Seni dan Solidaritas terhadap Perjuangan Palestina
(last modified Wed, 28 Nov 2018 08:07:13 GMT )
Nov 28, 2018 15:07 Asia/Jakarta
  • Gerakan internasional boikot Israel
    Gerakan internasional boikot Israel

Setiap tanggal 29 November, di berbagai negara dunia digelar berbagai acara sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina. Di hari tersebut, para pencinta perdamaian dan kebebasan menyampaikan protes terhadap rezim Zionis dan sekutunya, demi mendukung perjuangan bangsa Palestina dalam mewujudkan haknya untuk merdeka dan berdaulat.

Pada tahun 1977, PBB mencanangkan 29 November sebagai hari internasional solidaritas terhadap Palestina  berdasarkan Resolusi 32/40 B yang disahkan pada tanggal 2 Desember 1977.

Sebelumnya, pada 29 November 1947, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi tidak adil mengenai pembagian Palestina. Resolusi no.181 ini didukung 33 suara setuju, 13 suara menolak, 10 abstain, dan satu tidak hadir. Perwakilan AS dan Uni Soviet yang sebelumnya berseteru pada momentum kali ini satu suara mendukung pembagian Palestina yang menguntungkan rezim Zionis dan merugikan bangsa Palestina.

Berdasarkan resolusi 181, Palestina terbagi dua bagian, yaitu bagian Palestina dan sebagian lainnya yang lebih besar justru untuk pembentukan negara ilegal Israel. Ironisnya, orang-orang Palestina sebagai pemilik tanahnya sendiri hanya mendapatkan 45 persen, sedangkan Zionis menguasai 55 persen. Malam hari setelah pengumuman resolusi tersebut, orang-orang Zionis di Tel Aviv dan berbagai wilayah lain berpesta pora menyambut keputusan majelis Umum PBB tersebut.

Hasil resolusi Majelis Umum PBB no.181

Meskipun pembagian tersebut sangat tidak adil dan merugikan Palestina, tapi Zionis tidak puas dengan wilayah yang diperolehnya sehingga melanjutkan penjarahan tanah Palestina. Bersamaan dengan pengumuman  berdirinya Israel pada Mei 1948, Zionis menghalangi pendirian negara merdeka Palestina yang terus berlanjut hingga kini.

Walaupun PBB sudah mengeluarkan resolusi solidaritas terhadap Palestina, tapi keputusan tersebut tidak mengubah nasib bangsa Palestina. Hingga kini, jutaan orang Palestina hidup di kamp-kamp pengungsian yang tersebar di Suriah, Lebanon, dan Yordania. Tidak hanya itu, Israel juga meningkatkan penjarahan dan penghancuran rumah dan ladang milik orang-orang Palestina yang diubah menjadi distrik-distrik Zionis. Akibatnya, orang-orang Palestina di Tepi Barat dan wilayah timur Baitul Maqdis terpaksa mengungsi ke wilayah lain terutama jalur Gaza. Saat ini Gaza menjadi titik perlawanan bangsa Palestina menghadapi rezim Zionis.

Selama bertahun-tahun Palestina menjadi masalah penting dunia Islam dan kejahatan rezim Zionis terhadap Palestina menjadi perhatian masyarakat dunia, termasuk kalangan seniman. Mereka menyampaikan dukungan terhadap perjuangan Palestina menghadapi rezim Zionis dengan karya seninya.

Naji Al-Ali termasuk jajaran kartunis Palestina yang menyampaikan isu penderitaan Palestina yang ditindas Israel

Hari Quds internasional, pembantaian di Gaza, perang 33 hari, intifada dan isu Palestina lainnya menjadi perhatian para seniman dunia yang mengekspresikan dukungannya terhadap Palestina melalui berbagai sarana seperti lukisan, foto dan karikatur.

Seorang pelopor karikatur pendukung Palestina, naji Al Ali menciptakan tokoh karikatur bernama Handala. Dia digambarkan sebagai bocah sepuluh tahun, dan muncul untuk pertama kalinya di Al-Siyasa Kuwait pada tahun 1969. Sosok dibuat sejak tahun 1973 ini tampil membelakangi pembaca  dan menggenggam tangannya di belakang punggungnya.

