Aug 28, 2021 18:09 Asia/Jakarta
  • Pertemuan Rahbar dengan kabinet baru
    Pertemuan Rahbar dengan kabinet baru

Perkembangan di Republik Islam Iran selama sepekan terakhir diwarnai isu penting seperti kabinet baru Iran bertemu dengan Rahbar, Ayatullah Khamenei.

Selain itu, ada isu lainnya seperti Rahbar tekankan dukungan terhadap rakyat tertindas Afghanistan, Menlu Iran-Jepang Bahas Penguatan Hubungan Bilateral, Paket Impor Vaksin Covid-19 ke-16 Tiba di Iran, Sidang Terbuka Parlemen Iran Kaji Kelayakan Calon Menteri, Brigjen Shabanian: Babak Baru Kerja Sama Iran-Rusia telah Dimulai.

Kabinet Baru Iran Sowan ke Rahbar

Presiden Republik Islam Iran, Sayiid Ebrahim Raisi dan anggota kabinet ke-13 Iran bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei hari ini.

Pada peringatan Pekan Pemerintah, Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi bersama jajaran kabinet dijadwalkan hari ini (Sabtu,28/8/2021) bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, di Huseiniyah Imam Khomeini.

Pertemuan ini adalah pertemuan pertama kabinet pemerintah ke-13 dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran.

Rahbar: Iran, Pendukung Bangsa Muslim Afghanistan

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menekankan bahwa Republik Islam dalam segala keadaan mendukung bangsa Muslim Afghanistan yang tertindas. Dia mengatakan, hubungan Iran dengan pemerintah-pemerintah lain bergantung pada hubungan dan perilaku mereka dengan negara ini.

Pertemuan Rahbar dengan kabinet baru

Hal itu disampaikan Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dan anggota kabinetnya pada hari Sabtu (28/8/2021), seperti dilaporkan Kantor Rahbar.

Ayatullah Khamenei menilai para pejabat Amerika Serikat, di balik layar diplomasi dan di balik senyuman serta perkataan-perkataan yang menurut mereka benar, sebagai serigala liar dan buas.

"Tentu saja, terkadang mereka licik seperti rubah, yang tercermin dalam situasi saat ini di Afghanistan," tambahnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menyebut Afghanistan sebagai negara saudara, yang memiliki bahasa, agama dan budaya yang sama dengan Iran.

Ayatullah Khamenei juga mengungkapkan penyesalan yang mendalam atas masalah, kesulitan, dan penderitaan yang dihadapi oleh rakyat Afghanistan, seperti serangan bom di Bandara Internasional Kabul pada Kamis lalu.

"Masalah dan kesulitan ini adalah (hasil) pekerjaan Amerika yang menduduki Afghanistan selama 20 tahun dan memaksakan segala bentuk penindasan terhadap rakyat negara ini," jelas Rahbar.

Dia menegaskan, AS belum mengambil satu langkah pun untuk kemajuan Afghanistan, dan Afghanistan hari ini,  jika dalam hal kemajuan sipil tidak ketinggalan dari 20 tahun lalu, namun juga tidak lebih maju.

Di bagian lain pernyataannya, Ayatullah Khamenei kepada anggota kabinet baru Iran menekankan perlunya mobilitas ganda dalam kebijakan luar negeri.

"Aspek ekonomi dalam diplomasi harus diperkuat, dan seperti halnya di banyak negara, presiden mengejar diplomasi ekonomi, dan diplomasi ekonomi negara harus diperkuat dengan pandangan ini," tegasnya.

Rahbar menilai perluasan perdagangan luar negeri dengan 15 negara tetangga dan banyak negara lainnya di dunia, kecuali satu atau dua kasus, sebagai langkah yang sangat penting dan mungkin.

Ayatullah Khamenei menegaskan, diplomasi tidak boleh dipengaruhi dan dikaitkan dengan masalah nuklir, karena nuklir adalah persoalan tersendiri yang harus diselesaikan dengan baik dan benar.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menuturkan, para pejabat AS telah benar-benar bertindak terlalu jauh dan keterlaluan dalam masalah nuklir, dan meskipun mereka keluar dari perjanjian nuklir JCPOA di depan semua orang, namun sekarang mereka berbicara sedemikian rupa dan menuntut seakan-akan Republik Islam yang telah keluar dari JCPOA dan tidak memenuhi komitmennya, padahal untuk waktu yang lama setelah keluarnya AS dari JCPOA, tidak ada yang dilakukan oleh Iran, dan setelah beberapa waktu, dengan pengumuman dan pertimbangan, sejumlah kewajiban dan tidak semuanya dikesampingkan.

Ayatullah Khamenei lebih lanjut menganggap peran negara-negara Eropa dalam sabotase tidak lebih sedikit dari peran AS. Dia mengatakan bahwa negara-negara Eropa seperti AS, namun dalam hal permainan bahasa dan kata-kata, mereka selalu memposisikan diri sebagai penagih seolah-olah Iran lah yang selama ini mengolok-olok dan melanggar perundingan.

"Pemerintahan AS saat ini tidak berbeda dengan pemerintahan sebelumnya karena apa yang dituntut dari Iran mengenai nuklir adalah sama dengan yang dituntut oleh Trump (Donald Trump), tetapi dengan bahasa lain. Dan pada hari itu, pejabat-pejabat pemerintah, dengan menekankan irasionalitas, tidak menganggap mungkin untuk menerimanya," pungkasnya.

Menlu Iran-Jepang Bahas Penguatan Hubungan Bilateral

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyampaikan rasa senang atas pertemuan dengan mitranya dari Jepang di Tehran.

