Iran Aktualita, 29 Oktober 2022
-
Ruangan Kompleks Makam Shahcheragh setelah serangan teroris, Rabu (26/10/2022)
Berita terbaru di Republik Islam Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah peristiwa penting seperti serangan teroris di Kompleks Haram Suci Shahcheragh sa.
Seorang pria bersenjata menembaki peziarah di Kompleks Haram Suci Shahcheragh pada Rabu petang, 26 Oktober 2022, yang menyebabkan 15 orang gugur dan 19 lainnya terluka.
Seorang perempuan dan dua anak-anak juga di antara dari korban meninggal dalam teror di Kompleks Makam Ahmad bin Musa Al Kadzim as (Shahcheragh), salah satu cucu Nabi Muhammad Saw, itu.
Kelompok teroris Daesh (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan keji tersebut. PBB dan berbagai negara telah mengecam kejahatan mengerikan ini.
Musuh-musuh Republik Islam Iran telah mengerahkan segala upayanya untuk menciptakan kerusuhan, kekacauan dan ketidakamanan di negara ini. Upaya ini telah dilakukan secara maksimal selama lebih dari sebulan terakhir.
Serangan teroris di Shiraz terjadi dalam situasi di mana dalam beberapa pekan terakhir, musuh-musuh Republik Islam Iran telah menggunakan semua kekuatan politik dan medianya untuk mengintensifkan protes, kerusuhan dan kekerasan di negara ini.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir Abdullahian mengatakan, kejahatan ini membuat niat jahat dari mereka yang mendorong teror dan kekerasan di Republik Islam Iran benar-benar semakin jelas. Dia menambahkan, ada informasi yang dapat dipercaya bahwa musuh-musuh Iran telah merancang proyek berlapis-lapis untuk membuat negara ini tidak aman.
Pengalaman bertahun-tahun setelah Revolusi Islam menunjukkan bahwa musuh selalu menggunakan berbagai cara, termasuk teror, kekerasan dan penerapan tekanan politik dan ekonomi, untuk mencegah terwujudnya cita-cita dan tujuan revolusi ini dan juga untuk mencegah persatuan dan kemajuan bangsa Iran.
Sejak hari-hari pertama kemenangan Revolusi Islam dan disintegrasi persamaan arogansi global, Iran telah menjadi sasaran kebencian dan permusuhan musuh dan afiliasinya, termasuk kelompok-kelompok teroris seperti Organisasi Teroris Mujahidin-e-Khalq (MKO) dan kelompok-kelompok takfiri. Sejauh ini, lebih dari 17.000 warga dan pejabat Republik Islam Iran telah gugur dalam serangan kelompok munafikin dan teroris tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, musuh-musuh, terutama Amerika Serikat (AS) dan rezim Zionis Israel, selalu berusaha mendukung kelompok-kelompok teroris di Iran dan kawasan. Pelatihan militer kepada para teroris, pengiriman senjata ringan dan semi berat serta amunisi, peralatan komunikasi dan bahan makanan melalui penerbangan udara yang mencurigakan di wilayah yang dikuasai Daesh, hanyalah sebagian dari dukungan AS kepada para teroris.
Mereka dengan berbagai bentuk dan pelayanan kepada Pentagon dan dalam rangka memenuhi kepentingan rezim Zionis di kawasan, telah melakukan kejahatan mengerikan seperti pembunuhan terhadap para ilmuwan nuklir Iran dan para komandan perlawanan.
Musuh-musuh Republik Islam Iran berpikir bahwa dengan teror seperti itu, mereka akan dapat menciptakan hambatan bagi terwujudnya cita-cita Revolusi Islam, tetapi rakyat Iran selalu mengikuti jalan para syuhada, dan darah para syuhada telah menjadi penjamin keunggulan Republik Islam Iran.
Jelas bahwa kejahatan musuh baru-baru ini, yang disertai dengan bungkamnya negara-negara yang mengklaim memerangi terorisme, sekali lagi menunjukkan keganasan dan sifat jahat mereka.
Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, musuh membalas dendam atas keputusasaan mereka dalam menciptakan perpecahan dalam barisan persatuan bangsa dan kemajuan negara dengan cara kekerasan dan teror.
Namun, lanjut Sayid Raisi, aparat keamanan dan penegak hukum Iran, dengan mengidentifikasi kejahatan buta ini, akan memberikan tanggapan yang penuh penyesalan dan pelajaran kepada para pemberi perintah dan perancang kejahatan tersebut.

Rahbar: Akar Penyebab Teror di Makam Ahmad bin Musa Harus Ditemukan
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, para pelaku kejahatan keji di Makam Ahmad bin Musa Al Kadzim as, pasti akan dihukum, tapi kesedihan orang-orang tersayang, dan penistaan terhadap kesucian Makam Ahlul Bait as, tidak akan bisa terobati tanpa ditemukannya akar penyebab tragedi ini, dan tindakan tegas serta cerdas untuk mengatasinya.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Kamis (27/10/2022) mengeluarkan pernyataan menanggapi gugurnya sejumlah peziarah di Makam Ahmad bi Musa Al Kadzim as di Shiraz, oleh kelompok teroris Daesh.
Isi pernyataan Ayatullah Khamenei adalah sebagai berikut,
Bismillahirahmanirahim
Kejahatan keji di Makam Ahmad bin Musa Al Kadzim as yang menyebabkan gugur dan terlukanya puluhan laki-laki, perempuan, dan anak-anak tak bersalah, mengiris hati dan menciptakan duka. Pelaku atau para pelaku kejahatan mengerikan ini pasti akan dihukum, tapi duka orang-orang tersayang, dan penistaan terhadap kesucian Makam Ahlul Bait as, tidak akan bisa terobati kecuali ditemukan akar penyebab tragedi ini, dan diambilnya tindakan tegas serta cerdas untuk mengatasinya.
Kita semua memikul tanggung jawab untuk menghadapi musuh dan anasir-anasir pengkhianat atau orang bodoh dan lalai. Saya meminta instansi-instansi penjaga keamanan dan Mahkamah Agung, para intelektual dan pegiat bidang penyiaran, juga masing-masing anggota masyarakat mulia untuk bersatu melawan gerakan yang melecehkan dan mengabaikan nyawa warga, keamanan, dan kesucian mereka.
Bangsa yang mulia dan instansi-instansi pemerintah pasti akan mampu mengatasi konspirasi keji musuh ini. Insyaallah.
Saya mengucapkan belasungkawa kepada keluarga berduka korban serangan teror ini, dan kepada masyarakat Shiraz, serta seluruh rakyat Iran, dan saya berdoa kepada Allah Swt untuk kesembuhan segera semua korban luka.
Sayid Ali Khamenei
27 Oktober 2022

