Iran Teladan Kerja Sama dan Persatuan Etnis
Dalam sebuah wawancara terbaru yang dirilis Televisi Tolonews, salah satu anggota budaya milisi Taliban, Shahab Liwal dalam sebuah statemen mengklaim saham Ahlu Sunnah di pemerintahan Iran sangat kecil.
Statemen Liwal ini muncul dari ketidaktahuannya. Untuk mengenal lebih banyak tentang posisi Ahlu Sunnah di Republik Islam Iran, maka konstitusi menjadi rujukan tertinggi dan terpenting. Berdasarkan pasal 12 konstitusi Iran, mazhab Hanafi, Syafii, Maliki dan Hanbali serta Zaidi dihormati secara penuh dan para pengikutnya bebas melakukan ritual agama berdasarkan keyakinannya. Selain itu, di bidang pendidikan dan ajaran agama serta urusan pribadi seperti pernikahan, perceraian, warisan, wasiat dan pertikaian, juga diakui secara resmi di peradilan. Di daerah yang mayoritasnya Sunni, setiap peraturan dan undang-undang daerah di Dewan Kota disusun berdasarkan mazhab tersebut, sehingga hak pengikut seluruh mazhab akan terakomodasi.
Mulawi Mohammad Pakirdadzehi, Imam Jumat Ahlu Sunnah Manujan di selatan Provinsi Kerman terkait hal ini mengatakan, "Kami bersyukur kepada Allah karena kami hidup di sebuah negara yang menjadi teladan bagi seluruh negara Islam dan bahkan bagi non-Muslim di dunia."
Prinsip konstitusi dan kinerja Republik Islam Iran terkait hubungan dengan pengikut seluruh mazhab Islam dengan baik menunjukkan perhatian besar pemerintah untuk menjaga hak-hak mereka. Dengan demikian, hak yang dicanangkan oleh konstitusi Republik Islam Iran bagi umat Muslim seperti penghormatan, kebebasan melaksanakan ritual mazhabnya, pengakuan ajaran dan pendidikan agama serta urusan pribadi serta pengakuan undang-undang daerah.
Mamusta Iqbal Bahmani, penanggung jawab Pusat Islam Sanandaj meyakini, Sunni sejati adalah pengkuti Al-Quran dan sunnah Rasulullah Saw serta tidak memiliki permusuhan dengan Syiah. Muslim dari mazbah apa pun memiliki banyak kesamaan di prinsip mendasar dan ajaran agama. Bukan hanya di hal-hal prinsip (usul), bahkan di furu' pun memiliki banyak kesamaan yang menjadi faktor pemersatu dan pengokohan umat Islam.
Berdasarkan pasal 26 Konstitusi Republik Islam Iran, pembentukan komunitas dan faksi politik, serikat buruh dan yayasan Islam oleh Ahlu Sunnah juga tidak dilarang dan berdasarkan pasal 64 konsitusi, mazhab Islam yang ada di wilayah Republik Islam Iran dapat memiliki wakil di parlemen. Dengan demikian menurut pasal 19 dan 20 konstitusi, seluruh minoritas agama dan mazhab di Republik Islam Iran memiliki hak kemanusiaan, politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sama dengan seluruh masyarakat negara ini.
Mengingat poin ini bahwa ada lebih dari 500 masjid besar dan sekolah Ahlu Sunnah serta ribuan santri dan ulama Sunni di Republik Islam Iran, menunjukkan perhatian besar pemerintah Islam terhadap posisi Ahlu Sunnah di Iran. Saat ini, Ahlu Sunnah bukan saja memiliki wakil di parlemen, bahkan juga diberi kursi di Majlis-e Khobregan (Dewan Ahli Kepemimpinan), serta banyak pejabat negara termasuk komandan angkatan laut negara ini dari Ahlu Sunnah.
Mamosta Mulla Qadir Qadiri, imam Jumat kota Paveh meyakini, "Hubungan pemerintah dengan rakyat, wakil tokoh dan ulama mazhab di berbagai wilayah termasuk di Kermanshah, Kurdistan dan Balochistan semakin kuat. Dan ini artinya kian kuatnya persatuan dan solidaritas nasional."
Kehidupan warga Syiah dan Sunni yang tentram di Republik Islam Iran bukan karena paksaan, tapi karena upaya dan langkah persatuan yang dalam prakteknya sangat efektif dan kini Ahlu Sunnah memiliki salah satu pesantren terkuat di Iran. Oleh karena itu, media pro-Zionisme global berusaha mengobarkan perpecahan di dunia Islam dengan mewawancarai sosok tak dikenal dan tak jelas identitasnya. Dalam hal ini, mereka memanfaatkan individu yang bukan saja terpelajar, tapi juga tidak memahami kondisi dunia Islam dan negara-negara Islam.
Akhund Ata Davari, imam Jumat Ahlu Sunnah Masjid Khatamul Anbiya Bojnurd terkait hal ini meyakini, "Arahan Rahbar (Ayatullah Khamenei) yang menekankan pentingnya menjaga persatuan merupakan indikasi keyakinan beliau akan persatuan antara Syiah dan Sunni di negara ini. Oleh karena itu, tugas dan kewajiban ulama Syiah dan Sunni adalah mencegah ideologi dan pemikiran yang berusaha memecah belah persatuan ini."
Bagaimana pun juga, Ahlu Sunnah di Tehran dan sekitarnya memiliki sembilan masjid, dan di seluruh wilayah Iran mereka memiliki sekitar 17 ribu masjid dan setiap tahun bertambah dua persen. Selain itu, Ahlu Sunnah dan Syiah di Tehran dan seluruh wilayah negara ini hidup berdampingan dengan damai, khususnya di berbagai perkantoran mereka rukun dan saling bekerja sama. Hal ini tentunya memicu kemarahan Zionisme internasional dan memaksa mereka untuk merusak persatuan ini.
Mengingat bahwa ada lebih dari tiga juta warga Afghanistan yang hidup di Iran, Zionisme internasional berusaha merusak image warga Afghanistan yang hidup di Iran terkait pemerintah Republik Islam. Namun warga ini dengan cerdas dan waspada tinggi mematahkan upaya propaganda busuk tersebut.