Kunjungan Presiden Raisi ke Tajikistan, Awal Musim Baru untuk Kerja Sama
Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran melakukan perjalanan ke Dushanbe, ibukota Tajikistan atas undangan resmi Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon untuk menghadiri KTT SCO (Shanghai Cooperation Organization). Setelah berakhirnya KTT Shanghai, Ebrahim Raisi, hari Sabtu (18/09/2021) secara resmi disambut oleh Emomali Rahmon untuk memulai pembicaraan bilateral.
Presiden Iran dalam perjalanan ini didampingi oleh delegasi tingkat tinggi pejabat politik dan ekonomi Republik Islam Iran.
Di akhir pertemuan dan pembicaraan antara Presiden Republik Islam Iran Seyed Ibrahim Raisi dan rombongan dengan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon dan para pejabat negara ini, kedua belah pihak menandatangani enam nota kesepahaman, satu kesepakatan dan satu protokol teknis tentang kerja sama kepabeanan.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, yang mendampingi Presiden Iran dalam kunjungannya, juga menginformasikan tentang kunjungan Presiden Republik Islam Iran ke kota Kulob. Menurutnya, "Salah satu arif besar Iran dimakamkan di kota ini, yang merupakan sosok suci bagi masyarakat Tajikistan. Di kota ini ada program rakyat Iran mukim negara ini untuk menyambut presiden dan juga untuk menghormati arif agung ini."
Republik Islam Iran selalu tertarik untuk memperkuat hubungannya di kawasan setelah kemerdekaan negara-negara Asia Tengah karena ikatan budaya dan agama serta kepentingan politik-ekonomi yang sama. Dalam proses ini, Tajikistan telah menjadi salah satu pilar utama diplomasi Iran di kawasan karena kedekatan bahasa dan budayanya dengan Iran.
Sebelumnya, Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi, dalam pertemuan dengan Ketua Parlemen Tajikistan Mohammad Tayer Zakerzadeh, yang telah melakukan perjalanan ke Iran untuk menghadiri upacara pengambilan sumpah presiden Iran, mengatakan bahwa hubungan antara kedua negara didasarkan pada empati dan bahasa yang sama antara kedua negara serta langkah-langkah serius harus diambil untuk meningkatkan tingkat hubungan ini dengan mengandalkan kesamaan budaya dan peradaban.
Bidang ekonomi saat ini merupakan salah satu manifestasi terpenting dari kerja sama antara Iran dan Tajikistan.
Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran melakukan perjalanan ke Dushanbe, ibukota Tajikistan atas undangan resmi Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon untuk menghadiri KTT SCO (Shanghai Cooperation Organization). Setelah berakhirnya KTT Shanghai, Ebrahim Raisi, hari Sabtu (18/09/2021) secara resmi disambut oleh Emomali Rahmon untuk memulai pembicaraan bilateral.
Tajikistan merupakan negara yang berpotensi menjadi mitra ekonomi utama Iran di Asia Tengah, yang dapat mengakses perairan terbuka melalui pelabuhan selatan Iran.
Menurut para ahli, selain memperluas kerja sama dalam pelaksanaan proyek minyak dan pembangkit listrik serta pembangunan bendungan, Iran dan Tajikistan juga memiliki potensi kerja sama yang tinggi di bidang industri makanan, logam dan pariwisata, di mana sektor swasta kedua negara dapat terhubung satu sama lain.
Salah satu dokumen penting kerja sama kedua negara di bidang investasi, yang selama beberapa tahun terakhir telah menghasilkan implementasi beberapa proyek yang sukses, termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan terowongan Istiqlol, yang sekarang dianggap sebagai simbol kerja sama bilateral antara Iran dan Tajikistan.
Dalam hal kebijakan luar negeri, dapat dikatakan bahwa dari sudut pandang Tajikistan, Iran adalah negara yang sangat penting bagi pembuat kebijakan Tajikistan.
Peran Iran dalam membangun perdamaian dan stabilitas di Tajikistan dan upaya berkelanjutan Iran untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan serta untuk berkontribusi pada perdamaian di Afghanistan adalah kepentingan strategis bagi Tajikistan. Apalagi sejak Iran kini menjadi anggota tetap Shanghai Cooperation Organization.
Menyusul kemerdekaan Republik Tajikistan Pada tanggal 9 September 1991, Republik Islam Iran menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaannya dan membuka kedutaan besarnya di Dushanbe. Perhatian Iran terhadap negara-negara Asia Tengah dalam hal melihat ke Timur dapat dianalisis dan dievaluasi dari sudut pandangan ini.
Dari perspektif ini, kesepakatan yang dicapai dalam rangka kunjungan pertama Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi ke Tajikistan tentunya akan membuka babak baru dalam hubungan kedua negara. (SL)