Apr 30, 2022 17:18 Asia/Jakarta
  • Presiden Indonesia dan AS, Credit: REUTERS/Kevin Lamarque
    Presiden Indonesia dan AS, Credit: REUTERS/Kevin Lamarque

Pemerintah Amerika Serikat (AS) buka suara terkait langkah Presiden Joko WIdodo yang mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk hadir dalam KTT G20 mendatang. Washington menyebut sikap mereka akan berubah dengan Moskow setelah serangan negara itu ke Ukraina.

Dalam sebuah sesi pers, Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Presiden Joe Biden telah menyatakan secara terbuka penentangannya terhadap kehadiran Putin. Meski begitu, ia mengatakan AS sangat menyambut baik kehadiran Ukraina.
 
"Kami telah menyampaikan pandangan kami bahwa kami tidak berpikir mereka (Rusia) harus menjadi bagian dari itu (G20) secara publik dan pribadi," katanya dikutip Straits Times, Sabtu (30/4/2022).
Sementara itu, Juru bicara Departemen Luar Negeri Jalina Porter mengatakan secara terpisah bahwa AS tidak percaya bisa hubungan 'bisnis seperti biasa' dengan Rusia di panggung internasional. Ia juga tidak berkomentar mengenai apakah Biden akan hadir di Bali.
 
Sebelumnya, Jokowi telah menyampaikan telah mengundang Ukraina dan Rusia dalam KTT G20 Bali. Dalam presidensi Indonesia, Jokowi menegaskan RI akan menggunakan G20 sebagai katalisator pemulihan ekonomi dunia yang juga terdampak oleh perang kedua negara.
 
"Saya mengundang Presiden Zelensky dalam KTT G20," terang presiden yang juga Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melalui laman Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (29/4/2022)
 
"Presiden Putin menyatakan terima kasih atas undangan G20 dan beliau menyatakan akan hadir," ujarnya.
 
Lebih lanjut, Jokowi juga menegaskan bahwa Indonesia berniat untuk menyatukan G20. Diketahui, ada beberapa negara Barat seperti AS dan Inggris yang memutuskan untuk abstain dalam agenda G20 karena hadirnya Rusia. Padahal Rusia sudah merupakan anggota forum itu bahkan sebelum serangannya ke Ukraina.
 
"Saya menekankan bahwa Indonesia ingin menyatukan G20. Jangan sampai ada perpecahan. Perdamaian dan stabilitas adalah kunci pemulihan ekonomi dunia," tutupnya. (CNBC Indonesia)

Tags