Pawai Rakyat Iran Kecam Serangan Teroris di Shiraz
Warga Republik Islam Iran di berbagai kota dan daerah turun ke jalan untuk mengecam serangan teroris di Kompleks Haram Suci Shahcheragh sa di Shiraz. Aksi tersebut dilakukan secara serentak setelah Salat Jumat.
Seperti dilansir Iranpress, warga di berbargai kota dan daerah di Republik Islam Iran menggelar pawai di jalan-jalan setelah Salat Jumat, Jumat (28/10/2022) untuk mengutuk serangan keji di Kompleks Haram Suci Shahcheragh sa.
Mereka menyatakan simpati kepada keluarga para korban dan syuhada dan menunjukkan rasa jijik dan kebencian mereka terhadap musuh-musuh Republik Islam Iran.
Dewan Koordinasi Dakwah Islam mengumumkan dalam deklarasi pawai hari ini dengan mengecam serangan teroris di Makam Shahcheragh sa.
Disebutkan bahwa penyebab utama dari kejahatan ini adalah pemerintah arogan Amerika Serikat (AS) yang di ambang keruntuhan dan rezim Zionis serta para penguasa boneka regional yang arogan (segitiga Ibrani-Arab- Barat).
Dewan Koordinasi Dakwah Islam menegaskan, para penguasa tirani dan kriminal ini, terutama penguasa terkemuka di kawasan, akan membayar kejahatan berat mereka.

Warga Tehran Kecam Serangan Teroris di Makam Shahcheragh sa
Warga Tehran, ibu kota Republik Islam Iran turun ke jalan untuk mengecam serangan teroris di Kompleks Haram Suci Shahcheragh sa di Shiraz. Aksi tersebut dilakukan setelah Salat Jumat.
Seperti dilansir Iranpress, warga Tehran dan di kota-kota lainnya di Republik Islam Iran menggelar pawai di jalan-jalan setelah Salat Jumat, Jumat (28/10/2022) untuk mengutuk serangan keji di Kompleks Haram Suci Shahcheragh sa.
Mereka menyatakan simpati kepada keluarga para korban dan syuhada dan menunjukkan rasa jijik dan kebencian mereka terhadap musuh-musuh Republik Islam Iran.
Bersamaan dengan pawai mengecam kejahatan mengerikan di Makam Shahcheragh, dilakukan pula tasyi' dan pemakaman Syahid Amir Kamandi dan Syahid Sayid Farid Masoumi setelah salat Jumat di kota Tehran.
Dewan Koordinasi Dakwah Islam mengumumkan dalam deklarasi pawai hari ini dengan mengecam serangan teroris di Makam Shahcheragh sa.
Disebutkan bahwa penyebab utama dari kejahatan ini adalah pemerintah arogan Amerika Serikat (AS) yang sedang runtuh dan rezim Zionis serta para penguasa boneka regional yang arogan (segitiga Ibrani-Arab- Barat).
Dewan Koordinasi Dakwah Islam menegaskan, para penguasa tirani dan kriminal ini, terutama penguasa terkemuka di kawasan, akan membayar kejahatan berat mereka.

Kementerian Intelejen dan IRGC Keluarkan Deklarasi Bersama Tanggapi Kerusuhan
Kementerian Intelejen dan Korps Garda Revolusi Islam Iran mengeluarkan deklarasi bersama mengenai kerusuhan baru-baru ini yang terjadi di negara ini.
Kementerian Intelijen Iran dan IRGC dalam pernyataan bersama yang diterbitkan hari Jumat (28/10/2022) menegaskan, "Persiapan, provokasi, agitasi dan juga bagian penting dari operasi di lapangan untuk menyulut kerusuhan baru-baru ini yang dirancang agen mata-mata asing dalam bentuk plot yang dijalankan beberapa kelompok dan jaringan yang terkait dengan mereka, telah diterapkan dengan cara yang berbeda di dalam negeri Iran,".
"Dinas mata-mata AS, CIA, bekerja sama dengan dinas mata-mata sekutu dan proksi reaksioner di kawasan, sebelum dimulainya kerusuhan telah melancarkan kerusuhan nasional di Iran dengan tujuan melakukan kejahatan terhadap bangsa besar Iran dan integritas teritorial negara ini. Mereka juga untuk meletakkan dasar bagi intensifikasi tekanan eksternal demi menerapkan plot yang diperluas," kata deklarasi bersama kementerian intelejen dan IRGC kemarin.
"Dalam operasi terakhir mereka, dinas intelejen [asing] ini telah mencoba memanfaatkan beberapa ketidakpuasan yang ada di tengah masyarakat, bahkan memprovokasi sebanyak mungkin untuk menjalan proyek intelejen mereka di negara ini," tegasnya.
Dalam pernyataan bersama Kementerian Intelejen Iran IRGC, juga dinyatakan bahwa pemantauan intelijen yang terperinci dan berkelanjutan pada tahun-tahun lalu menunjukkan sebuah fakta mengenai skenario musuh rezim teroris Amerika dalam merancang, mengimplementasikan, dan melanjutkan kejahatannya di Iran.

