Feb 15, 2021 10:31 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 15 Februari 2021

Imam Ali Al-Hadi as GugurSyahid

1188 tahun yang lalu, tanggal 3 Rajab 254 HQ, Imam Ali bin Muhammad al-Hadi as keturunan generasi ke sembilan Rasulullah Saw,  gugur syahid.

 

Imam al-Hadi as dilahirkan pada tahun 212 Hijriah di sekitar kota Madinah dan berada di bawah bimbingan ayah beliau, Imam Jawad as. Setelah Imam Jawad meninggal, Imam Ali al-Hadi diangkat sebagai imam kaum Muslimin. Salah satu julukan beliau adalah Imam Hadi, yang artinya orang yang memberi petunjuk.

 

Beliau mengajarkan Islam kepada umat Muslim dan menjawab berbagai pertanyaan dan persoalan yang diajukan kepadanya. Di samping itu, Imam Hadi dikenal juga kedermawanannya. Tidak seorang fakir miskinpun yang pergi dari rumahnya dengan kekecewaan. Karena ketinggian ilmu dan kemuliaan akhlaknya itu, Imam Hadi amat dicintai umatnya dan hal ini menimbulkan kedengkian penguasa saat itu, yaitu raja Dinasti Abasiah.

 

Karena itulah beliau akhirnya dibunuh dan gugur syahid.

 

Salah satu di antara hadis Imam Ali al-Hadi as adalah, "Berhati-hatilah terhadap orang yang tidak menjaga kehormatan dan kemuliaan dirinya sendiri."

 

Wafatnya Faqih dan Filsuf, Ayatullah Sheikh Abdolhossein Rashti

 

67 tahun yang lalu, tanggal 27 Bahman 1332 HS, Ayatullah Sheikh Abdolhossein Rashti meninggal dunia dalam usia 79 tahun dan dimakamkan di pekuburan Wadi al-Salam, Najaf.

 

Ayatullah Sheikh Abdolhossein bin Isa Rashti lahir pada tahun 1253 Hs di kota Karbala. Semasa kecil ia mengikuti ayahnya ke kota Rasht dan mulai belajar agama tingkat dasar dan menengah di kota ini. Pada usia 20 tahun, Sheikh Abdolhossein Rashti pergi ke Tehran dan belajar kepada guru-guru besar seperti Sheikh Mohammad Hassan Ashtiani dalam bidang fiqih dan ushul fiqih. Ia juga belajar filsafat dan teologi kepada Sheikh Ali Nouri, Sayid Shihab ad-Din Tabrizi Shirazi dan Mirza Abolhassan Jelveh. Bersamaan dengan usahanya menuntut ilmu, Ayatullah Abdolhossein Rashti juga mengajar bahasa Arab.

 

Setelah tinggal selama 10 tahun di Tehran, Ayatullah Abdolhossein Rashti pergi ke Najaf dan ikut kuliah para guru besar di sana seperti Akhond Mulla Mohammad Kazem Khorasani, Sheikh al-Syariah Isfahani, Sayid Mohammad Kazem Yazdi sehingga mencapai derajat ijtihad. Setelah itu beliau sendiri mengajar fiqih tingkat tinggi khusus bagi para calon mujtahid.

 

Ayatullah Abdolhossein Rashti meninggalkan banyak karya ilmiah seperti penjelasan Kifayah al-Ushul, catatan pinggir al-Asfar, catatan pinggir Jawahir al-Kalam dan al-Makasib.

 

Tentara Uni Soviet Angkat Kaki dari Afghanistan

32 tahun yang lalu, tanggal 15 Februari 1989, tentara merah Uni Soviet berhasil diusir oleh para pejuang Mujahidin Afghanistan.

 

Keberhasilan ini berhasil diraih para pejuang Mujahidin setelah sekitar 10 tahun melakukan perlawanan terhadap tentara Uni Soviet yang bercokol di negaranya.

 

Awalnya, tentara Uni Soviet menyerbu ke Afghanistan dengan tujuan untuk mendirikan pemerintahan boneka di negara itu. AS yang merasa kepentingannya terancam di kawasan Asia selatan memberikan reaksi yang sangat keras, termasuk di antaranya membantu pembentukan kelompok-kelompok perjuangan Afghanistan.

 

Di sisi lain, rakyat muslim Afghanistan sendiri memang sangat tidak menyukai kehadiran Uni Soviet sehingga mereka terus menerus melakukan perlawanan bergerilya mengusir tentara uni Soviet. Kemudian, akhir tahun 80-an, terjadi perubahan mendasar pada politik luar negeri Uni Soviet sehingga Moskow tidak lagi banyak memberikan perhatian terhadap kehadiran tentaranya di Afghanistan. Akhirnya, pada tahun 1989, Moskow memerintahkan penarikan pasukannya dari seluruh kawasan Afghanistan.

Tags