Jun 19, 2021 07:52 Asia/Jakarta
  • 19 Juni 2021
    19 Juni 2021

Hari ini Sabtu, 19 Juni 2021 bertepatan dengan 8 Zulkaidah 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 29 Khordad 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Daru Quthni Meninggal Dunia

1057 tahun yang lalu, tanggal 8 Dzulqadah 385 HQ, Ali bin Umar Daru Quthni, seorang penulis yang ahli hadis dan fiqih muslim, meninggal dunia di kota Bagdad.

Sejarah

Setelah menempuh pendidikan dasarnya, Daru Quthni melakukan perjalanan ke Mesir dan Suriah untuk mencari ilmu.

Selain menguasai hadis dan fiqih, Daru Quthni juga mahir di bidang sastra dan syair.

Di antara karya-karya yang ditinggalkan Daru Quthni adalah kitab kumpulan hadis Rasulullah, berjudul "Sunan Daru Quthni." Karyanya yang  lain berjudul "al-Mukhtalif wal Mu'talaf".

Dewan Pelaksana Nasionalisasi Minyak Iran Dibentuk

70 tahun yang lalu, tanggal 19 Juni 1951, menyusul disahkannya UU Nasionalisasi minyak Iran, dibentuklah Dewan Pelaksana Nasionalisasi Minyak Iran yang terdiri dari para ahli di bidang perminyakan.

Setelah dibentuknya dewan ini, Iran melepaskan diri dari segala urusan dengan perusahaan minyak Inggris yang sebelumnya menguasai perminyakan Iran.

Pemutusan hubungan ini diikuti dengan keluarnya 450 tenaga kerja asing dari Iran dan sebagai balasan, Inggris melancarkan ancaman militer serta berbagai upaya politik untuk menggagalkan upaya nasionalisasi minyak Iran tersebut. Hari pembentukan Dewan Pelaksana Nasionalisasi Minyak Iran hingga kini diperingati rakyat Iran sebagai "hari pemutusan hubungan dengan perusahaan minyak Inggris."

Ali Syariati Wafat

44 tahun yang lalu, tanggal 29 Khordad 1356 HS, Doktor Ali Syariati, seorang cendekiawan Iran kontemporer, gugur di London akibat dibunuh oleh agen rahasia rezim Shah Pahlevi.

Doktor Ali Syariati, seorang cendekiawan Iran kontemporer

Ali Syariati dilahirkan pada tahun 1933 di Sabzewar, timur laut Iran. Pada saat menuntut ilmu di bidang sastra Persia, Ali Syariati aktif dalam kegiatan politik menentang rezim Shah. Ia kemudian melanjutkan studi ke Universitas Sorbonne Perancis hingga meraih gelar doktor di bidang sejarah agama-agama.

Setelah kembali ke Iran, Doktor Ali Syariati aktif memberikan ceramah-ceramah kepada kaum muda Iran yang membahas masalah keadilan, perlawanan terhadap  kezaliman, dan masalah-masalah agama yang dikaitkan dengan situasi sosial zaman itu. Pidato-pidato Ali Syariati banyak memberikan pencerahan kepada para pemuda Iran dan dia menjadi salah satu penggerak revolusi Islam di Iran.

Pidato-pidato Syariati disampaikan di Husainiah Irsyad, sebuah gedung pertemuan yang menjadi pusat penyebaran pemikiran perjuangan Islam. Di gedung tersebut, cendikiawan-cendekiawan besar lainnya, seperti Murthada Mutahhari dan Syahid Bahonar juga aktif memberikan ceramah-ceramahnya.

Dalam usianya yang pendek, Ali Syariati meninggalkan lebih dari 200 karya penulisan, di antaranya berjudul Islam dan Manusia, Sejarah Peradaban, dan Haji.