Abdollahian: Musuh Jalankan Proyek Berlapis untuk Kacaukan Iran
Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, serangan teror di Makam Ahmad bin Musa Al Kadzim, di Shiraz, mengungkap sepenuhnya niat busuk para provokator teror dan kekerasan di Iran.
Hossein Amir Abdollahian, Kamis (27/10/2022) mengatakan, "Tidak diragukan Republik Islam Iran tidak akan membiarkan kepentingan dan keamanan nasionalnya menjadi permainan para teroris dan pihak asing yang ingin melakukan campur tangan, dan mengaku membela HAM."
Ia menambahkan, "Saya dan seluruh rekan saya di Kemenlu Iran, mengucapkan belasungkawa atas gugurnya para peziarah akibat kejahatan teror di Makam Shah Ceragh, dan berdoa untuk kesembuhan para korban luka."
Menurut Menlu Iran, sejumlah informasi akurat yang berhasil diperoleh menunjukan bahwa musuh-musuh menjalankan proyek berlapis untuk mengacaukan Iran.
Serangan teror Daesh, Rabu petang di Makam Ahmad bin Musa Al Kadzim, Shiraz, menyebabkan sedikitnya 15 orang gugur dan 19 lainnya terluka.
Diplomat Iran: Apakah Para Pendukung Kerusuhan Kecam Teror Shiraz ?
Kuasa Usaha Iran di London, terkait serangan teror di Shah Ceragh, Shiraz menanyakan, apakah Eropa, Amerika Serikat, dan Inggris yang dalam empat minggu terakhir mendukung para perusuh di Iran, mengecam serangan teror ini ?
Seyed Mehdi Hosseini Matin, Rabu (26/10/2022) di akun Twitternya menulis, "Dalam serangan brutal teroris Daesh di Shiraz, lebih dari 15 orang gugur, termasuk perempuan dan anak-anak, dan 21 lainnya terluka."
Ia menambahkan, "Sekarang apakah Eropa, AS, dan Inggris yang setidaknya dalam empat minggu terakhir berdiri bersama para perusuh dalam menyerang nyawa dan properti warga Iran, akan mengecam serangan teror Shiraz atau tidak ? Mari kita lihat."
Seorang pria bersenjata Rabu petang memberondong peziarah saat memasuki komplek Makam Ahmad bin Musa Al Kadzim, salah satu cucu Nabi Muhammad Saw di Shiraz, Iran, menyebabkan 15 orang gugur, dan 19 lainnya terluka.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, "Shah Ceragh Iran berlumuran darah. Para pembela palsu Hak Asasi Manusia dalam statemen yang nampak secara lahir kemanusiaan, tapi sebenarnya klaim tak berdasar, benar-benar menginginkan adegan kekerasan, dan pertumpahan darah rakyat Iran. Bagi mereka tujuan, menghalalkan cara."
ghola

Ketua MA Iran Perintahkan Selidiki Dalang Serangan Teroris di Shiraz
Ketua Mahkamah Agung Iran, Gholam Hossein Mohseni Ejei hari Kamis (27/10/2022) menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan yang sekelompok peziarah Makam Ahmad bin Musa di tangan teroris, dan menekankan langkah tegas mengidentifikasi pelaku dan dalang kejadian tragis ini.
Ketua Mahkamah Agung Iran memanggil Ketua Pengadilan Provinsi Fars dan memberikan perintah tegas untuk menggunakan semua fasilitas keamanan dengan mengidentifikasi pelaku dan dalangnya.
"Insiden pahit dan malang ini harus ditangani sesegera mungkin dan pelaku dan pihak terkait harus dihukum berat," kata Ejei.
"Kebencian dan permusuhan musuh-musuh jahat bangsa revolusioner dan visioner Islam Iran sedemikian rupa sehingga mereka mewujudkan konspirasinya untuk mengganggu keamanan negara, kali ini dengan menyerang para peziarah Makam Ahmad bin Musa menjadi target permusuhan mereka," tegasnya.
"Badan intelijen, keamanan dan penegak hukum harus dengan cepat dan akurat mengejar semua pelaku dan dalang kejahatan ini dan menyerahkan mereka ke pengadilan negara,"papar Ejei.
Serangan teroris pada Rabu malam di Makam Shah Cheragh di Shiraz mengakibatkan kesyahidan 15 orang dan melukai 19 orang lainnya.

Raisi: Kejahatan Teroris di Shiraz Pasti akan Dibalas
Presiden Iran Ayatullah Sayid Ebrahim Raisi, dalam pesan belasungkawa atas terjadinya insiden serangan teroris di makam Shah Cheragh di Shiraz hari Kamis (27/10/2022) menyatakan, "Pengalaman menunjukkan bahwa musuh-musuh Iran, membalas dendam atas keputusasaan mereka untuk menciptakan perpecahan dan merusak barisan persatuan nasional dan kemajuan negara dengan melancarkan aksi kekerasan dan teror,".
"Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga orang-orang terkasih ini dan semua orang Iran atas kesyahidan dan luka-luka sejumlah peziarah Makam Ahmad bin Musa dalam serangan teroris ini," tulis Raisi dalam pesan dukanya.
"Pengalaman menunjukkan bahwa musuh-musuh Iran membalas dendam atas keputusasaan mereka untuk menciptakan perpecahan dan merusak barisan persatuan nasional dan kemajuan negara dengan melancarkan aksi kekerasan dan teror," tegasnya.
Presiden Iran juga menekankan, "Kejahatan ini pasti akan dibalas, dan lembaga keamanan dan penegak hukum segera mengidentifikasi kejahatan membabi buta ini, dan akan memberikan tanggapan keras terhadap para pelaku, aktor intelektual dan dalangnya,".

