Abdollahian: Retorika Ancaman terhadap Iran, Sia-sia
-
Menlu Hossein Amir-Abdollahian
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian di cuitannya mengingatkan Gedung Putih bahwa penggunaan bahasa ancaman terhadap Iran dan warga Iran tidak akan membuahkan hasil.
Menurut laporan IRNA, Hossein Amir-Abdollahian Sabtu (13/8/2022) di akun Twitternya menulis, "Gedung Putih harus diingatkan bahwa penggunaan retorika ancaman terhadap Iran dan bangsa ini tidak akan menghasilkan apa pun."
"Proyeksi Gedung Putih tidak menghilangkan tanggung jawab dan akuntabilitas mereka untuk melakukan berbagai kejahatan teroris terhadap kehidupan ribuan orang di Iran dan kawasan," tambah Abdollahian.
Amir-Abdollahian beberapa waktu lalu di kontak telepon dengan sejawatnya dari Turki, Mevlut Cavusoglu seraya merujuk perundingan terbaru di Wina untuk pencabutan sanksi mengatakan, "Kami telah menyampaikan pesan kami kepada Amerika melalui Eropa. Kami berharap pihak Amerika dengan pandangan realistis dan kinerjanya, serta menerima tuntutan legal Republik Islam Iran, mempersiapkan peluang bagi kesepakatan teks final."
Babak baru perundingan pencabutan sanksi ilegal terhadap Iran setelah lima bulan terhenti, dimulai kembali Kamis lalu di Wina. Negosiasi tengah mencapai titik sensitif dan menentukan, namun demikian untuk meraih akhir dan kesepakatan final masih menunggu keputusan politik Barat khususnya Amerika sebagai pihak pelanggar JCPOA.
Perundingan pencabutan sanksi zalim dan ilegal terhadap Iran mengalami kemajuan berkat inisiatif tim juru runding Iran, tapi kelambanan pemerintah Joe Biden untuk mengompensasi langkah ilegal pemerintah Amerika sebelumnya dan berlanjutnya kampanye represi maksimum memunculkan keraguan terkait keseriusan negara ini untuk kembali ke JCPOA dan semakin berlarut-larutnya proses perundingan.
Republik Islam Iran sebagai negara yang bertanggung jawab berulang kali menyatakan, mengingat Amerika sebagai pihak yang melanggar kesepakatan JCPOA, maka Washington yang harus kembali ke kesepakatan ini dengan mencabut sanksi dan komitmen AS akan diverifikasi oleh Tehran. (MF)