Apa Motif Barat Labeli Islam sebagai Agama Kekerasan ?
(last modified Sun, 10 Mar 2024 07:03:33 GMT )
Mar 10, 2024 14:03 Asia/Jakarta
  • Apa Motif Barat Labeli Islam sebagai Agama Kekerasan ?

Kekerasan menjadi salah satu label dan tuduhan yang tidak adil dan tidak bermoral yang diusung musuh-musuh Islam dan mengklaim bahwa agama surgawi ini tidak sesuai dengan perdamaian dan hidup berdampingan secara damai antarmanusia.

Kini timbul pertanyaan, untuk apa agama yang penuh cinta dan kebaikan ini diperkenalkan sebagai agama kekerasan dan pedang? Sebuah agama yang dalam kitab sucinya, Al-Qur'an, setiap babnya diawali dengan nama rahmat Tuhan. Di sini kita melihat secara singkat empat alasannya.

1- Niat politik dan kolonial

 

Sayangnya, sumber dari sebagian besar tuduhan dan kata-kata tidak pantas yang diucapkan dan disuntikkan ke dalam opini publik adalah permusuhan dan niat politik. Karena agama Islam berbeda dengan agama lain dan memiliki model yang jelas dalam penyelenggaraan politik yang berlandaskan tauhid, kemanusiaan, ketakwaan dan keadilan serta selalu mengedepankannya, maka arus politik muush mencoba dengan berbagai konspirasi dan menimbulkan berbagai kecurigaan, termasuk adanya kekerasan dalam Islam dan mendorongnya telah menjebak negara-negara dalam perangkap Islamofobia dan praktis mencegah terbentuknya arus yang mengganggu rencana mereka.

 

2- Kesalahpahaman para orientalis

 

Beberapa kelompok yang disebut Orientalis, meskipun mereka kurang memahami teks-teks agama, menganggap tindakan dan perilaku para penguasa Muslim yang memerintah rakyat bukan atas dasar agama dan keadilan melainkan dengan pedang, identik dengan pandangan agamanya. Padahal, perbuatan seseorang tidak boleh dikaitkan dengan agamanya.

Alih-alih mengacu pada ajaran Islam yang otentik, para orientalis justru menyesuaikan dan mempromosikan teori mereka berdasarkan perilaku beberapa raja dan khalifah pada periode tertentu dalam sejarah Islam. Para penguasa, yang sebagian besar berkuasa melalui tipu muslihat dan kekerasan.

 

3- Menonjolnya arus Islam palsu, fiktif dan tidak lengkap

 

Kelompok teroris seperti Daesh atau Al-Qaeda, yang merupakan perwujudan kekerasan, kekejaman dan berbagai kejahatan yang jauh  dari Islam, dengan dukungan dinas keamanan Barat merebut kekuasaan dari pemerintahan Irak, Suriah, dan Afghanistan untuk sementara waktu. Bukti terbaik dari hubungan ini, terlepas dari pengakuan beberapa pejabat Amerika, adalah jumlah senjata yang dijual negara-negara tersebut ke negara lain dalam perang tersebut.

Tentu saja umat Islam dunia menyatakan rasa muak dan tidak suka terhadap tokoh-tokoh Islam tersebut dan menganggap tindakan mereka berdasarkan identitas kolonial dan bukan sifat Islam. Bukti terbaik dari perilaku anti-Muslim mereka adalah Al-Quran, yang menyamakan pembunuhan terhadap orang yang tidak bersalah dengan pembunuhan seluruh dunia. Allah swt dalam al-Quran berfirman dalam surat Al-Ma'idah ayat 32, “Barangsiapa membunuh seorang manusia dan kerusakan di muka bumi, maka seolah-olah dia telah membunuh seluruh manusia”.

 

4- Distorsi Jihad dalam pengertian terorisme

 

Pada dasarnya semua makhluk hidup berjuang untuk kelangsungan hidupnya dengan mengatasi faktor-faktor kehancurannya dan mereka berusaha menghilangkan rintangan-rintangan yang menghadangnya sehingga mereka dapat mencapai kesempurnaan yang diinginkan.

Atas dasar ini, umat Islam juga harus mempertahankan haknya, yaitu hak yang sah, melawan musuh dan mengambil jalan perlawanan. Jelas bagi semua orang bahwa pertahanan seperti itu sesuai dengan sifat manusia. Jika penjajah menyerang umat Islam, bukankah seharusnya mereka membalas umat Islam? Jihad adalah jawaban terhadap penjajah dan bukan agresi.

Jika perang-perang dala sejarah pada Nabi dikaji, maka kita akan menemukan bahwa perang-perang tersebut bersifat defensif dan sesuai dengan prinsip perdamaian dan kasih sayang.

 

Kebenaran dapat dipahami lebih baik dengan perjalanan singkat melalui ayat-ayat Al-Qur'an, yang terlindungi dari distorsi dan perkataan para pemimpin agama yang murni dan polos. Di sisi lain, dengan memperhatikan contoh-contoh tindakan sosial dan praktis para pejabat tersebut dan membandingkannya dengan perilaku para penganut peradaban di dunia barat, maka kita dapat melihat sinar kebenaran yang tersingkap dari balik awan gelap.(PH)