Pendekatan Dinamis Iran Menurut Amir-Abdollahian
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan dalam sebuah wawancara selama kunjungan resminya ke Lebanon pada hari Jumat: "Kebijakan luar negeri Iran stabil dalam hal kemerdekaan politik dan tidak mengikuti Barat atau Timur."
Ia menambahkan, pemerintah Presiden Ebrahim Raisi telah menempuh kebijakan diplomasi yang cerdas, pintu terbuka dan kerjasama yang efektif dengan semua negara. Politik luar negeri kita memiliki prinsip yang tetap, tetapi mungkin ada perbedaan pendekatan antara satu pemerintah dengan pemerintah lainnya.
Penekanan Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran pada pendekatan dinamis kebijakan luar negeri Republik Islam Iran telah diungkapkan dengan melihat perkembangan yang terjadi di bidang ini, terutama di bidang politik luar negeri regional. Pemerintah ke-13 Iran sejak resmi menjabat pada 3 Agustus 2021 mengambil pendekatan baru di bidang kebijakan luar negeri.
Pendekatan baru tersebut adalah menyeimbangkan kebijakan luar negeri yang bertumpu pada prinsip tidak Barat dan tidak Timur termasuk ide terpenting kebijakan luar negeri pemerintah Iran saat ini dan termasuk urgensi untuk menjaga independensi negara serta perhatian dan penekanan terhadap hubungan dengan negara-negara Timur dan Barat.
Pemerintah Iran saat ini menunjukkan dirinya meyakini keseimbangan di kebijakan luar negeri dan perluasan kerja sama dengan tetangga dan negara-negara Islam menjadi prioritas agenda luar negerinya. Javad Mansouri, pakar politik mengatakan, pemerintah ke-13 di kebijakan luar negeri memiliki perilaku seimbang dan realistis, dan hal ini mendorong sejumlah pemerintah mempertimbangkan kembali perilakunya terhadap Iran.
Kebijakan bertetangga dan pendekatan seimbang di kebijakan luar negeri Iran merupakan salah satu pilar yang telah diumumkan di pendekatan luar negeri Presiden Sayid Ebrahim Raisi bagi pemerintah ke-13. Hal ini dapat menjadi bagian penting dari kebijakan makro interaksi cerdas dengan dunia. Penekanan terhadap kebijakan bertetangga dengan bertumpu pada penguatan diplomasi ekonomi dan meningkatkan interaksi dengan tetangga serta memanfaatkan kapasitas negara-negara tetangga di bawah bayang-bayang pengokohan hubungan di satu sisi dan menghindari tensi dengan mereka di sisi lain, merupakan agenda serius Republik Islam Iran.
Pemerintah ke-13 memperioritaskan kebijakan bertetangga dan presiden Iran sejak awal menentukan interaksi baik dan kerja sama luas dengan negara tetangga sebagai titik pusat diplomasi ekonomi pemerintahannya. Sekaitan dengan ini, Amir-Abdollahian mengungkapkan bahwa negara-negara Arab merupakan bagian penting dunia Islam dan kami mengulurkan kerja sama ke arah berbagai negara tetangga termasuk negara-negara kawasan Teluk Persia.
Kesiapan Iran sebagai salah satu negara berpengaruh di berbagai dimensi ekonomi untuk menggalakkan diplomasi dan kerja sama ekonomi dengan tetangga ditindaklanjuti melalui kunjungan timbal balik pejabat tinggi dan penyelenggaraan konferensi pemimpin delegasi Iran.
Pemanfaatan kapasitas dan investasi yang ada di negara-negara ini dalam bentuk bilateral atau multilateral merupakan karakteristik kebijakan luar negeri pemerintah. Selain itu, Tehran berulang kali menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi menyelesaikan krisis regional. Sekaitan dengan ini, Amir-Abdollahian menegaskan kesiapan Republik Islam Iran untuk memanfaatkan kapasitasnya demi memainkan peran dalam menyelesaikan krisis Yaman.
Republik Islam Iran menghendaki penghapusan tensi dan ketegangan di hubungan dengan sejumlah tetangga, di mana langkah mereka telah memicu krisis atau tensi di hubungan bilateral. Menlu Iran seraya mengisyaratkan tensi beberapa tahun terakhir antara Iran dan Arab Saudi mengungkapkan bahwa hubungan dengan Riyadh tidak begitu bagi, tapi kami bukan yang bersalah, dan kami telah mengungkapkan kesiapan untuk menyelenggarakan babak kelima perundingan. Sejumlah perilaku kontradiksi dan tidak tepat Arab Saudi termasuk hukuman mati terhadap 81 orang telah mempengaruhi hubungan kami. Arab Saudi yang memutus hubungannya dengan Iran.
Sepertinya, mengingat kesiapan Tehran untuk menormalisasi hubungan dan menghapus tensi di hubungan dengan tetangga, khususnya di kawasan selatan Teluk Persia, ungkapan niat baik oleh negara-negara ini dan langkah yang menunjukkan minat mereka di bidang ini dapat berujung pada terbukanya hubungan baik antara Tehran dan negara-negara ini, dan pada akhirnya meningkatkan stabilitas di kawasan. (MF)