Mar 11, 2023 13:38 Asia/Jakarta
  • Serangan pemukim dan militer zionis ke desa Huwara, Tepi Barat
    Serangan pemukim dan militer zionis ke desa Huwara, Tepi Barat

Meskipun setelah pembentukan kabinet ekstrem Netanyahu, semua bagian Tepi Barat dan Quds Timur terkena serangan dan penumpasan bersama oleh tentara Zionis dan milisi pemukim, tetapi kedalaman dan luasnya kejahatan yang dilakukan di pemukiman Palestina di Huwara dan permintaan Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan Netanyahu sampai pada batas, sehingga pendukung Barat rezim ini bersuara dan membuat PBB dan lembaga terkaitnya bereaksi.

Selama penyerangan para pemukim zionis ke daerah Huwara yang terletak di selatan Nablus, yang dilakukan dengan dukungan tentara Zionis, satu orang Palestina gugur syahid dan 400 lainnya luka-luka, serta lebih dari 30 rumah dan 20 mobil Palestina dibakar.

Dalam sebuah wawancara dengan televisi Aljazeera, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan keprihatinannya tentang situasi di kota Huwara dan mengatakan, Setiap orang harus tahu bahwa warga Palestina hidup di neraka dan hidup mereka dalam bahaya.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres

Sementara mengutuk permintaan Smotrich untuk menghapus desa Huwara di Tepi Barat bagian utara, Volker Türk, Komisaris Hak Asasi Manusia PBB menyatakan bahwa permintaan Smotrich merupakan hasutan untuk kebencian dan kekerasan. Diakuinya, meningkatnya kekerasan telah menimbulkan tragedi baru bagi semua pihak.

Sementara itu, Sven Kuhn von Burgsdorff, perwakilan Uni Eropa di Palestina sebagai ketua delegasi diplomatik tingkat tinggi yang terdiri dari para diplomat dari 20 negara, mengunjungi kota Huwara yang terletak di selatan Nablus dan sekaligus bertemu dan berbincang dengan saksi dari serangan baru-baru ini oleh para pemukim zionis.

Burgsdorff menekankan bahwa Uni Eropa akan terus menuntut dan menghukum mereka yang membiarkan para pemukim menyerang daerah ini, dan kekerasan para pemukim harus dihentikan.

Dari pernyataan perwakilan Uni Eropa, tampak bahwa para pemukim tidak sendirian dalam melakukan kejahatan baru-baru ini di pemukiman Huwara, tetapi mereka didukung oleh pemerintah dan kabinet Netanyahu.

Menanggapi kejahatan yang terjadi di Huwara, Amerika Serikat juga memberikan sanksi atas perjalanan Smotrich ke negara ini.

Menyebut Smotrich idiot, Duta Besar Amerika Serikat untuk Zionis Israel Thomas Nides mengatakan, Smotrich punya agenda perjalanan ke Washington, dan jika berada di tangan saya, saya akan melemparnya dari pesawat. Begitu juga lebih dari 5.000 orang Amerika menandatangani petisi dan menuntut agar Menteri Keuangan rezim Zionis dilarang memasuki Amerika Serikat dan visanya dicabut.

Dalam petisi ini, Kementerian Luar Negeri AS diminta untuk melakukan lebih dari sekadar mengutuk pernyataan Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan Rezim Zionis tentang genosida Palestina.

Smotrich bukan hanya mendukung serangan para penduduk di Huwara, tetapi juga menuntut agar menghapusnya dari muka bumi.

Meskipun langkah-langkah ini dianggap sebagai langkah maju dibandingkan dengan posisi pasif Uni Eropa dan Amerika Serikat sebelumnya mengenai tren peningkatan serangan dan tindakan ekspansionis serta represif kabinet baru Netanyahu di Tepi Barat, tetapi dibandingkan dengan kedalaman dan ruang lingkup kejahatan yang dilakukan oleh rezim ini, itu tidak pernah cukup.

Menurut prinsip dan hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa, serangan dan agresi militer dan pemukim zionis terhadap penduduk Quds Barat dan Timur dianggap sebagai kejahatan perang.

Karena tanah ini dianggap sebagai kejahatan perang menurut berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB. Masalahnya adalah bukan hanya Eropa dan Amerika Serikat yang memilih sikap bungkam, tetapi justru tidak ditindaklanjuti oleh Otoritas Palestina sendiri.

Dewan Keamanan PBB

Sebenarnya, para pemukim zionis, dengan dukungan pemerintah dan kabinet baru Netanyahu, ingin mengulangi skenario perang 1948 sekali lagi dan memaksa penduduk Tepi Barat, khususnya Quds, untuk meninggalkan rumah dan desa mereka, lalu memberi jalan bagi pembangunan pemukiman baru.

Namun menurut pengalaman masa lalu, khususnya di bidang kegagalan proses rekonsiliasi, orang Palestina tidak melihat jalan lain selain perlawanan, dan ini menunjukkan perspektif perubahan Palestina, khususnya di Tepi Barat, menuju kesinambungan dan konflik dan bergerak menuju pertempuran terakhir.

Seperti yang dapat dilihat dari bukti yang tersedia, tindakan ekspansionis dan opresif rezim Zionis di Tepi Barat telah meningkat dan meluas setelah pembentukan kabinet Netanyahu yang ekstrem, dan sebagai akibatnya, serangan dan tindakan defensif orang Palestina telah meluas, mengarah pada terbentuknya siklus konflik baru, di mana hal ini menunjukkan bagian lain dari keprihatinan masyarakat dunia, termasuk negara-negara Barat.

Tentu saja, tampaknya Barat lebih mengkhawatirkan nasib dan keberadaan rezim Zionis daripada mengkhawatirkan konsekuensi kebijakan kabinet ekstrem Netanyahu terhadap Palestina.

Meskipun pembentukan kabinet ekstrem Netanyahu merupakan peluang baginya dan tokoh-tokoh ekstremisnya seperti Ben-Gvir dan Smotrich, dan telah memungkinkan Netanyahu untuk sementara melarikan diri dari persidangan dan menyingkirkan kasus-kasus korupsi, serta menerapkan rencana partai dan pribadi tokoh-tokoh ekstrem ini.

Namun bagi rezim Zionis itu sendiri dan keberadaannya adalah ancaman, dan menurut orang-orang Zionis sendiri, hipotesis keruntuhan dari dalam telah memperoleh kekuatan di dalam Israel lebih dari sebelumnya.

Terlepas dari gambaran sejarah yang ada tentang kemungkinan Israel menderita nasib negara-negara Yahudi terkait keruntuhan sebelum mencapai usia 80 tahun, dan banyak pejabat Zionis saat ini dan sebelumnya telah memperingatkannya baik dalam pernyataan resmi maupun dalam artikel, simbol dan indikator perbedaan internal terlihat jelas di Israel, dan selain fakta bahwa di tingkat masyarakat dan bidang politik, partai politik dan kelompok dengan kecenderungan agama dan sekuler menjauhkan diri dari hari ke hari dan berbaris saling menghadapi satu sama lain, cakupan perbedaan-perbedaan ini telah diperluas baik antara tentara, polisi dan kelompok-kelompok milisi baru dan di dalam institusi-institusi ini, serta para pejabat rezim ini telah dengan jelas memperingatkan kemungkinan perang saudara.(sl)

Tags