Iran Kutuk Serangan Militer AS terhadap Rakyat Suriah
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani menilai agresi militer AS terhadap rakyat dan infrastruktur Suriah sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayah negara ini. Selain itu, ia juga mengutuk keras aksi tersebut.
CENTCOM Rabu (24/8/2022) dalam sebuah pernyataan mengungkapkan militer AS melakukan serangan udara terhadap infrastruktur di Deir Ezzor, Suriah, atas perintah Presiden AS Joe Biden.
Menurut laporan pusat penerangan dan urusan jubir Kemenlu Iran, Nasser Kanaani menyebut agresi terbaru militer AS terhadap rakyat Suriah sebagai langkah teroris terhadap warga sipil dan pejuang anti-penjajahan.
"Berlanjutnya kehadiran militer Amerika di sebagian wilayah Suriah bertentangan dengan hukum internasional dan melanggar kedaulatan nasional negara ini, serta tercatat sebagai pendudukan. Dengan demikian militer AS harus segera meninggalkan tanah Suriah dan mengakhiri perampokan kekayaan minyak dan gandum negara ini," papar Kanaani Chafi.
Jubir Kemenlu Iran juga menyebut klaim perang melawan terorisme sekedar alasan untuk melanjutkan pendudukan dan menjelaskan, pengakuan pejabat Amerika terkait pembentukan Daesh oleh Amerika sampai saat ini belum hilang dari ingatan opini publik kawasan.
Seiring kekalahan kelompok teroris Daesh sebagai lengan militer Amerika di Suriah pada November 2017, pasukan Amerika secara langsung menggantikan kelompok teroris ini dengan memulai mengekstraksi dan menjarah minyak Suriah.
Mantan presiden AS Donald Trump secara transparan mengatakan bahwa kehadiran militer AS di Suriah karena ladang minyak negara ini.
Selain minyak dan solar, Amerika setiap pekan menyelundupkan sejumlah gandum dan biji bijian Suriah untuk konsumsi militernya di Irak dan media berulang kali memberikatan masalah ini. (MF)