Menteri Kebudayaan Iran: Islamfobia Lahir dari Narasi-Narasi Ekstrem
Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran pada pertemuan Menteri Komunikasi negara-negara Muslim, menyebut Islamfobia sebagai akibat dari narasi-narasi yang direkayasa adidaya media dunia.
Mohammad Mehdi Esmaeili, Sabtu (22/10/2022) menghadiri pertemuan Menteri Komunikasi negara-negara Muslim, Organisasi Kerja Sama Islam, OKI, ke-12 di Istanbul, Turki.
Dalam pidatonya, Menteri Kebudayaan Iran menjelaskan bahwa narasi-narasi ekstrem tentang Islam, tercipta dengan bersandar pada motif-motif politik.
"Bagaimana mungkin kelompok-kelompok ekstrem semacam Daesh, dapat muncul dalam waktu yang relatif singkat," ujarnya.
Esmaeili menambahkan, "Islam adalah agama rahmat, kasih sayang dan persahabatan, hadis Nabi Muhammad Saw menjelaskan pengaruh unsur kasih sayang yang lahir dari inti pusat agama."
Menteri Kebudayaan Iran menegaskan, "Aktivitas di media sosial dan dunia nyata harus diubah untuk menjelaskan narasi-narasi yang benar, pasalnya hanya dengan cara ini kita bisa melawan Islamfobia."

Presiden Iran: Media dapat Mengemban Misi Menegakkan Keadilan
Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, media dapat menjaga dan melestarikan nilai-nilai dan martabat kemanusiaan untuk bangsa-bangsa dan dapat mengemban misi menegakkan keadilan di masyarakat.
Hal itu disampaikan Sayid Raisi dalam pertemuan dengan para peserta Sidang Umum Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik (OANA) ke-18 di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada hari Selasa, 25 Oktober 2022.
Dia menambahkan, hari ini adalah perang narasi. Dari satu peristiwa, berbeda cara menyampaikannya; satu kantor berita menceritakan dengan caranya, dan kantor berita lainya juga menceritakan dengan cara lainnya.
Bahkan, lanjutnya, tidak hanya dengan dua narasi, tetapi bisa 20 narasi dari sebuah peristiwa. Lalu narasi mana yang benar? Di sinilah poinnya untuk mencari narasi yang sesuai fakta dan kebenaran.
Presiden Iran menuturkan, dengan organisasi ini dan organisasi-organisasi serupa, kekuatan-kekuatan Barat yang dulu mendominasi dunia semakin menurun. Hari ini, kekuatan Amerika Serikat (AS) di dunia menurun.
"Menginginkannya atau tidak, mereka harus tahu bahwa kekuatannya menurun," tegasnya.
Dalam pidato di hadapan direktur senior, manajer, dan editor media internasional anggota-anggota OANA pada hari Selasa (25/10/2022) itu, Presiden Iran juga menyebutkan karakter dan misi media.
Sayid Raisi mengatakan, misi awak media adalah untuk menjaga independensi dan kemerdekaan dan identitas negara, khususnya di kawasan ini. Dia menambahkan, hari ini kita hidup di dunia informasi dan komunikasi, di mana banyak terjadi serangan terhadap budaya bangsa-bangsa, terutama bangsa-bangsa yang merdeka.
"Musuh ingin mencabut dan menghapus identitas negara-negara sehingga tidak ada negara merdeka di dunia dan di kawasan," tegasnya.
Presiden Iran menuturkan, media harus mampu menjaga dan melindungi kemerdekaan (independensi), identitas dan kebebasan bangsa-bangsa serta melindungi bangsa-bangsa dari serangan, ini adalah misi penting bagi media.
Sidang Umum Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik (OANA) ke-18 secara resmi dimulai di Tehran, ibukota Republik Islam Iran pada hari Senin (24/10/2022).
Sidang Umum OANA (the Organization of Asia-Pacific News Agencies) dibuka dengan pidato Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran Mohammad Mehdi Esmaeili dan berlangsung selama dua hari.
Sekitar 60 direktur senior, manajer, dan editor dari 35 negara anggota OANA hadir pada sidang yang membahas berbagai topik, termasuk pengembangan dan penguatan kerja sama media.
Sebelumnya, pada Sidang Umum ke-17 OANA, yang diadakan di Seoul, para anggota organisasi ini memilih mendukung Iran untuk memimpin putaran ke-18 sidang tersebut di Tehran.
Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik adalah asosiasi kantor berita dari negara-negara anggota UNESCO di kawasan Asia-Pasifik. OANA sebelumnya dikenal sebagai Organisasi Kantor Berita Asia, yang dibentuk pada tanggal 22 Desember 1961 atas inisiatif UNESCO dengan tujuan memfasilitasi informasi di antara negara-negara di kawasan tersebut.
Organisasi yang mencakup dua pertiga populasi dunia itu kini memiliki 43 anggota dari 35 negara di Asia dan Oseania. Iran, sebagai anggota lama, adalah presiden bergilir OANA dari 1997-2000. Tiga kantor berita Iran: Mehr News, Fars News dan Islamic Republic News Agency (IRNA) adalah anggota OANA.
Menciptakan keseimbangan terhadap arus informasi satu arah dan mencegah prosedur sepihak di bidang media dan berita adalah salah satu tujuan organisasi ini.
Saat ini, fungsi media massa yang beragam, seperti pemberitahuan dan pemberian informasi, menciptakan kohesi dan rasa memiliki sosial, memantau kinerja struktur kekuasaan dan menyediakan landasan bagi partisipasi publik dan pengawasan publik dalam sistem sosial, telah menjadikan media sebagai tempat yang menonjol dalam evolusi dan pelembagaan indikator dan elemen fundamental struktur politik dan budaya masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa media berita seperti surat kabar, radio, televisi, internet dan jejaring sosial sebagai salah satu lembaga penting masyarakat yang memiliki pengaruh terhadap keyakinan dan opini serta dimensi kehidupan manusia lainnya, dan menciptakan realitas politik dan sosial tertentu bagi masyarakat.
Sementara, kita menyaksikan fakta bahwa hari ini media Barat memberitakan dan mencerminkan peristiwa dan insiden dunia kepada audiens sesuai dengan pandangan dan tujuan mereka, dan di sebagian besar produk berita mereka adalah masalah menghadapi aktor dan kekuatan timur dan menahan serta mencegah meluasnya pengaruh regional dan internasional mereka.
Untuk itu, penyelenggaraan Sidang Umum OANA ke-18 dapat membantu meningkatkan komunikasi dan interaksi, serta meningkatkan hubungan persahabatan antar negara yang sedang menghadapi tantangan global. Bahkan, sidang ini dianggap sebagai jalan menuju kerja sama bilateral dan multilateral, Dengan memperkuat kerja sama, media-media Asia dapat mencegah berlanjutnya jalan tidak adil media-media Barat dan menyebabkan kegagalan monopoli media mereka.
Pada saat yang sama, harus diingat bahwa kapasitas negara-negara anggota OANA untuk mengkonsolidasikan dan memperluas kerjasama juga sangat tinggi. Negara-negara anggota OANA menyumbang 56% dari produk domestik bruto dunia, memiliki sekitar 50% perdagangan dunia, dan lebih dari 60% wilayah perairan serta lebih dari 25% volume transportasi udara.
Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran Mohammad Mehdi Esmaili dalam pidato pembukaan Sidang Umum OANA di Tehran menyinggung bahwa sidang ini dapat menjadi kesempatan untuk memperluas dan bertukar pengalaman profesional dan media di antara negara-negara dan bangsa-bangsa anggota organisasi ini.
"Negara-negara anggota organisasi ini, yang memiliki lebih dari setengah kekuatan ekonomi dunia, dapat meningkatkan kekuatan media mereka ke tingkat yang sama dan mengakhiri dunia unipolar media," ujarnya.
Mehdi Esmaeili menuturkan, kami berharap bahwa Sidang Umum OANA akan menjadi awal dari era baru kegiatan forum ini dan perannya yang lebih aktif dalam perkembangan media dunia saat ini dan masa depan.