Naji Al-Ali menjelaskan bahwa anak berumur sepuluh tahun mewakili usianya ketika dipaksa meninggalkan Palestina, dan tidak akan tumbuh sampai dia dapat kembali ke tanah airnya. Digambarkan dia berbalik dan tangan yang tergenggam melambangkan penolakan terhadap rezim Zionis. Handala memakai pakaian compang-camping dan bertelanjang kaki, melambangkan kesetiaannya kepada orang miskin. Di kartun selanjutnya, dia secara aktif berpartisipasi dalam aksi  melawan Israel.  Handala menjadi tanda tangan karya Naji al-Ali, dan tetap menjadi simbol ikon identitas dan perlawanan Palestina.

Reaksi lain dari para seniman dunia dalam mendukung perjuangan Palestina adalah dukungan mereka terhadap gerakan Boikot, Tolak Investasi dan Sanksi (BDS) terhadap Israel. Gerakan yang dimulai sejak tahun 2005 ini dimulai aktivitasnya oleh  kerja sama 171 lembaga Palestina.

Gerakan non-pemerintah ini aktif mengkampanyekan sanksi terhadap rezim Zionis di tiga level ekonomi, budaya, dan akademis yang disebarkan di berbagai negara dunia, teritama Australia, Kanada, AS, Perancis, Inggris, Yordania dan Afrika Selatan. Target gerakan ini untuk melemahkan kekuatan rezim Zionis dan mengakhiri pendudukan terhadap wilayah Palestina, serta mengakui hak orang-orang Palestina.

Gerakan non-kekerasan ini melancarkan kampanyenya secara masif hingga berhasil menarik keluar sejumlah perusahaan internasional yang menjalin kesepakatan dengan Israel.

Di bidang akademis, gerakan ini mendapat dukungan besar dari dosen hingga mahasiswa di berbagai perguruan tinggi dunia yang memboikot kerja sama akademis dengan universitas-universitas di Israel.

Salah satu sayap penting gerakan ini di bidang budaya. Para seniman dari berbagai negara dunia yang mendukung perjuangan Palestina menggunakan media seni dan budaya untuk memprotes kejahatan rezim Zionis terhadap Palestina. Hingga kini ribuan seniman bergabung sebagai relawan dalam kampanye solidaritas terhadap perjuangan Palestina. Dengan karya seninya mereka mengkampanyekan sanksi budaya terhadap Israel.

Tidak ketinggalan, para seniman dari Iran menggunakan berbagai media untuk mendukung perjuangan Palestina dari sinema, lukisan, foto hingga karikatur. Salah satunya adalah kiprah fotografer terkemuka Iran, Alfred Yaghobzadeh yang dikenal dengan berbagai karya fotonya di dunia, termasuk tentang isu Palestina.

Di bidang karikatur, seorang karikaturis terkemuka Iran Seyyed Masoud Shajaie Tabatabaie menggoreskan penanya sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina. WSalah satu karyanya yang terkenal meraih penghargaan pada festival karikatur Holocaust di Iran tahun 2015. 

Festival internasional karikatur Holovaust di Iran tahun 2015

Iran dikenal aktif mendukung perjuangan Palestina yang diwujudkan dalam berbagai bentuk, salah satunya melalui media seni karikatur. Festival  internasional karikatur Holocaust pernah digelar di Iran pada tahun 2005 dan 2015. Para seniman karikatur dari berbagai negara seperti: Iran, Afghanistan, Suriah, Lebanon, Yaman, Australia, AS, Venezuela, Uzbekistan, Ukraina, Inggris, Turki, Sudan, Spanyol, Serbia, Senegal, Rusia, Rumania, Nigeria, Meksiko, India, Indonesia, Jerman, Perancis, Mesir, Denmark, Kuba, Kolombia, Cina, Bulgaria, Kanada,  dan Brazil berpartispasi dalam festival karikatur mendukung Palestina tersebut.

Di bidang sinema, Iran juga aktif memberikan dukungannya terhadap perjuangan Palestina. Berbagai isu Palestina seperti intifada dan muqawama ditampilkan dalam sinema Iran di antaranya: film "Bazmandeh" karya Seifollah, film "Shekarche Shanbeh" dan "Emperatoor Jahanam" besutan Farviz Sheikh Tadi, juga film "Atish Penhan" karya Habib Kavosh, serta film "Ghaedah Bazi" dan "Haft Sang" karya Alireza Navab Safavi, dan lainnya.

Berbagai momentum seperti hari Quds sedunia dan hari solidaritas terhadap Palestina menjadi ajang bagi masyarakat dunia, termasuk para seniman untuk mengungkapkan dukungannya terhadap perjuangan Palestina dengan berbagai bentuk karya mereka.(PH) 

 

 

Tags