Mencermati Langkah-Langkah Baru untuk Memperluas Grup BRICS
(last modified Thu, 24 Oct 2024 05:45:33 GMT )
Okt 24, 2024 12:45 Asia/Jakarta
  • Bendera negara-negara anggota BRICS
    Bendera negara-negara anggota BRICS

Asisten Presiden Rusia Yuri Ushakov mengumumkan pada hari Selasa (22/10) bahwa 13 negara sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan status mitra BRICS. Dia mengatakan bahwa perolehan status negara mitra BRICS adalah masalah konsultasi antardelegasi dan akan diperiksa oleh kepala negara anggota BRICS. Seorang pembantu Kremlin mengumumkan bahwa puluhan negara telah dipertimbangkan sebagai mitra koalisi ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengatakan bahwa lebih dari 30 negara telah menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dalam kegiatan BRICS dengan cara yang berbeda.

Rusia, sebagai ketua bergilir kelompok BRICS pada tahun 2024, telah merencanakan sekitar 250 acara dalam kerangka ini.

Peristiwa terpenting adalah KTT BRICS yang akan diselenggarakan pada tanggal 22 hingga 24 Oktober 2024 di Kazan, Rusia.

Menurut asisten atau ajudan presiden Rusia, perwakilan dari 36 negara akan datang ke acara BRICS di Kazan, di mana 22 negara akan dipimpin oleh kepala negara-negara itu.

Selain itu, pimpinan 6 organisasi internasional juga akan berpartisipasi dalam KTT ini.

Rusia telah menjabat sebagai presiden kelompok BRICS selama satu tahun sejak 1 Januari 2024, dan di bawah pengawasannya, BRICS akan mengadakan lebih dari 250 acara yang mencakup berbagai topik di KTT Kazan.

BRICS

KTT utama BRICS dengan tema “Penguatan Multilateralisme” akan dilaksanakan dua hari lagi dengan kehadiran para anggotanya dan KTT BRICS Plus dengan kehadiran para anggota serta sekitar 30 negara dan organisasi lain yang bertajuk “BRICS dan Selatan Global".

Kelompok BRICS, yang dapat dilihat sebagai hasil dari pembentukan tatanan dunia baru secara bertahap dan upaya negara-negara berkembang ke arah ini, menghadapi prospek yang menjanjikan untuk ekspansi lebih lanjut.

BRICS atau negara berkembang didirikan pada tahun 2009 pada pertemuan puncak Brazil, Rusia, India dan Cina di Yekaterinburg, Rusia.

Afrika Selatan bergabung dengan kelompok ini pada KTT BRICS kedua pada tahun 2011, mengubah namanya menjadi BRICS.

Republik Islam Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab juga bergabung dengan BRICS sejak awal tahun 2024. Menurut beberapa pejabat Rusia, Arab Saudi, meski diundang ke kelompok ini, masih akan mengambil keputusan terkait hal ini.

Pada saat yang sama, banyak negara yang mempertimbangkan atau ingin bergabung dengan BRICS.

Pada Agustus 2023, Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor mengumumkan bahwa para pemimpin 23 negara telah secara resmi menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan BRICS.

Dengan menjadi pemimpin kelompok BRICS, Cina dan Rusia berupaya mengakhiri dominasi dolar dan kekuatan ekonomi Barat dalam hubungan perdagangan.

Anggota BRICS juga telah berulang kali menyatakan keinginan mereka untuk mewakili negara-negara selatan secara lebih tepat di lembaga-lembaga internasional seperti Dewan Keamanan PBB, Dana Moneter Internasional, atau Organisasi Perdagangan Dunia.

Karena sifat dan tujuan BRICS, negara-negara berkembang lainnya juga tertarik untuk menjadi anggota organisasi ekonomi ini.

Fyodor Lukyanov, kepala lembaga pemikir "Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan", percaya bahwa fakta bahwa banyak negara ingin bergabung dengan BRICS menunjukkan meningkatnya permintaan akan hubungan internasional yang independen dari Barat.