Festival Internasional Film Pendek Tehran
Festival Internasional Film Pendek Tehran ke-39 telah berlangsung di Bioskop Taman Mellat, Tehran, ibu kota Republik Islam Iran dari hari Rabu (19/10/2022) dan berakhir pada hari Senin (24/10/2022).
Penutupan festival tersebut digelar di Milad Tower, Tehran, dan dihadiri oleh Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran Mohammad Mehdi Esmaili.

Sidang Umum OANA ke-18, Peluang untuk Patahkan Monopoli Media Barat
Sidang Umum Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik (OANA) ke-18 secara resmi dimulai di Tehran, ibukota Republik Islam Iran pada hari Senin (24/10/2022).
Sidang Umum OANA (the Organization of Asia-Pacific News Agencies) dibuka dengan pidato Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran Mohammad Mehdi Esmaeili dan berlangsung selama dua hari.
Sekitar 60 direktur senior, manajer, dan editor dari 35 negara anggota OANA hadir pada sidang yang membahas berbagai topik, termasuk pengembangan dan penguatan kerja sama media.
Sebelumnya, pada Sidang Umum ke-17 OANA, yang diadakan di Seoul, para anggota organisasi ini memilih mendukung Iran untuk memimpin putaran ke-18 sidang tersebut di Tehran.
Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik adalah asosiasi kantor berita dari negara-negara anggota UNESCO di kawasan Asia-Pasifik. OANA sebelumnya dikenal sebagai Organisasi Kantor Berita Asia, yang dibentuk pada tanggal 22 Desember 1961 atas inisiatif UNESCO dengan tujuan memfasilitasi informasi di antara negara-negara di kawasan tersebut.
Organisasi yang mencakup dua pertiga populasi dunia itu kini memiliki 43 anggota dari 35 negara di Asia dan Oseania. Iran, sebagai anggota lama, adalah presiden bergilir OANA dari 1997-2000. Tiga kantor berita Iran: Mehr News, Fars News dan Islamic Republic News Agency (IRNA) adalah anggota OANA.
Menciptakan keseimbangan terhadap arus informasi satu arah dan mencegah prosedur sepihak di bidang media dan berita adalah salah satu tujuan organisasi ini.
Saat ini, fungsi media massa yang beragam, seperti pemberitahuan dan pemberian informasi, menciptakan kohesi dan rasa memiliki sosial, memantau kinerja struktur kekuasaan dan menyediakan landasan bagi partisipasi publik dan pengawasan publik dalam sistem sosial, telah menjadikan media sebagai tempat yang menonjol dalam evolusi dan pelembagaan indikator dan elemen fundamental struktur politik dan budaya masyarakat.
Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dalam pidato di hadapan direktur senior, manajer, dan editor media internasional anggota-anggota OANA pada hari Selasa (25/10/2022) menyebutkan karakter dan misi media.
Sayid Raisi mengatakan, misi awak media adalah untuk menjaga independensi dan kemerdekaan dan identitas negara, khususnya di kawasan ini. Dia menambahkan, hari ini kita hidup di dunia informasi dan komunikasi, di mana banyak terjadi serangan terhadap budaya bangsa-bangsa, terutama bangsa-bangsa yang merdeka.
"Musuh ingin mencabut dan menghapus identitas negara-negara sehingga tidak ada negara merdeka di dunia dan di kawasan," tegasnya.
Presiden Iran menuturkan, media harus mampu menjaga dan melindungi kemerdekaan (independensi), identitas dan kebebasan bangsa-bangsa serta melindungi bangsa-bangsa dari serangan, ini adalah misi penting bagi media.
Tidak dapat dipungkiri bahwa media berita seperti surat kabar, radio, televisi, internet dan jejaring sosial sebagai salah satu lembaga penting masyarakat yang memiliki pengaruh terhadap keyakinan dan opini serta dimensi kehidupan manusia lainnya, dan menciptakan realitas politik dan sosial tertentu bagi masyarakat.
Sementara, kita menyaksikan fakta bahwa hari ini media Barat memberitakan dan mencerminkan peristiwa dan insiden dunia kepada audiens sesuai dengan pandangan dan tujuan mereka, dan di sebagian besar produk berita mereka adalah masalah menghadapi aktor dan kekuatan timur dan menahan serta mencegah meluasnya pengaruh regional dan internasional mereka.