"Senang menjadi tuan rumah menteri luar negeri Jepang di Tehran pada hari Minggu," tulis Zarif di akun Twitternya.

"Dalam pertemuan yang mungkin menjadi yang terakhir bagi saya sebagai menlu Iran, kami membahas penguatan hubungan bilateral, cara-cara menghidupkan kembali JCPOA, dan situasi bencana yang direkayasa AS di Afghanistan," tambahnya.

Menlu Jepang Toshimitsu Motegi akan berada di Tehran selama dua hari untuk bertemu dengan Presiden Sayid Ebrahim Raisi dan calon menlu baru Iran, Hossein Amir-Abdollahian.

Sebelum terbang ke Iran, Motegi mengatakan hubungan Tehran-Tokyo bersahabat, sudah terjalin lama, dan tidak dapat digoyahkan.

Paket Impor Vaksin Covid-19 ke-16 Tiba di Iran

Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran menyatakan 1.110.000 dosis vaksin Corona gelombang ke-16 tiba di Bandara Internasional Imam Khomeini Tehran hari ini.

Ketua Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran, Karim Hemmati hari Minggu (22/8/2021) mengumumkan  penerimaan gelombang ke-16 impor vaksin Corona dari Cina.

"Masyarakat Bulan Sabit Merah melanjutkan proses impor vaksin Corona ke Iran dua kali sepekan," ujar Hemmati.

"Impor vaksin dari Cina ke Iran dilakukan oleh Bulan Sabit Merah seperti di masa lalu dan kargo yang diterima akan dikirim ke Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran di bandara Imam Khomeini," tegasnya.

Hemmati juga mengumumkan hingga kini secara keseluruhan telah ada 16 periode pengiriman dengan jumlah 18.170.000 dosis vaksin Corona  yang diangkut ke Iran melalui 18 penerbangan.

Kepala Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran juga menekankan vaksinasi cepat warga Iran di berbagai usia.

"Kita sekarang akan melewati puncak kelima pandemi Corona dengan meningkatkan kecepatan vaksinasi untuk mengurangi tingkat kematian akibat varian delta Corona," papar ketua Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran.

"Masyarakat Bulan Sabit Merah telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam beberapa pekan terakhir untuk mempercepat proses impor vaksin demi mempercepat proses vaksinasi nasional," pungkasnya.

Sidang Terbuka Parlemen Iran Kaji Kelayakan Calon Menteri

Sidang parlemen Republik Islam Iran untuk meninjau kelayakan terhadap para calon menteri yang diusulkan oleh pemerintahan baru (pemerintahan ke-13) telah dimulai pada hari Sabtu, 21 Agustus 2021.

Parlemen Iran

Sidang terbuka parlemen (Majelis Syura Islami) Iran dipimpin Mohammad Bagher Ghalibaf berlangsung untuk mengkaji kelayakan dan kepatutan para calon menteri yang diusulkan Presiden Sayid Ebrahim Raisi.

Pada pertemuan awal hari ini, Minggu (22/8/2021), Eisa Zare-pour akan dipertimbangkan kalayakan dan kepatutannya untuk menduduki jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika.

Pada sidang hari Sabtu, penentang dan pendukung atas kelayakan Hossein Baghol untuk pos jabatan menteri pendidikan yang diusulkan telah menyampaikan pandangannya masing-masing, dan  calon menteri menanggapi kritik serta membela program yang diusulkannya jika terpilih nanti.

Uji kelayakan dan kepatutan para calon menteri yang diusulkan pemerintahan baru Iran akan berlanjut hingga membuahkan hasil final.

Brigjen Shabanian: Babak Baru Kerja Sama Iran-Rusia telah Dimulai

Wakil Koordinator Kementerian Pertahanan Iran mengatakan, babak baru dan pengalaman baru kerja sama kolektif Tehran-Moskow yang melibatkan negara-negara di kawasan telah dimulai.

Brigadir Jenderal Saeed Shabanian menyampaikan hal itu kepada wartawan IRNA, Selasa (24/8/2021) di sela-sela pameran dan forum teknis militer internasional (Army 2021) di Moskow, ibu kota Rusia.

"Kami senang karena hubungan dan kerja sama antara Republik Islam Iran dan Federasi Rusia berada di jalur yang tepat dalam beberapa tahun terakhir dan telah mencapai fase saling percaya dalam masalah bersama di tingkat regional dan internasional," tambahnya.

Brigjen Shabanian

Menurut Brigjen Shabanian, ada tekad kuat dari pemerintah dan Angkatan Bersenjata Iran untuk mengembangkan kerja sama di semua tingkatan dengan Rusia.

"Kerja sama regional Tehran-Moskow, terutama dalam membangun perdamaian dan stabilitas, telah menciptakan babak baru dan pengalaman baru bagi kerja sama kolektif. Tentu saja telah membuka keterlibatan negara-negara regional dalam menyelesaikan masalah di kawasan," jelasnya.

Di jalur ini, lanjut Brigjen Shabanian, ada penekanan pada kerja sama multilateral untuk membangun perdamaian dan keamanan serta mengaktifkan mekanisme regional untuk menangani isu-isu di kawasan, termasuk di Afghanistan, Kaukasus dan daerah lain.

Forum Teknis Militer Internasional Army 2021 diselenggarakan di tiga divisi darat, laut, dan udara dengan melibatkan 15 negara. Kegiatan ini berlangsung di Rusia dari tanggal 22-28 Agustus.

 

Tags