Kelompok BRICS merupakan simbol dari keinginan lima negara anggotanya, empat di antaranya adalah Cina, India, Brasil, dan Afrika Selatan, yang merupakan negara berkembang, untuk berpartisipasi dalam pengelolaan perekonomian global dan bersaing dengan Kelompok G7, yang terdiri dari negara-negara industri terkemuka di blok Barat.

BRICS sering dibandingkan dengan G7. Meskipun beberapa kriteria perbandingan dapat dibenarkan, kedua kelompok ini pada dasarnya berbeda dalam hal tujuan, struktur, dan evolusi.

Kelompok G7 homogen secara politik, ekonomi dan ideologi, sedangkan BRICS beragam dalam segala hal.

Peran Kelompok G7 adalah untuk mempertahankan tatanan lama yang didominasi oleh Barat sambil menerima anggota BRICS untuk menciptakan elemen tatanan dunia baru yang lebih beragam dan seimbang.

Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor mengumumkan pada hari Senin (21/10) bahwa para pemimpin 23 negara telah secara resmi menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dengan BRICS.

Diplomat ini mengatakan, Kami telah menerima pernyataan resmi dari kepala 23 negara untuk bergabung dengan BRICS dan kami bahkan memiliki permintaan tidak resmi untuk kemungkinan keanggotaan dalam BRICS.

Isu meningkatnya peran BRICS dalam bidang politik, ekonomi dan perdagangan dunia serta marjinalisasi blok Barat menjadi isu yang kini menjadi isu yang lumrah.

Dalam sebuah wawancara pada tanggal 22 Oktober, mengacu pada keanggotaan resmi Iran di BRICS, Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri mengatakan, BRICS secara bertahap menjadi kutub global baru, sekelompok negara yang bersatu untuk menentang tatanan Barat yang menguasai dunia. Negara-negara anggota BRICS sedang mengembangkan dan mengatur mekanisme dan metode untuk menyelamatkan dunia dari monopoli Barat.

Presiden Venezuela Nicolás Maduro, setelah tiba di Kazan, Rusia, untuk berpartisipasi dalam KTT BRICS ke-16, menyebut KTT ini bersejarah dan menekankan bahwa kelompok BRICS telah menjadi pusat dunia multipolar. BRICS berupaya mengubah tatanan dunia, khususnya perekonomian dunia.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyarankan agar anggota kelompok BRICS secara aktif mengambil langkah-langkah untuk mereformasi sistem keuangan dan perekonomian global guna menyediakan kondisi bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang dalam lingkungan yang adil.

Kelompok BRICS mencakup 42% populasi dunia, dan mulai bekerja 15 tahun yang lalu dengan tujuan memperkuat hubungan komersial dan ekonomi negara-negara berkembang, serta menciptakan lembaga paralel internasional seperti bank pembangunan dan lembaga baru sistem perdagangan.

BRICS

BRICS mempunyai kapasitas yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi yang cepat dan menjadi kutub yang berpengaruh dan menentukan dalam perekonomian internasional.

Meningkatnya persaingan BRICS dengan Kelompok G7 dalam bidang politik, ekonomi dan perdagangan dunia merupakan permasalahan yang diakui oleh media, pemikir barat dan politisi.

Dalam konteks ini, surat kabar Amerika Time menulis dengan mengacu pada meningkatnya kekuatan BRICS bahwa 9 anggotanya mencakup 26% perekonomian dunia dan 45% populasi dunia, tapi Kelompok G7 menyumbang 44% PDB dunia dan 10% dari populasi dunia.

Alicia García-Herrero, seorang ekonom dan peneliti senior di Bruegel Institute, percaya bahwa perluasan BRICS merupakan tanda yang jelas dari perubahan keseimbangan kekuatan global.

Merujuk pada pembentukan aliansi kekuatan ekonomi berkembang (BRICS), pemimpin Partai Patriot Prancis, Florian Phillippot, menegaskan Barat tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengendalikan dan menghadapinya.

Menurutnya, penguatan peran negara-negara BRICS telah dipertimbangkan baik secara ekonomi maupun geopolitik.(sl)

Tags