Untuk itu, penyelenggaraan Sidang Umum OANA ke-18 dapat membantu meningkatkan komunikasi dan interaksi, serta meningkatkan hubungan persahabatan antar negara yang sedang menghadapi tantangan global. Bahkan, sidang ini dianggap sebagai jalan menuju kerja sama bilateral dan multilateral, Dengan memperkuat kerja sama, media-media Asia dapat mencegah berlanjutnya jalan tidak adil media-media Barat dan menyebabkan kegagalan monopoli media mereka.
Pada saat yang sama, harus diingat bahwa kapasitas negara-negara anggota OANA untuk mengkonsolidasikan dan memperluas kerjasama juga sangat tinggi. Negara-negara anggota OANA menyumbang 56% dari produk domestik bruto dunia, memiliki sekitar 50% perdagangan dunia, dan lebih dari 60% wilayah perairan serta lebih dari 25% volume transportasi udara.
Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran Mohammad Mehdi Esmaili dalam pidato pembukaan Sidang Umum OANA di Tehran menyinggung bahwa sidang ini dapat menjadi kesempatan untuk memperluas dan bertukar pengalaman profesional dan media di antara negara-negara dan bangsa-bangsa anggota organisasi ini.
"Negara-negara anggota organisasi ini, yang memiliki lebih dari setengah kekuatan ekonomi dunia, dapat meningkatkan kekuatan media mereka ke tingkat yang sama dan mengakhiri dunia unipolar media," ujarnya.
Mehdi Esmaeili menuturkan, kami berharap bahwa Sidang Umum OANA akan menjadi awal dari era baru kegiatan forum ini dan perannya yang lebih aktif dalam perkembangan media dunia saat ini dan masa depan.

Iran Produksi Delapan Sistem Pertahanan Siber
Kepala Organisasi Pertahanan Sipil Iran mengabarkan produksi delapan sistem strategis pertahanan siber di negara ini.
Brigjen Gholamreza Jalali, Selasa (25/10/2022) mengatakan, "Delapan sistem strategis pertahanan siber selesai diproduksi oleh perusahaan-perusahaan berbasis sains Iran."
Ia menambahkan, "Sistem pencegahan dan pengurangan serangan penolakan layanan terdistribusi skala nasional adalah salah satu dari delapan sistem ini yang bisa menciptakan kemandirian nasional, dan mencegah lalu lintas komunikasi serta mata uang asing ke luar negeri, dan meningkatkan kekuatan pertahanan siber serta independensi atmosfir siber."
Lebih lanjut Jalali menjelaskan, "Sistem pencegahan dan pengurangan serangan penolakan pelayanan terdistribusi skala nasional, mampu mengidentifikasi dan mengurangi serangan-serangan penolakan terdistribusi yang sangat diperlukan oleh infrastruktur-infrastruktur nasional."
Pada saat yang sama, Brigjen Jalali juga mengenalkan sistem Kontrol Pengawasan dan Akuisisi Data, dan Sistem Manajemen Energi, SCADA-EMS.
Kementerian Intelijen Iran Tangkap 10 Mata-Mata Mossad
Pusat Informasi Mahmakah Agung Iran mengabarkan penangkapan 10 orang yang dituduh bekerja sama dengan dinas intelijen Rezim Zionis Israel, Mossad.
"Sebagian besar mata-mata Mossad itu ditangkap di Provinsi Azarbaijan Gharbi, setelah berhasil diidentifikasi oleh Kementerin Intelijen Iran," tulis Pusat Informasi Mahmakah Agung Iran, Senin (24/10/2022).
Menurut keterangan Mahkamah Agung Iran, orang-orang ini mendapat arahan langsung dari para perwira intelijen Mossad, untuk mengenali pasukan-pasukan yang bekerja sama dengan dinas keamanan Iran, dan berusaha mengumpulkan informasi dengan menculik, mengancam serta menyiksa mereka.
Beberapa anggota kelompok tersebut diketahui menjalin kerja sama langsung dengan para perwira dinas intelijen Rezim Zionis Israel, Mossad. Orang-orang ini mendapat bayaran dari para perwira Mossad untuk pekerjaan yang mereka lakukan, yang dibayarkan tidak secara langsung.
Menurut pengakuan mata-mata Rezim Zionis ini, mereka melakukan panggilan video dengan para perwira Mossad secara langsung, dan melaporkan aksi-aksi mereka di Provinsi Azarbaijan Gharbi, Tehran dan Hormozgan.
Dalam aksi-aksinya mereka beberapa kali membakar kendaraan dan rumah sejumlah orang yang terkait dengan dinas keamanan Republik Islam Iran, lalu mengirim foto dan video aksinya ke Mossad, untuk mendapatkan bayaran.
Di beberapa kesempatan orang-orang ini bahkan berusaha menghilangkan nyawa seseorang, dan meneror aparat keamanan serta intelijen Iran, namun gagal.

