Presiden Iran: Tidak Ada Negosiasi hingga Sanksi Dicabut
Presiden Republik Islam Iran Iran Hassan Rouhani mengatakan, Amerika Serikat tidak punya cara lain selain menghapus sanksi kejam terhadap Iran untuk kembali ke jalur diplomasi.
"Jika kita mengejar diplomasi, jalannya jelas ... Jalannya adalah pencabutan sanksi dan AS harus memenuhi komitmennya, dan tidak ada pilihan lain," kata Rouhani dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Rabu (10/3/2021) sore.
Dia menambahkan, pada saat pemerintah baru AS telah menyuarakan kesediaan untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir JCPOA dan melaksanakan komitmennya, namun ia telah gagal untuk mengambil tindakan praktis apapun.
Presiden Iran lebih lanjut menyinggung fakta bahwa keluarnya AS dari perjanjian nuklir JCPOA adalah tindakan sepihak.
Dia menuturkan, mereka tidak merundingkan tentang keluarnya AS dari JCPOA, dan untuk itu, tidak perlu merundingkan jalan mereka untuk menuju ke kesepakatan nuklir ini.
"Kerja sama internasional telah rusak akibat kebijakan Donald Trump, dan sayangnya Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dewan Keamanan belum dapat berfungsi dengan baik dan tidak bersikap netral selama periode ini, dan sekarang saatnya untuk bekerja sama untuk mengatasi kekurangan seperti itu," ujarnya.
Dia menegaskan, kebijakan pasti Iran mengenai JCPOA adalah aksi nyata di hadapan aksi nyata. Iran tidak dapat dan tidak boleh sendirian menanggung biaya dalam mempertahankan kesepakatan nuklir.
Presiden Iran itu menuturkan, ketidakpatuhan negara-negara Eropa terhadap kewajiban JCPOA hanya menyebabkan hilangnya kepercayaan publik di Eropa dan mempersempit ruang diplomasi.
Rouhani lebih lanjut menyinggung bahwa rakyat Iran telah dihadapkan pada masalah yang lebih besar dalam menangani pandemi Virus Corona dan masalah kesehatan lainnya karena sanksi serta masalah yang diciptakan oleh AS dan sekutunya yang telah menghambat akses Iran ke sumber daya keuangannya di luar negeri.
"Komunitas internasional telah menunjukkan bahwa mereka tidak siap untuk perang yang beradab melawan krisis, dan bahwa mereka mengejar kecenderungan proteksionis dan diskriminatif. Ini, tidak diragukan lagi, merupakan kegagalan moral bagi komunitas internasional," paparnya.
Rouhani juga menyinggung utang Inggris senilai 400 juta pound kepada Iran terkait kesepakatan senjata tahun 1970-an dengan Tehran pada masa sebelum Revolusi Islam.
"Sementara kami melihat bahwa sebagian besar negara membayar kembali utangnya ke Iran atau membuka blokir aset Iran yang dibekukan, sangat aneh bahwa tidak ada kemajuan praktis yang dibuat oleh Inggris untuk membayar kembali utang pertahanannya yang telah berusia 40 tahun lebih kepada Iran," tuturnya.
Dia menegaskan, tidak diragukan lagi bahwa mempercepat pembayaran klaim Iran akan efektif dalam menyelesaikan masalah lain dalam hubungan bilateral.
Sementara itu, PM Inggris mengatakan bahwa negaranya tetap berkomitmen untuk membuat kesepakatan nuklir Iran, JCPOA berhasil.
Johnson mengatakan, Iran harus menghentikan semua aktivitas nuklirnya yang melanggar ketentuan JCPOA dan kembali ke kepatuhan atas komitmennya.
Dia menekankan bahwa Iran harus mengambil kesempatan yang disajikan oleh kesediaan AS untuk kembali ke JCPOA jika Iran kembali ke kepatuhannya dalam perjanjian ini. (RA)