, Bulgaria, Romania, Kroasia, Turki, Iran, Israel, Arab Saudi, Kuwait, dan El Savador yang melarang kedatangan pesawat dari Inggris.
Di London, beberapa pelancong berdesakan di stasiun kereta. Dengan rasa putus asa, mereka berupaya untuk keluar dari kota itu. Inggris sekarang terhenti hanya berselang dua hari setelah terungkap bahwa varian baru Virus Corona tersebut menyebar seperti kobaran api.
Ratusan truk di pelabuhan Dover yang biasanya sibuk sekarang menganggur setelah Perancis memperketat perbatasannya. Hal itu meningkatkan kekhawatiran akan kekurangan makanan nantinya. Kepanikan sekarang menyebar ke seluruh dunia.
Jenis baru Virus Corona pertama kali terdeteksi pada September dan sekarang menyumbang hampir dua pertiga dari semua penularan COVID-19 terbaru di seluruh Inggris. Para ahli mengatakan, strain Virus Corona itu bermutasi dan membuatnya 70 persen lebih menular daripada strain lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersikeras bahwa Virus Corona bermutasi pada tingkat yang jauh lebih lambat daripada influenza musiman.
Namun, krisis terbaru ini tidak seperti yang lain dan sekarang tergantung pada pemerintah Inggris untuk menemukan jalan keluarnya. Seorang ahli epidemiologi dari Universitas Johns Hopkins, Caitlin Rivers, mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengetahui dampak dari strain tersebut.
"Saat ini, tidak ada bukti bahwa varian baru ini akan membuat vaksin kami kurang efektif atau akan membuat tes menjadi kurang efektif," kata Rivers.
Semua penerbangan dan kereta yang datang dari Inggris juga telah dilarang memasuki Eropa. Warga Inggris juga dibuat bingung ketika pemerintah mengumumkan bahwa kunjungan Natal harus dibatalkan karena COVID-19 yang baru. Dan kini muncul kekhawatiran bahwa negara itu akan kehabisan makanan segar pada hari-hari sebelum Natal karena gangguan angkutan dan transportasi. (RA)