Khatib Jumat Tehran: Iran akan Balas Serangan Teroris di Shiraz
Khatib Salat Jumat Kota Tehran Hujjatul Islam Mohammad Javad Haj Ali Akbari dalam khutbahnya, menanggapi serangan teroris di Kompleks Haram Suci Shahcheragh di Shiraz, provinsi Fars, Republik Islam Iran.
Dia mengatakan, pembalasan akan dilakukan tehadap orang-orang yang melakukan kejahatan ini, yaitu kubu arogansi dunia.
Seorang pria bersenjata menembaki peziarah di Kompleks Haram Suci Shahcheragh pada Rabu petang, 26 Oktober 2022, yang menyebabkan 15 orang gugur dan 19 lainnya terluka.
Seorang perempuan dan dua anak-anak juga di antara dari korban meninggal dalam teror di Kompleks Makam Ahmad bin Musa Al Kadzim as (Shahcheragh), salah satu cucu Nabi Muhammad Saw, itu.
Kelompok teroris Daesh (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan keji tersebut. PBB dan berbagai negara telah mengecam kejahatan mengerikan ini.
"Sungguh peristiwa yang pahit dan merenggut nyawa ketika orang-orang tertindas diberondong peluru saat mereka beribadah dan berziarah dengan sekeji itu," kata Hujjatul Islam Haj Ali Akbari dalam khutbahnya, Jumat (28/10/2022).
Khatib Salat Jumat Kota Tehran juga menyinggung pesan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Uzma Sayid Ali Khamenei mengenai kejahatan teroris di Shiraz.
Dia menuturkan, rasa sakit orang-orang yang dicintai dan penodaan terhadap tempat suci Ahlul Bait as tidak akan terkompensasi kecuali dengan mencari penyebab bencana ini dan mengambil tindakan tegas dan bijaksana tentang hal itu.
"Arogansi global telah mengambil dua isu: perubahan identitas dan menciptakan serta membuat ketidakamanan terhadap Republik Islam Iran," pungkasnya ketika menyinggng strategi kubu arogansi global untuk memukul Iran.

Ratusan Mahasiswa Iran Unjuk Rasa di Depan Kedubes Inggris
Ratusan mahasiswa dari universitas-universitas di Tehran menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar Inggris pada Kamis pagi, 27 Oktober 2022.
Dalam unjuk rasa yang dimulai pada pukul 10.00 waktu Tehran itu, para demonstran memprotes peran pemerintah Inggris dan media-media yang berafiliasi dengan London dalam kerusuhan dan kekacauan di Republik Islam Iran.
Presiden Iran: Dukung Daesh, AS Tak Bisa Klaim Diri Pembela HAM
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, Amerika Serikat sebagai pendukung kelompok teroris Daseh, tidak bisa mengklaim diri sebagai pembela hak asasi manusia.
Sayid Ebrahim Raisi, Kamis (27/10/2022) mengecam serangan teror ke Makam Ahmad bin Musa Al Kadzim (Shah Ceragh) di kota Shiraz kemarin, dan menanggapi statemen kelompok teroris Daesh yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.
Raisi menuturkan, "Siapa yang mendukung kelompok teroris ini, dan mengirimnya untuk membunuhi bangsa-bangsa kawasan. Sekarang pertanyaan rakyat Iran, dan para penuntut kebebasan dunia adalah ketika AS secara resmi mengakui telah membentuk Daesh, bagaimana mungkin tanpa malu mengklaim diri pembela HAM."
Ia menambahkan, "Masyarakat dunia menyaksikan bagaimana AS yang berkoar-koar soal kemanusiaan dan HAM meneror Letjen Syahid Qassem Soleimani, komandan perang melawan terorisme."
Presiden Iran menegaskan, "Dunia ingin bangsa Iran tidak independen dan tidak maju, tapi bangsa Iran bertekad untuk mulia dan terhormat, berdiri di atas kaki sendiri, dan tidak pernah mau tunduk pada kubu arogan dunia. Saya tidak ragu perang ini akan dimenangkan oleh bangsa besar Iran.".
Komandan IRGC: Pendukung Teror Shiraz akan Terima Balasan Kejahatannya
Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC mengucapkan belasungkawa atas gugur dan terlukanya puluhan peziarah di Makam Ahmad bin Musa, kota Shiraz.
Mayjen Hossein Salami, Kamis (27/10/2022) mengatakan, "Api kemarahan dan pembalasan rakyat Iran yang tercerahkan, cerdas dan selalu siaga, akan membakar para teroris, dan mereka akan menerima balasan atas kejahatan kejinya."
Ia menambahkan, "Kekejian mengerikan ini membuktikan bahwa musuh-musuh kemuliaan, kekuatan dan kemajuan Iran, dalam meraih ambisi dan cita-cita busuknya akan melakukan kejahatan apa pun."
Menurut Mayjen Salami, musuh Iran, bahkan tidak segan untuk membantai dan menumpahkan darah perempuan dan anak-anak lemah, bahkan ketika mereka sedang salat dan bermunajat kepada Allah Swt di Makam Keluarga Suci Nabi Muhammad Saw.

