Ternyata Ini Lho yang Dikejar Musuh dalam Kerusuhan di Iran
Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Khamenei dalam pidato terbaru menyinggung kerusuhan yang terjadi di Republik Islam Iran dan mengungkap tujuan-tujuan musuh yang sebenarnya.
"Sekelompok orang ingin berpura-pura seperti ini, dan orang-orang asing berpura-pura seperti ini dalam propaganda mereka bahwa dalam kerusuhan ini, --yang beberapa orang, beberapa orang turun ke jalan dan berteriak dan mengutuk, dan memecahkan kaca di suatu tempat, dan membakar tong sampah, dan sebagainya-- mereka menentang sisi-sisi lemah negara, kelemahan manajemen, kelemahan ekonomi, dan kelemahan orang tertentu. Tidak! Saya mengatakan kepada Anda, justru yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka ingin menghapus titik-titik kuat kita, keamanan kita. Keamanan adalah salah satu titik kuat negara kita, " kata Rahbar dalam pidatonya pada hari Senin (9/1/2023).
Pidato tersebut disampaikan Ayatullah Khamenei dihadapan ratusan warga kota Qom di Huseiniyah Imam Khomeini ra, Tehran, ibu kota Republik Islam Iran dalam kerangka memperingati peristiwa bersejarah 19 Dey.
"Mengenai studi dan belajar ilmu pengetahuan. Kita bangga karena dari sisi sains, kita mencapai kemajuan seperti ini. Di mana tempat untuk belajar ilmu pengetahuan itu? Tentunya di pusat-pusat pendidikan dan pusat-pusat ilmu pengetahuan. Nah, mereka menarget pusat-pusat ini agar tutup dan tidak terjadi proses belajar dan studi ilmu pengetahuan. (Mereka ingin agar di Iran) tidak ada keamanan, tidak ada studi ilmu pengetahuan, dan mereka tidak ingin adanya pertumbuhan produksi dalam negeri," tambahnya.
Rahbar menuturkan, mereka juga menarget pariwisata yang merupakan salah satu kebijakan pemerintahm, sebab pariwisata memiliki pendapatan yang bagus, dan musuh tidak ingin hal ini tidak terjadi.
"Mereka ingin menghentikan titik-titik kuat kita. Benar bahwa kita memiliki masalah ekonomi, dan tidak ada keraguan dalam hal ini, kita memiliki masalah mata pencaharian masyarakat, tetapi apakah masalah ekonomi dapat diselesaikan dengan membakar tong sampah? Apakah masalah itu bisa terselesaikan dengan datang dan membuat kerusuhan di jalan? Mereka tidak ingin melenyapkan titik-titik lemah, tetapi mereka ingin menghancurkan titik-titik kuat. Iya, ini adalah pengkhianatan, dan tentu saja itu adalah sebuah pengkhianatan, dan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab harus menangani pengkhianatan ini dengan serius dan adil, dan mereka harus melakukannya," jelasnya.
Di bagian lain pidatonya, Rahbar menekankan pentingnya menghidupkan dan mempelajari peristiwa 19 Dey.
"Kebangkitan besar yang dipelopori masyarakat Mukmin dan revolusioner Qom, pecah di seluruh penjuru Iran, berbuah penggulingan rezim diktator, keluarnya Iran dari cengkeraman Barat, dan hidupnya kembali identitas sejarah serta Islam negara ini, pasalnya di era Pahlavi, Iran diinjak-injak oleh kaki kebudayaan yang salah, dan dominasi politik-militer Amerika Serikat," tuturnya.
Rahbar menganggap Pertahanan Suci sebagai contoh gemilang bagaimana rakyat Iran, mencapai hasil dari rasa bertanggung jawab, terjun tepat waktu dan kerja kerasnya dengan mengambil segala risiko.
"Saddam Hussein diktator Irak, dengan semua fasilitas luas yang dimiliki, dan dukungan AS, Uni Soviet, NATO dan negara-negara reaksioner, menyerang Iran untuk memecah belah negara ini, tapi Iran dalam perang ini menang, dan mereka sama sekali tidak bisa berbuat apa pun, bahkan untuk memisahkan sejengkal tanah negara ini," ujarnya.
Menurut Ayatullah Khamenei, kemenangan Revolusi Islam, dan selamatnya Iran dari dominasi AS, merupakan alasan utama permusuhan terhadap Republik Islam Iran.
Pada saat yang sama Rahbar menyinggung publikasi dokumen rahasia terklasifikasi dari salah satu institusi kredibel AS, terkait perintah mantan Presiden AS, Jimmy Carter untuk menggulingkan pemerintahan Republik Islam Iran, hanya 10 bulan setelah kemenangan Revolusi Islam.
"Dalam dokumen rahasia tersebut, Carter memerintahkan CIA untuk menggulingkan Republik Islam Iran, dan strategi pertama yang digunakan untuk menggulingkan Republik Islam Iran adalah penggunaan propaganda," imbuhnya.
Tanggal 19 Dey 1356 HS (9 Januari 1978), warga kota Qom, Iran menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menentang kediktatoran rezim Shah Pahlevi. Unjuk rasa ini merupakan protes luas pertama yang terjadi di Iran setelah 14 tahun berlalu sejak Kebangkitan 5 Januari 1964.
Aksi ini semakin membangkitkan jiwa perjuangan rakyat Iran untuk melawan rezim tiran yang didukung Amerika Serikat. Demonstrasi tersebut merupakan respon terhadap publikasi artikel yang menghina Imam Khomeini ra di sebuah surat kabar terbitan Tehran, Ettela'at.
Pada hari itu, ulama, santri dan masyarakat kota Qom berkumpul di masjid A'dham dan menyerukan yel-yel antirezim Shah. Aparat keamanan merespon demonstrasi ini dengan senjata sehingga banyak pendemo yang gugur syahid atau terluka.
Sebagian besar ulama kota Qom diasingkan oleh rezim Shah ke kota-kota lain. Setahun kemudian, Revolusi Islam meraih kemenangannya di Iran dan rezim Shah berhasil digulingkan. (RA)