Rahbar Tegaskan Kerusuhan di Iran Dirancang dari Luar
(last modified Tue, 04 Oct 2022 04:12:50 GMT )
Okt 04, 2022 11:12 Asia/Jakarta

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Senin (3/10/2022) pagi dalam acara wisuda taruna sejumlah Akademi Militer, Angkatan Bersenjata Iran menyampaikan pidato penting terkait kerusuhan terbaru di Iran dengan dalih kematian Mahsa Amini.

Rahbar seraya menekankan bahwa aksi kerusuhan ini telah diprogram mengatakan, jika tidak ada peristiwa meninggalnya perempuan muda itu, dalih lain akan dicari, sehingga tahun ini di awal bulan Mehr (kelander Iran) kekacauan dan kerusuhan bisa diciptakan di Iran. Rahbar menegaskan, saya dengan transparan mengatakan kerusuhan dan kekacauan terbaru ini, dirancang oleh Amerika Serikat, dan Rezim Zionis, orang-orang bayaran mereka, serta beberapa orang Iran pengkhianat di luar negeri membantu mereka. Seraya menekankan bahwa Amerika bukan hanya menentang Republik Islam, tapi juga menolak Iran yang kuat dan independen, Rahbar menambahkan, mereka menginginkan Iran seperti di masa Pahlevi yang seperti sapi perah dan tunduk terhadap setiap perintah mereka.

Ulah para perusuh di Iran merusak fasilitas publik

Penekanan Rahbar terkait kerusuhan terbaru dirancang dari luar Iran adalah wajar dan dapat dipahami mengingat dukungan penuh kubu arogan global pimpinan Amerika terhadap para perusuh dan pengarahan mereka serta pernyataan kesiapan dan langkah praktis untuk mendukung para perusuh termasuk dengan membatalkan sanksi internet oleh Amerika.

Kit Klarenberg, jurnalis investigasi dari Inggris mengatakan, menguraikan perang online Pentagon melawan Iran dari klik tombol di Amerika hingga kekerasan di jalan-jalan Tehran; Protes terbaru di Iran direkayasa dan diprovokasi dari luar. Padahal, Amerika sebagai pemimpin Blok Barat, tidak hanya memberlakukan segala macam sanksi berupa kampanye tekanan maksimal sejak era Trump, tetapi telah memulai pendekatan kemiskinan dan chaos, yakni menyulut keresahan sosial dengan memberikan tekanan ekonomi kepada Iran, tetapi juga terkadang dengan menemukan alasan untuk mencampuri urusan dalam negeri Iran, seperti kerusuhan Oktober 2019 dengan dalih kenaikan harga bensin, atau kerusuhan 2009 dengan dalih memprotes hasil pemilihan presiden, berusaha sekuat tenaga untuk mendorong dan mendukung perusuh dan memanfaatkan mereka yang terlibat dalam tindakan kekerasan, atau menghancurkan properti publik.

Selain itu, rezim Zionis, yang telah secara terbuka menunjukkan permusuhannya terhadap bangsa Iran dengan meneror ilmuwan nuklir dan menyabotase fasilitas nuklir Iran, sedang mencoba memancing dari air berlumpur, dan menurut anggapannya dapat mengajak rakyat Iran untuk melakukan pemberontakan dan kerusuhan dengan menggunakan alasan kematian Mahsa Amini, dan dalam hal ini meminta bantuan anasir dalam negeri khususnya kelompok anti-revolusi. Bagaimana pun juga banyak bukti yang menunjukkan bahwa kerusuhan terbaru di Iran telah dirancang sebelumnya oleh musuh asing dan ada anasir yang berafilisi dengan mereka untuk mengobarkan kerusuhan di Iran.

Misalnya slogan "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan" yang gencar diteriakkan para perusuh baru-baru ini dan banyak dimuat di berbagai media asing, telah diungkapkan beberapa tahun lalu di sebuah film asing "Girls of the Sun" di mana pahlawan film tersebut adalah seorang perempuan.

Secara umum meletusnya kerusuhan terbaru di Iran dengan alasan kematian Mahsa Amini, kembali membuat musuh asing Republik Islam menemukan peluang untuk mengintervensi urusan internal negara ini dan memprovokasi lebih besar kerusuhan. Faktanya kerusuhan terbaru, para pemimpin politik Amerika dan sejumlah Eropa, media mereka dan juga media-media berbahasa Persia anti-pemerintah Iran yang didukung Barat telah menyalahgunakan sebuah peristiwa menyedihkan yang tengah diselidiki, dan dengan slogan mendukung hak bangsa Iran, mereka aktif mendukung para perusuh dan perusak keamanan bangsa, tapi Barat dan sekutunya mengabaikan kehadiran jutaan warga Iran di jalan-jalan dan bundaran negara ini dalam mendukung pemerintah dan negara mereka serta penentangan tegasnya terhadap kerusuhan, atau mereka meremehkan hal ini.

Selain itu, kelompok-kelompok anti-Revolusi seperti kelompok Mojahedin-e Khalq (MKO), royalis dan juga kelompok separatis seperti Komala dan Demokrat, dengan arahan dan dukungan pemerintah Barat khususnya AS dan rezim Zionis Israel melakukan upaya gagal untuk memanfaatkan isu ini demi tujuan anti-Iran mereka.

Menteri Dalam Negeri Iran, Ahmad Vahidi seraya menjelaskan bahwa pemerintah Republik Islam Iran melewati konspirasi besar dengan kuat mengatakan, musuh telah salah perhitungan dengan mendukung para perusuh. (MF)