Nov 03, 2021 20:08 Asia/Jakarta

Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa negaranya dapat menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap pada tahun 2040 jika mendapat bantuan keuangan yang cukup dari masyarakat internasional.

Hal itu dikatakan Sri Mulyani kepada Reuters pada hari Selasa (2/11/2021) selama kunjungannya ke kota Glasgow di Skotlandia untuk konferensi COP26. Dia menambahkan, Indonesia pada hari Rabu akan mengumumkan rencana terperinci untuk beralih ke energi yang lebih bersih, dengan penghapusan batu bara yang menjadi masalah utama.

Kepulauan Asia Tenggara adalah negara terpadat keempat di dunia dan penghasil gas rumah kaca terbesar kedelapan dengan batu bara menyumbang sekitar 65% dari bauran energinya. Ini juga merupakan pengekspor batu bara terbesar di dunia.

Sebelumnya, Indonesia menyatakan berencana untuk menghentikan penggunaan batu bara untuk listrik pada tahun 2056, sebagai bagian dari rencana untuk mencapai emisi nol karbon bersih pada tahun 2060 atau lebih awal.

"Jika kita akan mengajukan hingga 2040, maka kita perlu memiliki dana untuk  menghentikan batu bara lebih awal dan untuk membangun kapasitas baru energi terbarukan," kata Sri Mulyani.

"Itulah yang sekarang menjadi inti isu dan saya sekarang sebagai menteri keuangan menghitung apa artinya penghentian batu bara lebih awal. Berapa biaya yang kami keluarkan?," ujarnya.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pekan lalu mengatakan kepada parlemen Inggris bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah mengatakan Indonesia akan memajukan targetnya untuk menghapus batu bara hingga 2040.

Indonesia sebelumnya belum mengkonfirmasi rencana tersebut. Sri Mulyani mengatakan kepada Reuters bahwa memenuhi target tersebut tergantung pada mendapatkan bantuan keuangan dari lembaga multilateral, sektor swasta dan negara-negara maju.

"Untuk Indonesia, penghentian batu bara lebih awal akan membebani kita, kemudian juga membebani masyarakat, juga membebani industri. Jika ini semua seharusnya dibiayai dari uang pembayar pajak saya, itu tidak akan berhasil. Dunia bertanya kepada kita, jadi sekarang pertanyaannya adalah apa yang bisa dilakukan dunia untuk membantu Indonesia," terangnya.

Menurutnya, rencana yang akan diumumkan pada hari Rabu memindahkan target iklim Indonesia di luar "retorika" ke dalam rincian teknis dan bahwa Bank Pembangunan Asia dan lembaga keuangan lainnya "sangat bersemangat" dengan ide-ide mereka.

Indonesia telah menyatakan perlu untuk menginvestasikan $150 miliar - $200 miliar per tahun dalam program rendah karbon selama sembilan tahun ke depan untuk memenuhi tujuannya mencapai emisi nol karbon bersih pada tahun 2060 atau lebih awal. (RA)

Tags