Vaksinasi Lansia Prioritas Menkes RI
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan mengejar mati-matian vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat berisiko terutama lansia.
"Memang lansia ini lebih sulit. Teman-teman saya yang dokter dan perawat, orang tuanya lansia diajak (vaksinasi) aja belum tentu mau," kata Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX yang diikuti dari YouTube DPR RI di Jakarta, sebagaimana dikutip Parstodyaid dari Antaranews, Selasa (09/11/2021).
Menurut Budi dibutuhkan trik khusus untuk mengajak kaum lansia divaksin COVID-19, sebab cakupan vaksinasinya baru berkisar 42 persen.
Kemenkes RI bekerja sama dengan unsur terkait seperti TNI-Polri, kelompok masyarakat, pecinta alam seperti Wanadri dan Mapala untuk meningkatkan laju vaksinasi pada lansia.
"Kita akan mati-matian mengejar masyarakat berisiko tinggi terutama lansia," katanya.
Secara medis, kata Budi, vaksinasi diberikan kepada masyarakat berbasis risiko masuk rumah sakit dan paling berisiko wafat.
"Bapak Presiden juga bilang, itu semua lansia harus dikejar. Karena kalau nanti ada kenaikan lagi, ini yang masuk rumah sakit dan wafat dan itu kejadian di Eropa dan Singapura. Pasien yang masuk rumah sakit dan wafat adalah para lansia yang tidak disuntik vaksin COVID-19 kemudian tertular," ujarnya.
Dikatakan Budi situasi yang sama juga terjadi pada vaksinasi untuk penduduk di daerah pedalaman sebab membutuhkan skil khusus untuk bisa menembus kawasan tersebut.
Penerima Dua Dosis Vaksin COVID-19
Penduduk Indonesia yang telah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 kini telah mencapai 79.212.475 orang setelah terjadi penambahan 218.312 orang yang mendapatkan dosis kedua dari berbagai jenis vaksin yang digunakan di Tanah Air.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang diterima di Jakarta pada Senin, terjadi juga penambahan penerima dosis pertama sebanyak 288.524 orang. Hal itu membuat saat ini tercatat penerima vaksin pertama mencapai 125.394.487 orang.
Untuk penerima dosis ketiga, yang saat ini masih diberikan kepada tenaga kesehatan, mengalami penambahan 823 orang menjadikan saat ini terdapat 1.167.214 orang yang sudah mendapatkan booster.
Pemerintah saat ini menargetkan 208.265.720 orang untuk mendapatkan dua dosis vaksin untuk mendapatkan kekebalan kelompok terhadap COVID-19.
Penambahan penerima vaksin itu terjadi dengan Indonesia mengalami adanya 244 kasus baru COVID-19 pada hari ini (Senin, 8/11), atau lebih sedikit dibandingkan pasien yang baru pulih sebanyak 1.283 orang.
Terdapat pula penambahan 12 orang yang meninggal dunia karena COVID-19.
Vaksinasi 6-11 Tahun Lindungi Anak
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung mengatakan vaksinasi bagi anak usia 6 hingga 11 tahun merupakan upaya melindungi mereka dari paparan COVID-19.
"Pemberian vaksinasi kepada anak ini sebagai proteksi untuk anak dan apabila ke depan sekolah tatap muka dimulai akan lebih terlindungi dari COVID-19," kata Ketua IDI Cabang Bandarlampung dr Khadafi Indrawan Sp.An, di Bandarlmpung, Senin.
Namun begitu, ia mengatakan pemberian vaksinasi kepada anak-anak ini tidak boleh sembarangan dan harus memperhatikan beberapa hal sebagaimana rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yakni diberikan secara intarmuscular 3ug (0,5ml).
"Vaksin diberikan tetap dua kali pemberian dengan jarak antara dosis kesatu dengan kedua empat pekan," kata dia.
Senada dengan itu, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 untuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan pemerintah berencana bekerja sama dengan sekolah untuk vaksinasi kelompok usia 6-11 tahun.
"Kemungkinan untuk anak usia 6-11 tahun, ini kan anak-anak sekolah, kami akan kerja sama dengan sekolah masing-masing. Kita tahu terdapat bulan imunisasi anak di sekolah setiap tahun, jadi kami nanti akan gunakan mekanisme ini," kata Nadia dalam diskusi virtual "Vaksin Anak, Sayangi Keluarga" di Jakarta, Senin. (Antaranews)