Pars Today
Presiden Ukraina mengaku dirinya sudah tidak berminat lagi pada diplomasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO yang menurutnya hanya akan menyebabkan hancurnya Ukraina.
Pemerintah Italia menyatakan negaranya tidak akan mendukung keterlibatan militer NATO dalam perang di Ukraina, karena akan memicu perang dunia baru.
Turki menghadapi masalah di sektor ekonomi, politik dan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan masalah ini bahkan hingga sekarang bertambah dan meningkat. Masalah tersebut dihadapi Turki sejak 2018 dan setelah intervensi militer negara ini di beberapa negara tetangga dan upaya untuk menduduki bagian wilayah di Suriah dan Irak.
Kementerian luar negeri Rusia mengatakan aliansi NATO menggelar perang proksi dengan Rusia di Ukraina.
Analis politik internasional menilai NATO menggunakan Ukraina sebagai alat untuk mewujudkan kepentingannya di kawasan Eropa timur.
Penasihat senior Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, perang di Ukraina, telah melemahkan kekuatan Amerika Serikat, Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, dan Eropa.
"Penerapan larangan penanaman opium di Afghanistan akan memiliki konsekuensi ekonomi, politik dan sosial yang mendalam di negara ini dan ekonomi hitam global. Produksi opium pernah mencapai minimal 200 ton hanya sekali dalam 32 tahun terakhir ketika pemimpin Taliban saat itu melarang penanaman opium. Sementara produksi opium selalu meningkat dan mencapai ribuan ton," cuit Asisten Menteri Luar Negeri Iran Seyed Rasoul Mousavi pada hari Senin (04/04/2022).
Seorang jenderal senior AS yang merupakan salah satu komandan NATO di Eropa mengatakan pihaknya sedang mengkaji upaya untuk membangun kehadiran permanennya di kawasan Eropa Timur.
Perdamaian tidak akan ada yang kalah, dan konflik berkepanjangan tidak ada kepentingan siapa pun, begitulah cara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuka negosiasi tatap muka Rusia-Ukraina di Istanbul pada hari Selasa.