Lavrov Menekankan Penyelesaian Masalah Nuklir Iran Melalui Diplomasi
-
Sayid Abbas Araghchi dan Sergei Lavrov
Pars Today - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dalam pertemuan dengan mitranya dari Iran, Sayid Abbas Araqchi, sekali lagi mengutuk serangan AS dan Israel terhadap Iran dan menekankan penyelesaian program nuklir Tehran melalui cara politik dan diplomatik.
Menurut laporan Pars Today mengutip IRNA, Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Minggu (06/07/2025) malam mengenai pertemuan antara Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan mitranya dari Iran Sayid Abbas Araqchi di sela-sela KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil:\
Pihak Rusia sekali lagi menekankan kecaman atas serangan militer Israel dan Amerika terhadap Iran, termasuk pemboman infrastruktur energi nuklir di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional.
Pernyataan itu menambahkan, Ditegaskan mengenai urgensi menyelesaikan krisis yang terkait dengan program nuklir Iran melalui cara politik dan diplomatik.
Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan, Moskow menyatakan kesiapannya untuk membantu menemukan solusi yang dapat diterima bersama, termasuk dalam kerangka inisiatif khusus yang sebelumnya diusulkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pejabat Rusia sebelumnya telah berulang kali mengutuk serangan AS dan Israel terhadap Iran dan mengumumkan kesiapan mereka untuk menengahi dalam masalah ini.
Pada tanggal 13 Juni 2025, rezim Zionis, dengan jelas melanggar hukum internasional dan kedaulatan nasional Republik Islam Iran, menargetkan wilayah di Tehran dan beberapa kota lain, termasuk fasilitas nuklir negara itu, dengan serangan militer. Dalam aksi teroris ini, sejumlah ilmuwan, tentara, dan warga sipil gugur syahid.
Sebagai kelanjutan dari agresi ini, Amerika Serikat juga secara praktis bergabung dalam perang rezim Zionis terhadap Iran pada Minggu pagi dengan langsung menyerang situs nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Menanggapi tindakan ini, Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araqchi, mengutip Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, menekankan bahwa Republik Islam Iran memiliki semua opsi untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya dan keamanan rakyatnya.
Setelah itu, Presiden AS mengklaim adanya perjanjian gencatan senjata antara Iran dan rezim Zionis. Republik Islam Iran juga menyatakan bahwa mereka tidak memulai perang dan mengklarifikasi bahwa jika rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya, Iran tidak akan terus membalas.
Dalam konteks ini, Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menekankan dalam sebuah pernyataan, Angkatan bersenjata Republik Islam Iran, tanpa sedikit pun kepercayaan pada kata-kata musuh dan dengan tangan tetap pada pelatuk, akan siap memberikan tanggapan yang tegas dan penuh penyesalan terhadap setiap tindakan agresi oleh musuh.(sl)