Mengapa Pencabutan Sanksi terhadap Iran Penting bagi Dunia ?
Di saat negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat terus melancarkan tekanan maksimum terhadap Iran, pemerintah di kawasan menentangnya dan menekankan urgensi pencabutan sanksi terhadap Tehran demi kepentingan stabilitas global, terutama keamanan energi
Terkait hal ini, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan kembali pentingnya pencabutan sanksi AS terhadap Iran yang diperlukan untuk mengatasi krisis energi di dunia. Pejabat Turki ini mengungkapkan,"Ketika krisis energi di dunia yang semakin meningkat, terutama di Eropa, karena sanksi terhadap Iran dan kemudian Rusia; satu-satunya cara untuk meredam krisis ini dengan membatalkan sanksi terhadap Iran,".
Menteri luar negeri Turki hari Jumat menyinggung keputusan OPEC+ untuk mengurangi produksi minyaknya yang mengarah pada kenaikan harga emas hitam itu. Cavosoglu menekankan, "Jika Anda ingin harga minyak turun, maka segera hapus sanksi terhadap Iran"
Kepala jawatan diplomasi Turki juga menyebut ancaman Amerika Serikat terhadap Arab Saudi karena keputusannya mengurangi produksi minyak sebagai aksi premanisme, dengan mangatakan, "Kami melihat pemerintah Amerika mengancam Arab Saudi yang bergabung bersama negara pengekspor minyak lainnya. Aksi pemaksaan demikian tidak benar, bukan?"
Permintaan otoritas Turki untuk membatalkan sanksi terhadap Iran bukanlah isu baru. Pejabat Turki menyadari pentingnya peran Iran dalam memastikan keamanan pasar energi dunia, dan selalu menuntut pencabutan sanksi ilegal AS terhadap Iran.
Dalam hubungan ini, kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa Amerika berusaha untuk mengontrol Uni Eropa dan Jepang dengan sanksi minyak dan gas terhadap Iran dan Rusia. Jelas dalam masalah ini, Inggris selalu berdiri di samping Amerika Serikat dan mencoba mengeksploitasi negara-negara ini dengan menekan Uni Eropa dan Jepang.
Tentu saja, upaya bersama Amerika dan Inggris dalam membatasi aliran pasokan energi antara negara pengekspor ke pengimpor migas merupakan faktor terpenting yang mereka gunakan untuk memajukan kepentingan mereka di dunia. Dengan alasan ini, pejabat pemerintah Ankara, menyadari fakta tersebut sambil memperingatkan Amerika dan Inggris, serta berusaha untuk membangunkan pemerintah Eropa dan Jepang dari dampak kebijakan keliru Amerika.
Pasalnya, krisis energi di dunia menjadi masalah serius menjelang musim dingin. Pengulangan tuntutan klise Barat terhadap Iran pada akhirnya menempatkan Uni Eropa dan Jepang dalam masalah serius. Tekanan dikte AS untuk melanjutkan sanksi ilegal terhadap Iran diintensifkan dalam situasi ketika Washington sedang berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari pusaran krisis.
Tip Kurulu, seorang pakar ekonomi Turki mengungkapkan, “Imperium dolar AS secara bertahap sedang mengarah menuju kejatuhan. Sekarang langkah penting bagi negara-negara kawasan adalah memperkuat hubungan timbal balik. Penguatan hubungan negara-negara kawasan tidak akan membiarkan Amerika Serikat melemahkan hubungan bersama kita. Dari sini, kita bisa memanfaatkan kelemahan ekonomi Amerika Serikat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antarnegara kawasan. Mari kita manfaatkan".
Dalam hal ini, otoritas Iran dan Turki telah mengerahkan segala upaya untuk mengurangi dampak tindakan negatif Amerika dalam hubungan timbal balik dengan menempatkan penguatan kerja sama regional sebagai agendanya. Misalnya, penekanan otoritas Tehran dan Ankara untuk meningkatkan volume perdagangan hingga 30 miliar dolar sebagai masalah yang telah diangkat berkali-kali.
Pakar ekonomi mengatakan bahwa nilai pertukaran perdagangan antara Iran dan Turki dapat dipertimbangkan sebagai dasar untuk langkah selanjutnya dalam rangka memajukan hubungan ekonomi dan perdagangan Tehran-Ankara dan membangun perdagangan bebas antara kedua negara.
Kebijakan yang salah dari pemerintah barat yang dipimpin oleh AS ini telah menimbulkan banyak kerusakan pada negara-negara kawasan dan dunia. Namun di sini lain, hal tersebut justru memperkuat kerja sama timbal balik antara Iran dan Turki.
Penekanan otoritas kedua negara tetangga dan Muslim pada pembentukan "mata uang bersama umat Islam" dengan tujuan mempercepat perluasan hubungan antara negara-negara Muslim dan pengaturan mekanisme seperti perdagangan dengan mata uang nasional dan pertukaran barang antara kedua negara sebagai salah satu contoh lain dari hubungan konvergensi antara Tehran dan Ankara yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir.